2 Mei 2015

Menjadi Genius dengan Menulis

Mark Levy adalah seorang wiraniaga yang telah menjual buku senilai seperempat miliar dollar selama kariernya dan telah dinominasikan tiga kali untuk penghargaan Publisher WeeklySales Rep of the Year” yang bergengsi. Dia juga seorang penulis yang telah menulis untuk berbagai surat kabar terkemuka, seperti The New York Times dan berbagai majalah industry penerbitan. Salah satu kunci keberhasilannya dalam karirnya sebagai wiraniaga diakuinya berkat kemampuan menulisnya.
Berikut 6 rahasia Mark Levy dalam menulis dan menciptakan ide:
1. Menulislah dengan santai
Seorang pelatih mental atlit kelas dunia bernama Kriegel sedang melatih sekelompok besar pelari sprint yang sedang bersaing mendapatkan sebuah tempat terakhir dalam sebuah uji coba olimpiade. Dalam suatu latihan lari, Kriegel menyadari bahwa timnya terlihat tegang dan kaku. Saat tim lain berusaha meningkatkan latihan dengan motto “Aku harus bisa”, Kriegel memiliki ide lain, dia menganjurkan timnya untuk santai dengan usaha mereka, dan berlari dengan intensitas 90 persen dari normalnya. Ternyata hasilnya luar biasa pada latihan berikutnya mereka berlari lebih cepat, bahkan salah seorang dari tim memecahkan catatan waktu rekor dunia secara tidak resmi.

Pendekatan Kriegel ini bisa diterapkan dalam menulis. Mulailah menulis dengan mengingatkan diri kita untuk mengunakan kemampuan hanya 90 persen saja. Ingatkan diri kita bahwa kita hanya mencoba untuk menuliskan kata-kata dan berbagai ide yang muncul dikepala. Kita tidak sedang mencoba membuat prosa yang abadi atau menulis ide yang mencengangkan seluruh dunia.
2. Menulis dengan cepat dan terus menerus
Ada perbedaan mendasar antara menulis cepat dengan menulis lambat. Dengan menulis cepat, pikiran akan beroperasi pada kecepatan melebihi kecepatan normal, dibandingkan dengan menulis lambat dan ogah-ogahan. Hal inilah yang mungkin menyebabkan beberapa orang menyukai menulis dengan dikejar tenggat waktu. Selain cepat juga lakukan terus menerus, abaikan mengedit kata yang tidak pas atau salah eja. Lanjutkanlah menulis karena pada saat itu bagian pikiran yang tadinya condong ke-editan akan beralih fungsi membantu memproduksi berbagai ide dan meluncurkan kata demi kata.
3. Bekerja dengan tenggat waktu
Ada dua keuntungan menulis dengan tenggat waktu;
Tenggat waktu akan memberikan semangat pada usaha penulisan
Seperti perumpaan ini; orang akan lebih bersemangat berlari dengan kecepatan tinggi pada pelombaan sprint dengan jarak pendek 40 meter dibandingkan berlari jarak jauh 40 km. Begitulah tenggat waktu juga mempengaruhi semangat kita dalam menulis.

Tenggat waktu kadangkala memunculkan ide-ide yang genius

Biasakanlah menulis dengan tenggat waktu, salah satu caranya adalah dengan menggunakan jam weker, putarlah jam weker untuk berdering seberapa lama yang diinginkan, dan berkomitmenlah untuk terus menulis sepanjang waktu itu sampai jam weker berbunyi. Percayalah Anda mungkin tak akan percaya dengan seberapa banyak ide yang muncul dikertas Anda.
4. Tulislah sesuai dengan yang Anda pikirkan
Ketika menulis, jauhkanlah bagian otak untuk memikirkan pendapat khalayak umum akan tulisan kita nanti. Jauhkan pikiran dari ketakutan-ketakutan tulisan akan dianggap tabu atau menyalahi norma. Tulislah tulisan pribadi yang seakan-akan hanya akan dibaca oleh diri sendiri. Mark Levy pribadi mempunyai 3 teknik ketika mempraktekkan poin penulisan ini:

Menggunakan Bahasa dapur.
Bahasa dapur menurut Mark Levy adalah bahasa yang biasa digunakan di rumah. Dalam menulis, Mark Levy bebas menggunakan kata “hmmm” misalnya, ketika dia memang sedang berpikir apa selanjutnya.  Dengan menulis dengan bahasa dapur, konsentrasi untuk tetap menulis dengan santai dan jujur tentang subjek yang sedang ditulis tetap terjaga.

Tidak mengomentari berbagai hal yang tidak perlu dijelaskan kembali

Karena menganggap bahwa tulisan yang dibuat hanya untuk diri sendiri, bukan diperuntukkan untuk dibaca orang lain, maka kita tidak perlu berusaha memberikan penjelasan yang sudah kita ketahui, misalnya penjelasan sebuah pernyataan yang sudah diketahui oleh penulis sendiri, contoh berusaha memberikan penjelasan tambahan kepada pembaca seperti (red, yang pernah saya jelaskan disini, dll).

Menulis melompat-lompat
Ketika menulis tulisan pribadi kita tidak perlu mengikuti kaidah penulisan agar argumen kita diterima oleh orang lain. Logika tidak perlu kaku, silahkan menulis melompat-lompat sesuai yang ada di pikiran Anda.
5. Ikuti pemikiran Anda
Cobalah menulis tentang suatu permasalahan. Kemudian tulislah apa yang mengganggu dari permasalahan tersebut, selanjutnya tulislah pemikiran-pemikiran Anda dan hubungkan dengan alasan-alasan logis yang juga muncul dari pemikiran-pemikiiran anda
6. Arahkan kembali perhatian Anda dengan pengubah fokus
Ketika kelima cara di atas sudah dilakukan untuk menulis, tapi masih tetap mengalami kebuntuan dan kehabisan ide untuk ditulis, lakukanlah cara ini : Arahkan kembali perhatian Anda dengan pengubah fokus. Apakah itu Pengubah Fokus itu? Pengubah fokus adalah kalimat-kalimat pertanyaan yang kita tujukan kepada diri sendiri untuk mendapatkan lanjutan ide untuk ditulis.

Beberapa kalimat pertanyaan ampuh yang bisa dipakai ketika kehabisan ide menulis:
  • Apa yang baru saya pikirkan tadi?
  • Bagaimana saya bisa mengungkapkannya dengan cara yang lain
  • Bagaimana saya bisa membuat hal ini menarik?
  • Bagaimana saya bisa membuat nilai tambah ?
  • Apa lagi yang bisa saya katakana tentang subyek ini?
  • Mengapa saya berhenti dititik ini ?
  • Bagaimana saya bisa keluar dari titik ini?
  • Apa yang saya lewatkan sekarang?
  • Apa yang salah di sini?
  • Mengapa?
  • Bagaimana saya membuktikannya?
  • Bagaimana saya menyannggahnya ?
  • Apa yang saya pikirkan tentang hal itu ?
  • Pemikiran seperti apa yang menyebabkan saya meraih kesimpulan itu?
  • Apabila saya terus berpikir seperti itu, apa yang akan terjadi?
  • Permasalahan lain apakah yang pernah saya alami sebelumnya?
  • Apakah ada penyelesaian yang bisa saya pinjam dari berbagai permasalahan di masa lalu yang bisa diterapkan pada permasalahan yang saya hadapi sekarang?
  • Apakah hal ini mengingatkan saya pada suatu hal?
  • Bagaimana skenario terbaiknya?
  • Bagaimana skenario terburuknya ?
  • Bagaimana saya bisa keluar dari jalur ini?
  • Bagaimana seorang penilai yang netral akan menilai hal ini?
Daftar pertanyaan di atas bisa ditambah dengan pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri yang relevan dengan tulisan yang sedang dibuat.
Tips menulis dari Mark Levy ini cocok untuk penulis yang permasalahan utamanya adalah kehabisan ide saat menulis. Pemikiran yang melompat-lompat dan harus ditulis cepat serta tidak terlalu mengindahkan kaidah penulisan yang baku, akan memberikan tulisan akhir yang sarat dengan ide tapi perlu usaha yang lebih besar untuk mengeditnya.

Semoga Bermanfaat
Nur Islah

8 komentar:

  1. Mantep Mak tipsnya. Kadang eh sering suka blank ga punya ide mau nulis apa. Boleh dicoba ini. Tfs ya Mak Nur ^_^

    BalasHapus
  2. In syaa Allah mau saya praktekan :)
    terimakasih atas ilmunya mak....

    saya masih pemula di dunia blogging
    salam kenal dari Gorontalo ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal juga mak muthia dari Parepare

      Hapus
  3. tipsnya sangat bagus sekali. yang saya mau saranin aja nih kak coba penulisannya diatur kembali supaya lebih enak bacanya. Terima kasih yah infonya

    BalasHapus
  4. Makasih buat tipsnya. Sangat bermanfaat, khususnya bagi saya yang masih kategori pemula dalam dunia menulis.

    BalasHapus
  5. jadi malu, sy jg pemula kok. Alhamdulillah kl bermanfaat

    BalasHapus

Ada palekko ada kanse
Disantap dengan sambal cobek tumis
Leave any comment please
Yang penting tidak bikin penulis meringis