28 Sep 2016

Vida View Makassar: Investasi Hunian yang Nyaman dengan Passive Income yang Tinggi



Beberapa waktu lalu saya chatting dengan adik sepupu, dia bekerja di sebuah bank asing di Jakarta. Kami sangat jarang berjumpa, pertemuan terakhir kalau tidak salah 3-4 tahun silam. Saya mengetahui kabarnya dari ngobrol online atau lewat media sosialnya saja. Di sela percakapan, saya sempat menanyakan tempat tinggalnya.

“Di apartemen Kak” kata dia

Saya sudah menduga kalau sewa apartemen pasti mahal karena kos-kosan di daerah saya saja sampai sejuta per bulan, padahal hanya kota sedang, apalagi ini di Jakarta. Ternyata benar lumayan mahal, sekitar dua juta. Dia sih terlihat santai saja, mungkin karena memang penghasilan besar dan masih lajang pula. Bagi saya duit segitu bisa dialokasikan ke beberapa pos-pos pengeluaran, seperti tagihan listrik, telepon, atau susu anak. Menurut dia pilihan terbaik tinggal di apartemen karena dekat dari kantornya, agar tidak kelamaan di jalan.

Memang bagi kebanyakan orang apalagi pekerja-pekerja muda seperti adik saya itu, menghabiskan ongkos dan tenaga di jalan adalah pilihan terakhir. Mereka menginginkan kepraktisan, apalagi jika isi dompet memang memungkinkan untuk itu, ya why not.

Berbicara soal apartemen, kemarin saya sempat nonton acara dK show, acaranya asyik karena host-nya Donny De Keizer sangat kocak. Tidak terhitung berapakali saya tergelak dengan banyolan dia. Pada saat narasumber sedang serius menjelaskan, dia seringkali memotong dengan gurauan, benar-benar bikin suasana cair dan asyik.

Narasumber yang hadir pada episode tersebut adalah Panangiang Simanungkalit dan Aidil Akbar, keduanya sama-sama suhu, satunya pakar properti dan satunya lagi perencanaan keuangan. Dari mereka saya mendapatkan bayangan tentang investasi properti, khususnya apartemen.

Kenapa sih orang beli properti?

Ada tiga alasan sebenarnya, yaitu kebutuhan, gaya hidup, dan investasi. Dari ketiga alasan tersebut, kebutuhan dan investasi tentu saja adalah motivasi terbaik kita membeli properti. Misalnya pengantin baru ingin membeli rumah karena segan tinggal di pondok mertua indah (alasan kebutuhan), atau orang-orang yang sudah punya rumah tapi ingin menambah properti lagi untuk disewakan atau dijual kembali (alasan investasi).

Masyarakat kelas menengah ke atas di negara kita ini banyak, bahkan meledak dibandingkan era sebelumnya. Banyak bisnis berjalan baik, profit perusahaan tinggi, pendapatan pelaku usaha dan karyawannya pun meningkat, tapi mereka bingung menginvestasikan penghasilan mereka di mana. Di sisi lain bunga deposito mengalami penurunan, sehingga banyak yang beranggapan daripada uang ditabung lebih baik dibelanjakan properti. Lagipula properti adalah bisnis nyata, ada fisiknya dan kelihatan oleh mata. Berbeda dengan saham, deposito, dan danareksa yang dianggap lebih berisiko oleh sebagian orang. Masyarakat lebih cenderung merasa nyaman menanamkan modalnya pada sesuatu yang berwujud, lebih menimbulkan perasaan aman.

Pertanyaan selanjutnya kenapa memilih apartemen, bukan tanah atau rumah?

Alasannya macam-macam, antara lain berikut ini:

Lahan semakin sempit

Makin lama lahan semakin sempit, harga tanah bertambah mahal. Selain itu, tanah akan lebih sulit terbeli jika tidak punya dana tunai, karena saat ini bank belum menyediakan kredit pembelian tanah, melainkan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) saja. Tambahan, pun misalnya tanah sudah terbeli, terbentur lagi soal biaya pembangunan. Makin kesini biaya pembangunan rumah semakin tinggi, bayangkan kisaran rupiah untuk rumah sederhana saja sekitar 3,5-4,5 juta per meter, yang mewah tentu lebih mahal lagi, bisa mencapai angka 8 -8.5 juta per meter. Karena semakin sempitnya lahan, sementara jumlah penduduk dan kebutuhannya akan hunian semakin meningkat, solusi paling efesien bagi pengembang adalah menawarkan bangunan vertikal seperti apartemen.

Rumah semakin mahal

Tidak hanya di Jakarta, harga rumah yang semakin mahal juga berlaku di Makassar. Jangankan di pusat kota, membeli hunian di daerah tepian saja membutuhkan dana beberapa ratus juta per unitnya. Seorang teman membeli rumah 200an juta di pinggiran kota Makassar, 2-3 tahun kemudian harganya melonjak sampai 600 jt. Di kota bagaimana? Tante saya pernah menjual rumahnya seharga 4 M, rumah tersebut dia beli dengan harga 1 M, selisih waktu antara jual dan beli tidak seberapa, kurang dari 5 tahun.
Dengan pertimbangan harga rumah tersebut, masyarakat yang mendambakan hunian di pusat kota bisa menjatuhkan pilihan pada apartemen.

Alasan efesiensi

Memang dengan tinggal di apartemen berarti kita bersedia dengan living space yang terbatas, luas apartemen tentu saja tidak bisa disamakan dengan rumah yang berpekarangan. Kita harus berbagi lobi, parkiran, kolam renang dengan penghuni yang lain. Oleh karena itu untuk mengganti keterbatasan tersebut, biasanya apartemen selalu menawarkan kemudahan bagi penghuninya; fasilitas diperlengkap, akses kemana-mana mudah, ongkos jalan bolak-balik rumah-kantor-rumah diminimalkan.

Untuk Investasi

Jika calon pembeli sudah punya rumah tinggal tapi berencana menjadikan apartemen sebagai salah satu portofolio investasinya juga bisa. Pemodal yang ingin mendapat passive income yang tinggi perbulan bisa menanamkan modalnya dengan membeli apartemen. Sewa sebuah kamar apartemen relatif lebih tinggi daripada kamar kos atau rumah sekalipun. Seperti contoh sepupu saya tadi uang yang harus dia sisihkan 2 juta rupiah, bandingkan dengan sewa kamar kos yang hanya 500 rb-1000.000/bulan, bahkan jika dibandingkan dengan rumah yang sewanya per tahun pun, harga sewa apartemen masih jauh lebih mahal.

Apartemen diperjualbelikan juga tak kalah menguntungkan. Investasi properti sebenarnya adalah jenis investasi jangka panjang, tapi tidak menutup kemungkinan memberikan keuntungan ratusan persen hanya dalam kurun waktu 2-3 tahun, bahkan bisa terjadi dalam hitungan bulan. Jika sudah demikian kondisinya, Aidil Akbar menyarankan, sah-sah saja untuk menjualnya kembali.

Aidil Akbar adalah seorang perencana keuangan muda yang sukses memiliki banyak asset properti. Asetnya tidak hanya di Jakarta atau kota-kota besar daerah Jawa saja tapi sampai di Papua. Ketika ditanya triknya beternak properti, tidak sungkan beliau menjelaskan sebuah contoh:

Jika punya uang 700 jt misalnya, jangan dibelikan satu apartemen saja, tapi jadikan uang muka untuk pembelian 2-3 buah apartemen. Tentu saja dengan syarat pembeli punya kemampuan menyicilnya. Jika tidak, sebisa mungkin ketiga apartemen tersebut bisa membayar cicilannya sendiri dengan cara menyewakannya. Penghasilan dari penyewaan tersebut akan menutupi cicilan. Ketika harga apartemen sudah naik berkali-kali lipat, salah satu apartemen bisa dijual kembali, hasil penjualan dipergunakan untuk melunasi apartemen yang lainnya.

Kadang kala kita menemukan penawaran apartemen yang fisiknya belum jadi tapi sudah ditawarkan ke masyarakat. Panangiang Simanungkalit menyarankan, ketika apartemen tersebut memang cukup menjanjikan keuntungannya di masa depan, sebaiknya kesempatan diambil saja. Biasanya kan harga bangunan belum jadi lebih murah ya, jadi ketika harga apartemen sudah naik minimal 30 persen saja, kepemilikan apartemen tersebut bisa dijual kembali, hasil jualnya dipakai untuk membeli apartemen baru lainnya.

Di Indonesia, apartemen sudah mulai ada sejak tahun 70an, tapi masih terbatas di ibukota negara saja yaitu Jakarta. Dari tahun ketahun pertumbuhan apartemen sejalan dengan meningkatnya penduduk Jakarta, jika pada tahun 1970-2000 jumlah apartemen hanya 25.000 unit saja, dalam kurun waktu 11 tahun saja sudah melonjak di angka 125.000, oleh Pak Panangiang, jumlah apartemen diperkirakan akan mencapai 300.000 unit ditahun 2015 - 2020.

Tidak hanya di Jakarta dan sekitarnya, trend hunian vertikal juga sudah merambah kota Makassar. Perkembangan ekonomi ibu kota propinsi Indonesia bagian tengah ini terbilang sangat pesat, termasuk di bidang properti, kenaikan pertumbuhan bisnis properti sekitar 10-15 persen pertahun. Sementara di kota-kota lain, dalam kondisi perekonomian nasional yang belum putih cenderung melambat, bahkan ada yang stagnan. Hal ini dikemukan oleh Tirta Sertiawan, seorang praktisi pemasaran properti.

Vida View Makassar

Melihat potensi market tersebut Ciputra group dan Galesong group menawarkan konsep hunian vertikal di tengah kota untuk masyarakat Kota Makassar dan sekitarnya. Vida View merupakan perpaduan area residensial dan komersial yang memadukan 3 tower apartemen 42 unit shophouses eksklusif dan 8 unit kios. Unit-unit apartemen ditawarkan dalam 3 tipe dengan luas mulai 21.85 – 47.3 m2, dengan penataan ruang yang ditujukan untuk menciptakan kenyamanan, spacious ambiance supaya memberikan impresi lapang dan luas serta elegan.

Kenapa memilih Vida View Makassar?

Jika dirangkum, setidaknya ada 6 poin yang membenarkan calon investor menetapkan pilihan pada Vida View Makassar.

Pengembangnya terpercaya

Siapa yang tidak kenal Ciputra Group? Seperti yang tertulis di Wikipedia, Ciputra grup adalah salah satu perusahaan properti Indonesia terkemuka. Didirikan pada tahun 1981, pengembangan properti perumahan skala besar dan komersial adalah keahlian bisnis dan inti perusahaan. Sebagai developer national yang terpercaya, perusahaan ini sudah mengantongi banyak penghargaan atas prestasinya, salah satu contohnya, pada tahun 2015 Ciputra Group meraih BTN Property Award 2015 kategori Kemitraan Utama Pengembang Prima , Sebagai Pengembang dengan Pembangunan Kawasan Hunian Terpadu Terbanyak Seluruh Indonesia. Ciputra Group memiliki Berpengalaman bertahun-tahun, bahkan bertahan melewati masa tersulit perekonomian pada tahun 1998 yang membuat ambruk banyak perusahaan lain. Nah Ciputra group inilah yang menjadi pengembang apartemen Vida View Makassar.

Return of investment tinggi

Seperti yang dikemukan di awal, pertumbuhan ekonomi kota Makassar yang sangat pesat, rata-rata di atas 9 persen per tahun, dengan potensi market yang sangat besar pula membuat Makassar tumbuh sebagai kota metropolitan. Karena itu, saat ini kota Makassar membutuhkan hunian modern (apartemen) untuk masyarakat perkotaannya. Sejak dipasarkan pada tahun 2014, Vida View Makassar sudah mengalami kenaikan harga sebanyak 3 kali. Pada tahun 2014 saja harga yang dipasarkan adalah 343jt, sekarang meningkat dengan harga paling murah 462 jt. Tingkat kenaikannya mencapai 26 persen, jadi jika ingin dijual kembali akan memberikan selisih harga yang lumayan tinggi.

Penyewaan apartemen juga cukup menjanjikan, sekitar 4-8 juta perbulan.

Berada di kawasan central business district (CBD) Makassar

Letaknya benar-benar strategis, berada di kawasan central business ditrict (CBD) Makassar, yaitu di Jl Boulevard. Apartemen ini dikelilingi mall, bank, perkantoran, sekolah, pusat kuliner, dan dekat dari pintu tol. Ke bandara juga sangat mudah, hanya sekitar 15 menit saja.

Fasilitas lengkap

Vida view Makassar akan menyediakan sarana kebugaran, seperti fitness center, mini Olympic pool, kids pool, jogging track changing room, futsal . Selain itu juga ada sky garden , children playground, SPA, smart card, mail box, BBQ area, lawn, gazebo, multi function plaza, bench & reflexology path, multipurpose room, intercom system, 1000 car parking lots dan fasilitas lainnya, sehingga penghuni apartemen tidak perlu pergi terlalu jauh untuk memenuhi kebutuhannya.

Praktis

Penghuni juga tidak perlu direpotkan untuk mencari tukang buat mengurus taman dan mengeluarkan biaya untuk perbaikan sarana pembuangan, air, atau sirkulasi udara, karena akan ada pengelola yang bertanggung jawab mengurus hal itu.

Tingkat keamanan tinggi

Seperti kita tahu bersama kejahatan di Makassar semakin meningkat, begal ada di mana-mana, bahkan seseorang bisa dibegal di teras rumahnya sendiri. Vida View Apartemen menyediakan penjagaan 24 jam dan CCTV yang memantau agar penghuninya merasa aman dan tentram beristirahat di huniannya.

Demikianlah sekilas tentang apartemen Vida View Makassar, sebuah pilihan hunian berkelas hotel bintang 5 yang menjanjikan passive income yang tinggi.

#mariinvestasi

Sumber :
http://www.vidaviewmakassar.com/booming-apartemen-di-makassar-tinggal-tunggu-waktu/

9 komentar:

  1. Kalau ditelusuri, menguntungkan memang apartemen sebagai investasi. Tapi kalau untuk ditinggali, nda ji saya deh, masih sy pilih rumah :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga pilih rumah kalau buat ditinggali, kalau untuk investasi apartment memang menjanjikan sih

      Hapus
  2. Iya bener. Ini investasi yang oke krn balik modalnya cepat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masalahnya disaya cuma satu, modalnya tidak ada :D

      Hapus
  3. Pertimbangan fasilitas gratis juga harus dimasukkan. Krn ini yg membedakan apartemen dengan tempat kost atau rumah kontrakan

    BalasHapus
  4. Sepertinya cukup menjanjikan.....

    BalasHapus
  5. Salah satu investasi yang punya imbal hasil tinggi adalah properti, termasuk apartment

    BalasHapus

Ada palekko ada kanse
Disantap dengan sambal cobek tumis
Leave any comment please
Yang penting tidak bikin penulis meringis