14 Jun 2014

Guru Kecilku

Saya selalu ajarkan Naylah untuk mengucapkan kata tolong jika meminta sesuatu, utamanya kepada yang lebih tua. Kejadian kemarin, kami duduk ngumpul diruang tengah, ada Naylah dan adiknya bermain, ada assisten RT, Naylah memanggilnya dengan sebutan Tante Tia, juga sedang duduk tidak jauh dari kami. Saya membutuhkan pulpen yang kebetulan ada didekat Tante Tia, saya minta tolong dengan mengucapkan “tabe” sambil menunjuk pulpennya. Tiba-tiba kakak nyeletuk “ Mama orang Tua ya?”. “iya nak” jawabku dengan heran. “kenapa mama tidak bilang tolong sama Tante?”. Nah lho… keluar lah penjelasanku, kalau dalam bahasa bugis, kata “tabe” itu bisa berarti “tolong” 
Kejadian lain masih seputar Tante Tia ini, saya dan suami sedang membicarakan Tante Tia ini, dan kakak ada didekat kami, tentunya sedang bermain. Ketika membicarakan assisten RT kami, saya hanya menyebut namanya tanpa embel2 Tante. Naylah nyeletuk lagi . “ Ma, bukan Tia…Taanteee Tiiiia”
Dari semua assistant RT yang pernah bekerja pada kami, Tante Tia inilah yang paling disukai Naylah. Orangnya lembut, sabar, dan suaranya tidak keras. Dia juga betah main dengan anak-anak. Hanya 1 kekurangannya, sering cuti :-( 
Masih banyak hal2 yang seringkali diingatkan oleh Kakak. Jika kami sudah menjelaskan sesuatu kepadanya, siap2lah jaga sikap, karena dia akan mengingatkannya. Misalnya ketika adzan berkumandang, dia akan bilang “ ssst…jangan ribut…..adzan”, walaupun dilain hari biasanya dialah yang paling ribut. Atau ketika waktu makan, ini diajarkan oleh guru Tknya, dan dipraktekkan kakak dirumah waktu disuap “Ma, kalau makan tidak boleh bicara”, padahal dia mengatakan itu dengan mulut penuh nasi hahaha. She is my little teacher.

5 Jun 2014

Liburan keluarga bisa hemat kok

Lama nian tidak buka blog, untung masih ingat passwordnya. Kali ini postingannya kegiatan ahad kemarin, temanya, liburan keluarga yang simple dan hemat. Sebenarnya liburan itu tidak harus keluar biaya lho, seperti kegiatan kami weekend kemarin.

Setelah pekerjaan rumah beres, ada sisa ubi ungu didapur, dikit sih tapi cukup untuk buat donat. Resep yang saya pakai pakai terigu 300gram, tapi karena timbangnya pake ilmu ajaib (baca ilmu kira2 :p), hasilnya adonan susah kalis. Mungkin juga karena kebanyakan air waktu blender ubi ungunya. Setelah dibanting, diremas luaamaa buanget, akhirnya kalis juga. Kalau ingat bagian ini rasanya kapok bikin donat, tidak mau lagi.

Setelah didiamkan 30 menit, adonan mengembang sempurna tapi susah dibentuk jadi donat karena lembek, jadi diakali dibuat bulat2 kecil, didiamkan dan ditusuk pakai telunjuk sewaktu mau digoreng. Surprised juga jadi donatnya dan rasanya aduhai uenakkkk, tidak pake topping apa2 pun terasa enak. Berhubung Naylah suka dengan coklat, tinggal diolesi dengan mentega dan ditaburi coklat tabur, Naylah makan donat dengan lahapnya

Sore habis sholat azar, kami berangkat dengan setoples donat ke pantai. Pantai tenang, jernih, dan tumben2 tidak ada sampahnya. Ini kali ke-2 adek kepantai, dia sudah tidak takut lagi, tidak ada drama 1 babak lagi. Malah main sampai kaki tangan keriput kedinginan. Naylah tidak usah ditanya, lari2an sendiri dan berani main ketengah.

Sambil main dilaut, kita makan donut ubi ungunya, bapak –anak makan dengan lahap, rasanya worth it banget capeknya bikin donut .

Oh ya, setiap mau pulang dari pantai, biasanya ada acara nangis2, acara membujuk Naylah sekitar setengah jam untuk pulang, kali ini enteng, Naylah nurut dan minta sering2 dibawa kepantai.

Liburan kali ini menyenangkan, berkualitas dan hemat, anak2 senang dan tidak capek. Membekas dihati mereka. Ini hasil gambar Naylah melukiskan suasana pantai kemarin.
Ada bapak gendong adek, trus ada mama main sama Naylah, langitnya warna orange karena sudah sore. Ada kerikil-kerikil warna hitam, yang kata Naylah tusuk2 kaki hahaha, anak pintar.