26 Sep 2015

5 Alasan Orang Betah di Warung Kopi

Warung kopi adalah tempat nongkrong pecinta kopi, atau bukan pecinta kopi. Warung kopi sekarang sudah berevolusi dari yang tadinya hanya sekedar tempat minum kopi, menjadi tempat melakukan berbagai hal. Ada yang ke warung kopi murni untuk minum kopi karena memang suka kopi. Ada yang ke warung kopi untuk akses internet. Warung kopi yang kekinian rata-rata dilengkapi dengan wifi yang bisa diakses gratis. Ada juga yang tidak suka kopi tapi ke warung kopi, entah karena menemani pacar atau suami, atau di warung kopi itu memang menyediakan jus atau gorengan favoritnya.

Warung kopi sudah meluaskan fungsinya, bukan sekedar tempat minum kopi saja, tapi tempat apa saja, yang suka catur, main catur di sana, yang suka membaca, ya membaca di sana, yang suka melamunpun melamun di sana. Tak heran warung kopi menjamur bak jamur di musim hujan, tapi tidak mati walaupun musim panas.

Saya suka minum kopi. Walaupun bukan pada tahap kecanduan, saya bukan tipe orang yang uring-uringan jika tidak menyeruput kopi hitam seharian. Tapi ada waktu-waktu tertentu yang saya membutuhkan kopi lebih dari segala hal. Waktu-waktu jika kepala terasa pening, pagi hari ketika akan melalui hari yang berat (baca lembur), ketika harus menahan kantuk, atau ketika tubuh memang sedang menginginkan kafein. Ketika memasuki waktu-waktu itu, secangkir kopi hitam akan menjadi tawaran yang tak bisa ditolak, permintaan yang harus dipenuhi. A cup of coffee always be a good idea di waktu-waktu yang saya sebutkan tadi.

Kopi dengan susu juga tak bisa kutampik, ini bukan lagi soal sensasi kafeinnya saja, tapi dari sisi enaknya di lidah. Kecutnya kopi dicampur kriminya susu terasa makyos di lidah, apalagi jika disuguhkan dengan pisang goreng yang baru diangkat dari minyak panas, dikipasi sebentar, ah nikmatnya, jadi pengen segera ke warung kopi. Walaupun warung kopi menawarkan banyak kesenangan tapi menurutku menikmati secangkir kopi di rumah adalah pilihan yang bijak. Dari sisi financial tentu saja. Secangkir kopi pahit bisa seharga dengan 1 bungkus kopi kapal api yang bisa diminum berkali-kali, hahaha dasar emak irit.

Tapi pilihan yang kuanggap bijak dari sisi financial ini terpatahkan dari hasil survey kecil-kecilanku soal kenapa orang hobi sekali ke warung kopi. Inilah alasan mereka:

1. Bebas Gangguan

Mengerjakan tugas kantor atau tugas kuliah lebih afdol di warung kopi. Teriakan anak, dentingan panci, bunyi piring yang di cuci dengan kesal, omelan istri, tangisan bayi tidak ada di warung kopi. Inilah alasan favorit suamiku ketika minta izin ke warung kopi. Pekerjaan bisa dikerjakan dengan lancar, karena ditunjang sofa yang empuk, atau sejuknya AC/angin pantai, dan nikmatnya secangkir kopi hitam. Suasana dan otak bekerja sama membuat suami saya berhasil mengerjakan pekerjaan berat sekalipun di warung kopi.

2. Internet Gratis

Rata-rata warung kopi, dari jenis kelas café sampai kelas warung pojokan yang menawarkan kopi dengan fasilitas wifi yang bebas di akses oleh pengunjunganya. Para pengusaha café dan warung kopi berlomba-lomba memberikan akses wifi yang berkecepatan lumayan tinggi sebagai salah satu trik marketing mereka. Dan tahulah, seluruh informasi ada di internet, semua orang membutuhkan informasi. Warung kopi makin jadi incaran jika ingin akses internet cepat yang hanya dihargai 8.000-15.000 sudah dengan segelas kopi siap seruput.

3. Warung Kopi Tempat Ngumpul Asyik

Beberapa teman bisa menghabiskan waktu di warung kopi dari sore sampai pukul 11 malam di warung kopi, ketika bertanya kepada salah satunya, “bikin apa saja sampai selama itu?” jawabannya, selain berselancar di internet, ngumpul bareng teman memang asyik di warung kopi. Mungkin karena di warung kopi tidak ada larangan ribut seperti di rumah sakit, jadi seramai bagaimanapun jika di warung kopi sah saja. Malah tambah ramai, pengusaha warkop tambah senang.

4. Menikmati Suasana

Beberapa warung kopi menggunakan konsep ngopi di alam bebas, biasanya lokasinya di pinggir pantai. Pengusaha cukup membuat warung utama berupa bangunan atau gerobak yang digunakan untuk membuat kopinya, beberapa kursi juga diletakkan di dalam, tapi kursi lebih banyak diletakkan di luar, di ruang terbuka, tidak beratap. Warung kopi semacam ini menjamur di Parepare.

Saya pribadi, walaupun jarang ke warung kopi, akan lebih memilih warung kopi jenis ini. Minum kopi dengan hembusan angin pantai lebih mengasyikkan, apalagi jika ditemani suami, serasa masih pacaran saja :p

5. Cuci Mata

Alasan ini agak-agak tidak masuk akal sih, tapi karena survey pakai metode sampling, terus salah satu responden memberikan alasan ini, mau tidak mau harus saya tulis juga. Katanya warkop tempat cuci mata. Memang sih, sekarang kopi tidak lagi identik dengan minuman kaum pria saja, kaum hawapun banyak yang suka. Jadi warkop tidak lagi dipenuhi oleh kaum pria saja, tapi cewek-cewek cantik juga banyak yang nongkrong di warkop. Mungkin inilah yang dimaksudkan oleh teman yang menjadi responden saya, warkop juga tempat cuci mata.

Itulah alasan kenapa banyak orang yang hobi ke warung kopi. Bagaimana dengan kamu?

Wassalam
Parepare, 25 09 2015
Nur Islah

22 Sep 2015

Terima Kasih

Terima-kasih

Perlukah ucapan terima kasih? Perlu. Karena jika tidak, mana mungkin ucapan terima kasih ada di tiap bahasa, di tiap bangsa;  thank you, merci, gracias, arigato, Xie-xie adalah beberapa di antaranya. Di Indonesia saja, ucapan terima kasih tak kalah beragamnya, suku Toraja menyebut kurre sumanga ketika berterima kasih, suku Jawa menyebut matur nuwun, suku Batak, Bugis, Mandar, Sunda juga memiliki istilah sendiri ketika menyebut terima kasih. Ungkapan terima kasih adalah ungkapan lawas yang sepertinya sudah ada sejak Adam berterima kasih karena Tuhan menciptakan Hawa.

Jika diartikan per kata, terima berarti mendapat atau memperoleh sesuatu, kasih berarti perasaan sayang, jadi jika diterjemahkan berarti ungkapan sayang karena diberi sesuatu. Dari terjemahan itu saja, kata terima kasih sudah menjelaskan dirinya, bahwa mustinya perasaan yang menyertai kalimat terima kasih adalah rasa bermakna positif, sayang dan bersyukur.

Itu mustinya ya.
Mustinya kebaikan dibalas kebaikan. Tidak harus dengan balasan hal yang sama, minimal ucapan terima kasih yang tulus. Senang rasanya memberi pengemis uang, dibalas dengan doa yang tulus oleh pengemis itu. Senangnya jika anak yang dididik sampai berdarah-darah membalas dengan sekolah yang rajin, nurut dan tidak berbuat ulah. Senangnya jika masakan yang disiapkan selama berjam-jam dibilang enak sama suami walaupun mungkin rasanya pas-pasan. Itu idealnya. Tapi bagaimana jika yang terjadi sebaliknya, kebaikan tanpa ungkapan terima kasih?

Menurut Om Dale Carniege (ssst orang ini saya angkat jadi paman/om, nasihatnya abadi hehehe), ini nih salah satu sumber penyakit cemas. Lho kok bisa? Iya, jadi ada cerita begini...

Seorang pengusaha memberi THR kepada seluruh karyawannya. Mungkin ya waktu itu, di jaman om Dale, pemberian THR kepada karyawan belum diatur oleh undang-undang. Jadi si Pengusaha menganggap memberi THR adalah sebuah kebaikan bukan keharusan. Si pengusaha ini dongkol sangat, setiap kali berjumpa dengan orang lain, hanya satu topik cerita yang selalu diulangnya, bahwa tak satupun karyawannya tahu berterima kasih. Apa pasal? Ternyata dari sekian banyak karyawannya tidak ada satupun yang mengucapkan terima kasih setelah diberi THR. Padahal jika si pengusaha mau merenung sejenak, bisa jadi dia menemukan banyak alasan dibalik sikap para karyawannya. Bisa jadi selama ini mereka dibayar dengan gaji rendah atau beratnya pekerjaan tidak sebanding dengan gaji yang diterima, jadi wajar jika diberi THR. Tapi si pengusaha memilih meracuni jiwanya dengan mengharapkan ucapan terima kasih.

Tidak usah cari contoh jauh-jauh, sayapun pernah. Seorang teman meminta bantuan agar saya mengirimkan laporan yang sangat dia butuhkan, saya menjanjikan iya. Ketika saya kemudian menepati janji, menghubunginya via bbm, memberikan informasi yang dia butuhkan, hanya tanda  pesan sudah di read yang saya dapatkan, tidak ada kata terima kasih, walaupun sekedar basa-basi. Kesal? iya sedikit.

Coba bayangkan jika semua orang yang memberi kebaikan mengharap balasan kata terima kasih. Seorang pengacara atau hakim akan frustasi jika terus-terusan mengharapkan ucapan terima kasih dari para kriminal yang mereka selamatkan. Tentu saja si pengacara atau hakim tidak akan mendapatkan ucapan tersebut dari para kriminal. Karena kebiasaan berterima kasih adalah buah didikan yang baik, buah dari lingkungan yang santun.

Kebiasaan mengungkapkan terima kasih itu seperti bunga, yang seharusnya ditumbuhkan, dibibit, dan dipelihara. Jika seseorang memberimu bunga, pastinya senang kan? Begitulah sebaiknya kita memperlakukan ucapan terima kasih, tidak usah diharapkan, tapi jika diberi anggaplah itu kejutan yang menyenangkan.


Jika ingin anak terbiasa memberi kejutan “berterima kasih” yang menyenangkan, didiklah mereka, berilah mereka contoh. Jika ingin jiwa tenang, hari tentram, salah satunya biasakanlah diri menebar kebaikan tanpa mengharapkan balasan, jauhkan keresahan hanya karena tidak diberi balasan ucapan terima kasih.

Bijak ya ;p
Iya karena menulis adalah menasehati diri sendiri.

Wassalam
Parepare, 21 Sept 2015
Nur Islah

14 Sep 2015

Tenteng Kenari

Saat perjalanan ke Bissoran, kami membeli kenari mentah pada salah seorang penduduk asli yang kebetulan masih keluarga Tetta. Kenari mentah ditawarkan sangat murah, 15rb per liter, sayangnya karena yang jual hanya memiliki 2 liter stok kenari, jadi kami hanya bisa membeli 2 liter kenari itu saja. Harga 15rb perliter adalah harga yang sangat murah, karena kenari yang dijual dipasaran biasanya 40rb perliter untuk kenari pilihan, dan 30rb perliter untuk kenari yang berupa serpihan.

Kenari ini kandungan utamanya adalah protein dan lemak, kadangkala digunakan orang sebagai pengganti almond untuk menghias kue. Tapi karena mungkin jumlahnya banyak, di Selayar tidak sebagai penghias kue lagi, tapi menjadi bahan utama pembuatan kue, contohnya Tenteng Kenari yang akan saya jelaskan nanti cara pembuatannya. Bahkan, saya pernah menemukan kenari disajikan layaknya kacang goreng. Tapi jangan coba-coba memakan kenari dalam jumlah terlalu banyak, bisa-bisa sakit kepala, mungkin karena itu tadi, kenari banyak mengandung lemak.

Berikut gambar pohon beserta buahnya yang sempat saya foto ditengah perjalanan. Kenari biasanya hanya dipungut saja, karena untuk memetiknya agak sulit, pohon kenari tinggi dan berbatang kurus, agak riskan jika dipanjat.
tenteng-kenari
Pohon dan buah Kenari

Oleh masyarakat, biasanya buah kenari dipungut dan dikumpulkan, setelah itu bagian kulit terluarnya yang lembut dikupas, setelahnya akan terdapat lagi bagian kulit yang keras seperti kulit buah kemiri. Dengan bentuk seperti buah kemiri inilah kemudian dijemur di bawah sinar matahari. Setelah kering, buah kenari kemudian dipecah untuk mendapatkan isi inti. Bagian memecah inilah yang tersulit. Tapi bagi orang sudah biasa mengerjakannya, memecah kenari menjadi enteng saja. Sayang sekali saya tidak mengambil gambar pemecah buah kenari, rasanya malu juga minta izin ditunjukkan karena sudah sangat cerewet menanyakan ini itu kepemilik rumah.

Kenari yang saya beli kemarin masih memiliki kulit ari, semacam kulit tipis kacang tanah. Untuk membukanya cukup mudah. Kenari direndam dulu dengan menggunakan air panas. Rendam sekitar 30-60 menit. Mengupas kulitnya pun cukup enteng, disentuh sedikit saja kulit kenari dengan enteng terlepas. Setelah dikupas, kenari kemudian dijemur dibawah sinar matahari. Setelah kering, kenari siap diolah menjadi kue dan cemilan yang lezat.
tenteng-kenari
Proses mengolah biji kenari

Karena beberapa teman me-request Tenteng Kenari sebagai oleh-oleh, mama mertua saya kemudian membuatkan Tenteng Kenari, daripada beli katanya. Tenteng Kenari ini adalah salah satu oleh-oleh favorit yang sering di bawa pulang ketika berkunjung ke Selayar. Berikut step by step membuat tenteng kenari, cukup simple.

Bahan-bahan:

Kenari 2 liter
Gula merah 1 kg
Air (untuk merebus gula) secukupnya

Cara membuat:

Rebus gula di wajan yang besar. Sekali-kali aduk gula sampai gula hancur. Gula dimasak sampai mengental.
tenteng-kenari
Aduk gula sampai kental

Setelah gula mengental, masukkan kenarinya. Aduk rata, masak lagi beberapa saat sampai gula semakin mengental.
tenteng-kenari
Campur Gula dan kenari

Siapkan pattapi atau tampah untuk meletakkan Tenteng Kenari. Oles tampah dengan minyak goreng secukupnya. Ini supaya kue Tentengnya tidak lengket di baki.
tenteng-kenari
Membentuk Tenteng Kenari

Mulailah membentuk Tenteng Kenari dengan cara mengambil sesendok demi sesendok campuran gula kenari dan menyimpannya di tampah. Proses ini harus cepat, karena larutan gula sifatnya cepat mengering.
tenteng-kenari
lezatos

Dari 2 liter kenari, hanya 2 tampah Tenteng Kenari yang dihasilkan. Agak mengecewakan dari sisi jumlah, tapi memuaskan dari segi rasa.

Note: ada tips mengetes kekentalan air gula dari mama mertua. Ambil air secukupnya, tuang di piring, jika air gula diteteskan ke piring dan tetap mengental (tidak mencair) berarti kenari siap dicampur dengan gula.

Semoga bermanfaat.

Selayar, 22 07 2015
Nur Islah

13 Sep 2015

10 Tahun

Saya berlari segera setelah turun dari mobil angkutan. Ternyata mobil yang saya tumpangi dari Soppeng ini bergerak lambat. Perkiraan akan tiba sebelum jadwal tes ternyata meleset. Dengan tergopoh-gopoh, dengan nafas yang masih turun naik, saya melapor di pos security. Setelah mencatat nama saya, saya dipersilahkan menemui salah satu supervisor yang kelak jadi tetanggaku.

Ruangan sudah dipenuhi oleh peserta yang sibuk mengerjakan soal ujian, mereka acuh tak acuh memandang saya, mungkin ada yang kasihan melihat saya terlambat, tapi hanya sekilas, mereka kemudian kembali sibuk dengan kertas ujian. Supervisor yang jadi PIC penerimaan karyawan baru memandangku sebentar, mungkin kasihan mengetahui saya datang dari jauh, dia mempersilahkan saya duduk dan memberi lembar soal, bahkan ketika waktu sudah habis, saya diberi tambahan waktu karena datang terlambat. (Baik ya).

Dannnn.....
Tahu tidak, sayalah satu-satunya peserta yang lulus ujian tertulis di ruangan itu (tepok dada XD). Karena banyak pelamar, tes dibagi menjadi 2 gelombang, gelombang pertama yang termasuk saya di dalamnya, dan gelombang kedua keesokan harinya. Dari 2 gelombang itu terpilih 3 orang bernilai tinggi, dan saya salah satunya.
Singkat cerita, saya kemudian dipanggil wawancara, dan akhirnya menjadi satu-satunya peserta ujian yang berhak mengisi posisi lowong di kantor itu. Senangnya bukan kepalang, terbalas sudah capeknya 3 kali bolak-balik Soppeng-Parepare untuk urusan ujian ini. Sampai saya sempat kena tipes segala.
*****
Saya mendapatkan kiriman gelas perak ini sabtu kemarin, gelas yang dipesan khusus dengan ukiran namaku tertera di situ. Ternyata kejadian berlari-lari itu sudah 10 tahun yang lalu. Kenapa terasa seperti baru kemarin ya.
pengalaman diterima kerja

pengalaman diterima kerja
*****
Masih segar diingatan membeli TV dari gaji sendiri, kemudian menyusul kulkas, 2 hal penting ketika ngekos.
Teringat juga ketika tiba-tiba gendut ditahun pertama kerja. Bagaimana tidak, makan malam selalu di warung mas Sunarto, yang sate kambingnya makyus itu. Jika makan di warung ini, tidak sah kalo tidak ludes.
Teringat juga masa-masa ketika almarhum ibu selalu datang setiap weekend di 6 bulan pertama kerja, kami kemudian menghabiskan uang makan mingguan dalam sehari. Iya, dulu uang makan diberikan cash setiap hari sabtu, sekarang tidak lagi, semuanya masuk rekening. Uang itu kami pakai jalan-jalan di Senggol dan makan-makan. Almarhumah ibu suka sekali mie kuah, beliau selalu pesan menu itu.
*****
Walaupun selama 10 tahun ini pasti ada dukanya, tapi tidak perlu dihitung, sukanya juga banyak; termasuk teman kantor yang baik-baik dan sudah seperti saudara. Memang sih ada satu yang hobby bullynya tidak ketulungan, tapi selalu lapang dada kami maafkan, selain itu kami-kami di kantor memang layak bersodara, hobinya sama, suka ditraktir.
Oh iya, saya sukanya juga bagian yang ini...
Rumah-kantor berjarak 5 menit naik motor. Macet hampir tidak pernah terjadi. Saya tidak pernah merasakan namanya berangkat jam 6 pagi untuk mengejar absen jam 8. Setiap jam makan siang, saya akan pulang makan di rumah, sekalian menjenguk anak-anak. Demikian juga jika terjadi sesuatu di rumah, seperti waktu adek jatuh atau kebakaran kemarin, kami bisa pulang dengan cepat karena jalanannya bebas macet.
Terakhir, bagian yang paling saya suka dan paling utama adalah....gaji yang masuk ke rekening tiap akhir bulan hahaha.
Sudah yah.. Mau jjs dulu.
Wassalam
Parepare, 12 09 2015
Nur Islah

11 Sep 2015

3 Tempat Keren di Ketinggian Pulau Selayar

Sejak menikah tahun 2009 kemarin, hampir tiap tahun kami ke Selayar. Kami memiliki kesepakatan tidak tertulis untuk ke sana setiap tahun. Mengingat jaraknya yang bisa dibilang sangat jauh, saya mengalah untuk selalu menghabiskan liburan lebaran Idul fitri di Selayar. Toh hanya sekali setahun, kalau ke Soppeng (kampung halaman saya), saya bisa pulang sewaktu-waktu.
 
Terus terang kadang bosan juga menjalani perjalanan yang jauh dan melelahkan. Setelah lewat darat 8 jam, kami harus naik feri lagi selama 2 jam. Setelah 2 jam itu, berkendara lagi naik mobil sekitar 30 menit untuk sampai ke rumah, capek benar. Tapi semua lelah jadi sirna jika melihat keluarga besar menyambut kami anak cucu. Bahagia melihat mama dan bapak mertua menggendong cucunya yang hanya bisa mereka lihat setahun sekali.
 
Beberapa tahun sebelum tahun ini, di Selayar, biasanya kami menghabiskan masa liburan dengan hanya tinggal di rumah. Saya tidak bisa pergi kemana-mana, jika bukan karena lagi hamil, pasti karena anak masih kecil. Barulah setelah adek berumur 2 tahun, kakaknya 5 tahun di tahun ini, kami sempat mengexplorer keindahan alam Selayar.
 
Ternyata Selayar bukan melihat laut melulu, seperti perkiraan saya selama ini. Ternyata Selayar memiliki bukit barisan. Ternyata Selayar yang identik dengan cuaca panas, juga memiliki juga daerah yang teduh dan sejuk.  Karena pada dasarnya Selayar adalah pulau kecil, memutari bukit barisanpun tidak membutuhkan waktu yang lama. Ini cerita saya mengunjungi 3 tempat keren di ketinggian Selayar. Kami berangkat sekitar pukul 7.00 pagi. Dan kami selesai mengunjungi 3 tempat berview Indah di dataran tinggi Pulau Selayar sekitar pukul 2 siang.
1. Gantarang Lalang Bata
 
Dulu, di Gantarang Lalang Bata berdiri sebuah keraton. Rajanya yang bernama Pangali Patta Raja juga termasuk salah seorang muallaf pertama yang masuk islam karena diajak oleh Datu Ri Bandang. Mungkin inilah sebabnya mesjid pertama yang dibuat di Selayar terletak di Kampung ini. Kabarnya Datuk Ri Bandang transit di Selayar dalam perjalanannya menuju ke Kerajaan Gowa untuk mengajak Raja Gowa masuk Islam. Menurutku Datuk Ri Bandang itu keren, dia menyebarkan Islam dengan efesien, sekali dia mendayung dua tiga pulau terlampaui. Tenanglah dirimu di sana Datuk, berkat dikau, nenek moyang kami beragama islam. Cerita komplit tentang Gantarang Lalang Bata bisa dibaca lengkap disini ya.

Mesjid tertua di Sulsel
Mesjid tertua di Selayar

Gantarang Lalang Bata
Pemandangan dilihat dari kampung Gantarang Lalang Bata
2. Bissoran
 
Setelah dari Gantarang Lalang Bata, kami bermotor kurang dari 30 menit, sampailah kami di sini. Kampung ini mini. Hanya terdiri dari (mungkin) belasan atau puluhan kepala keluarga. Rumah-rumah berdiri di atas bukit berbatu dan dikelilingi jurang. Seketika itu saya langsung serem membayangkan anak-anak yang bermain di tengah kampong, bagaimana jika mereka tiba-tiba terpeleset masuk jurang. Waktu kesana saya sempat singgah di rumah salah seorang penduduk yang kebetulan adalah kerabat kepala rombongan tour kami. Rumah benar-benar nangkring di tepi jurang. Selangkah di dekat tangga, jurang sudah ada didepan mata.
 
Ini gambar-gambar dan video yang saya ambil di sana.


Bissoran
Suasana Kampung Bissoran


Bissoran
Bebatuan di Bissoran


Bissoran
Pemandangan dilihat dari kampung Bissoran
3. Pussera
 
Dari Bissoran, kami melanjutkan perjalanan lagi ke Pussera. Hmmm Perjalanan ke Pussera ini lumayan serem juga. Motor harus tancap gas kuat-kuat supaya bisa mendaki puncak Pussera. Untungnya kami naik motor besar, jantung yang tadinya rusuh langsung kalem setelah tiba di puncaknya. Kami melihat awan di bawah kaki kami. Ini pengalaman pertama saya melihat awan dari dekat, jadi rasanya nano-nano, campuran takjub dengan keindahannya sekaligus serem dengan ketinggiannya. Tapi sayang banyak sampah peninggalan pengunjung berserakan di sini.
 
Ini video dan foto-fotonya. Bagus kan?

Pussera
Puncak Pussera

Pussera
Bersama Rombongan


Pussera
Serasa sedang Honeymoon :p
 
Itulah 3 tempat terindah di ketinggian Pulau Selayar. Jika ke Pulau Selayar, ke sana deh, dijamin lupa utang- piutang. Sayang sekali semua tempat itu kurang diperhatikan oleh pemerintah setempat. Hanya Gantarang Lalang Bata yang sepertinya sudah mendapat perhatian pemerintah, ditandai dengan tangga yang sengaja dibuat di sana, selain tangga itu, fasilitas sangat minim. Padahal jika dikelola dengan baik, bisa jadi ketiga tempat ini menjadi tujuan wisata para turis yang banyak berkunjung ke Selayar.
 
Parepare, 06 09 2015
 
Nur Islah

10 Sep 2015

[Sport Jantung] Ahhh Adek Jatuh Lagi

balita dijahit
dagu adek robek
Jadi ceritanya begini..
Bapaknya berusaha ambil koper di atas lemari, adek lalu lalang di bawahnya, tiba-tiba bapaknya jatuh terpeleset dari ranjang tempat dia manjat, adek yg ada di bawah jadi tertimpa, untungnya kata Pap Nay, dia berusaha sekuat tenaga jatuh pakai tangan duluan, supaya tidak keras menimpa adek, kalo iyya bisa-bisa adek berubah jadi pisang epe. Tapi sayang sekali dagu adek robek, benar-benar robek, menganga membentuk bibir kedua di bawah dagunya.
Saya lagi di kantor jumat kemarin, waktu Pap Nay nelpon. Saya langsung minta diantar security pulang ke rumah. Sampai di rumah, surprised liat adek sudah siap-siap ke rumah sakit, sudah ganti pakaian sambil berdiri di teras dengan dagu robek, bajunya yang sekarang juga penuh darah di bagian kerahnya. Dibayanganku, dia sudah heboh nangis sambil digendong. Ternyata anakku lumayan tabah.
Buru-buru kami ke rumah sakit Fatima. Di UGD adek langsung dibaringkan di ranjang UGD, dan diperiksa. Dokter dan susternya bilang ini lumayan lukanya, robek sekitar 3 cm, harus dijahit!.
Sampai detik itu adek masih tenang-tenang, sambil telentang dia masih ngoceh tentang ini- itu, masih menirukan suara tangis anak bayi di ranjang sebelah yang dirawat karena dehidrasi berat akibat diare. Adek juga masih sempat menggoda kakaknya yang juga ikut ke UGD. Saya tidak menyangka adek bisa tidak menangis sepanjang waktu dengan dagu yang pasti luar biasa perih. Soalnya begini, adek ini termasuk tipe anak yang drama banget, digigit nyamuk saja dia teriak, kejedut sedikit pasti ngaduh, jadi rasanya takjub dengan ketabahan dia kali ini.
Lanjut ya..
Setelah semua alat jahit menjahit siap, wajah adek mulai ditutup pakai kain, supaya steril kata dokter. Disinilah horrornya dimulai, adek mulai menangis minta tutup wajahnya dibuka. “buka…buka!” teriak adek sambil meronta-ronta. Tidak lama kemudian dokter mulai menyuntik dagu adek dengan bius lokal sebanyak 2 kali, adek nangis kencang tak kira-kira. Saya memegang kedua kakinya, satu orang suster memegang tangannya, satu suster lagi memegang kepalanya, trus ada lagi perawat cowok memegang dagunya, dengan dokternya kami semua ada berlima di situ. Suster yang pegang tangan adek mengeluh karena adek berkuat mengalahkan kekuatan tangan susternya, tangan adek bisa lepas dari pegangan.
Bagaimana rasanya melihat anak dijahit begitu?
Sedih sekali. Tapi herannya saya kuat, kuat melihat prosesnya, walaupun saat disuntik dan dijahit tetap beberapa kali memalingkan muka. Pap Nay yang biasanya kuat malah tidak kali ini. Pap Nay duduk bersama Kakak Naylah di pojokan dengan wajah pucat, sampai-sampai disuruh dokter berbaring saking pucatnya. Mungkin karena dia merasa bersalah juga telah menciderai anaknya, walaupun tidak sengaja.
Agak lama juga adek di ruang UGD, dokter kesulitan menjahit lukanya, karena adek tidak bisa diam. Jumlah jahitannya ada 7. Peluh adek bercucuran banyak sekali, sampai saya dan suster mengipas-ngipasnya dengan potongan karton.
Adek berhenti menangis setelah lukanya ditutup perban, minta digendong, kemudian Alhamdulillah mulai ngoceh lagi. Pulang dari rumah sakit, kakak adik ditraktir es krim. Tahu yang terjadi setiba di rumah? Adik langsung lompat-lompat diranjang!
Begitulah ceritanya, bertambah satu lagi pengalaman sport jantung kami. Memang adek hobi manjat, dan sangat sering terluka, tapi biasanya adek cuma benjol, pernah juga ketimpa TV, kakinya sampai bengkak. Tapi baru kali ini adek luka sampai berdarah dan dijahit pula, tragisnya bukan pula karena dia jatuh sendiri, tapi ditimpa Bapaknya. Adek sampai bilang begini kalau ditanya soal luka di dagunya “Papa anjat, adek akit” maksudnya Papa yang manjat adek yang sakit xixixi.
Saya ngelus-ngelus dada, sedih melihat adek baru 2 tahun tapi sudah keseringan terluka. Oh my boy :-(
Parepare, 09 09 2015
Nur Islah

9 Sep 2015

[Sport Jantung] Rumah Nyaris Terbakar

kebakaran parepare
foto ini di samping dan belakang rumah
Masya Allah, rumah kami hampir dilalap api.
Jadi begini...
Rumah kami terletak di kawasan hutan jati. Dulu waktu tahun pertama didiami, kami betul-betul seperti berada di tengah hutan, lengkap dengan rumput gajah setinggi manusia di depan rumah. Jadi, ketika duduk di teras, trus memandang ke depan, pemandangan yang terhampar di depan mata adalah pepohonan dan rumput gajah saja. Beberapa tahun kemudian, barulah tempat tinggal kami mulai mirip pemukiman. Kami sekompleks bertambah, dari 2 menjadi 5 rumah. Sekarang, di depan rumah saya ada 2 rumah, dan 2 rumah lagi di samping kirinya. Sedangkan di belakang dan samping kanan rumah adalah hutan jati.
Kemarin tgl 08 09 2015, rumah kami yang dulu dibeli dengan nekat hampir terbakar. Setelah ditelpon adik, hitungan menit saya sampai di rumah, asap sudah mengepul tebal sekali. Kompleks kami tidak kelihatan lagi karena tebalnya asap. Waktu saya tiba, orang sudah ramai berkumpul, lengkap dengan bunyi sirine pemadam kebakaran. Saya panik luar biasa. Tidak tahu mau bagaimana. Anak-anak yang sedang tidur waktu kejadian, sudah diungsikan ke atas dekat jalan raya sama tantenya. Saya bahkan sudah diusir-usir sama petugas pemadam, katanya nanti saya bisa sakit sesak nafas hirup asap. Dan memang benar, tidak lama kemudian saya seperti kehabisan nafas di tengah asap tebal. Saya kemudian naik ke pinggir jalan, mencoba tenang dan berdoa kepada Allah agar rumah kami selamat.
Orang-orang hilir mudik dengan embernya, teriakan panik dimana-mana. Masing-masing kami mengambil barang-barang berharga untuk di simpan di mobil yang juga diungsikan di pinggir jalan raya. Ira, tetangga depan rumah bahkan menyimpan 2 orang anaknya di mobil dan kembali hilir mudik juga di lokasi kebakaran.
Parahnya lagi, di rumah tidak ada setitik airpun untuk bisa dipakai untuk membantu orang-orang memadamkan api. Untungnya sekitar 20 meter di dekat runah, ada rumah fung Aji yang airnya mengalir kencang. Kami kemudian ramai-ramai mengambil air di sana. Setelah asap tidak tebal lagi, saya juga mengangkat air berkali-kali dengan pakaian kantor yang masih melekat di badan.

Oh iya kejadiannya diperkirakan pukul 15.00 wita, api melalap dengan cepat. Menurut cerita fung Aji, beberapa anak membakar sesuatu di bawah pohon jambu di tengah hutan. Anak-anak itu kemudian melarikan diri setelah melihat api membesar dan tidak bisa dipadamkan lagi. Api melalap sangat cepat, karena melalap daun kering dan tumpukan sampah, ditunjang dengan angin yang lumayan kencang, saat hutan terbakar dalam hitungan menit. Sungguh karena kuasa Allah saja rumah kami tidak terbakar. Api sudah menyentuh belakang rumah, tapi karena terbuat dari bata, api tidak membakar seluruh rumah. Bunyi api meletup-letup semacam bom rakitan, karena api membakar juga rumpun bambu.
Yang membuat semua panik adalah, titik-titik api sangat banyak, wilayah kebakaran meluas karena yang terbakar adalah hutan. Belum lagi mobil pemadam tidak leluasa mencapai semua wilayah yang terbakar, karena dihalangi pepohonan. Bara api juga susah padam karena banyak pohon yang terbakar. Bara di pohon inilah yang susah padam. Belum lagi api di bawah timbunan sampah, terus-terus berasap. Ditambah kencangnya angin musim kemarau, komplitlah rasa khawatir kami.
Kami sangat tertolong dengan bantuan pemadam kebakaran yang sigap tidak tidak kenal lelah mengirim armadanya sebanyak 6 kali. Padahal diwaktu yang bersamaan 7 titik kebakaran serentak terjadi di Parepare.
Sekitar 3 jam kemudian, api akhirnya takluk. Kami akhirnya bisa bernafas lega, bisa duduk. Barulah terasa pegalnya kaki, capeknya badan. Kami mulai bisa foto-foto hasil kebakaran. Mulai bisa ngobrol, sambil menertawakan tingkah lucu karena kepanikan kami. Dan kami sangat mengsyukuri kebaikan tuhan, karena masih mengasihani kami.
Terima kasih Ya Allah, kami semua bertetangga selamat. Mudah-mudahan tidak terulang kejadian seperti yang kami alami. Sangat berbahaya membakar sampah di musim kemarau begini, apalagi di siang bolong.
Wassalam
Parepare, 08 09 2015
Nur Islah