8 Mei 2015

Diabetes

Kemarin teman suami meninggal diumur 49 tahun. Konon dia dipanggil tuan Takur, tanah dan gedungnya banyak di daerah kami. Setiap hari dia nongkrong dipasar, dia disuguhi minuman es buble yang lagi menjamur itu. Iya, tiap sudut, bahkan tiap beberapa meter penjual es buble pasti ada dimusim panas. Setiap hari Tuan Takur minum es buble minimal 4 gelas hasil suguhan orang-orang. Coba ya es bublenya dikasih keanak-anak penjaja kantongan dipasar ikan, anak-anak senang, si tuan Takur sehat. Mungkin dia bisa sehat walafiat sampai sekarang. Jauh dari penyakit diabetes yang selalu dideritanya beberapa tahun belakangan ini. Begitulah, orang kaya juga bisa mati, jalannya dari gula yang berlebih.
 
Beberapa hari sebelumnya dokter langgananku meninggal, juga diumur yang masih produktif. Juga dengan diabetes yang kata orang-orang sangat tinggi. Padahal dia terlihat sehat saja dimataku. Memeriksa dengan ramah dan banyak ngobrol. Mungkin ini penyebabnya; Hidup sendiri dan harus makan-makanan tidak sehat karena istri harus kerja diluar kota, jabatan kepala rumah sakit yang penuh intrik politik, dan orang-orang yang minta dibedah tidak ada habisnya. Coba dia mau hidup sehat ya, coba istrinya mau menemani. Ah kita orang lain tahu apa yang tampak dari luar. Begitulah, dokter sang penyelamatpun meninggal dunia karena penyakit.
 
Suami sodara sepupu nenek tahun lalu juga meninggal karena diabetes. Tubuhnya membengkak sebelum meninggal dirumah istri kedua. Nenek yang istri pertama hanya mendoakan dari jauh, karena terlalu sakit hati telah digugat cerai.
 
Tante, sodara mama juga mengidap diabetes. Tapi Alhamdulillah sekarang sudah terlihat sehat. Tante menjaga makannya, tidak terlalu banyak nasi, tidak banyak gula, suntik insulin dan menikmati serta mensyukuri kehidupannya.
 
Alangkah banyak pengidap diabetes sekarang. Tentu saja itu terjadi karena pola makanan yang tidak sehat. Apalagi rakyat Indonesia termasuk saya menganggap tidak makan nasi seperti kalau belum makan saja. Nasi dicampur lauk barulah sah disebut makan. Padahal memakan banyak nasi sama dengan memakan banyak karbohidrat, dan berarti mempercepat peningkatan gula darah.
 
Ada joke unik tentang nasi ini. Manusia hidup didunia ini sudah dipastikan waktu meninggalnya. Jika seseorang sudah makan 2 karung besar beras dalam hidupnya, maka dia akan meninggal dunia. Seorang fulan dungu kemudian mempercayainya, dan menghindari makan nasi terlalu banyak untuk memperlambat kematiannya.
 
Seorang teman menyediakan 1-2 rak teh instan botolan dirumahnya, kutanya dengan heran, “ini buat apa?”, Kata dia “ suamiku suka sekali meminumnya”. Gregetan!!!
 
Nur Islah
Parepare, 07 Mei 2015

Related Posts:

  • Belajar dari Bisnis MLM“Learning everything you can, anytime you can, from anyone you can, there will always come a time when you will be gratefull you did” ~Sarah Cadwell~ … Read More
  • Diabetes Kemarin teman suami meninggal diumur 49 tahun. Konon dia dipanggil tuan Takur, tanah dan gedungnya banyak di daerah kami. Setiap hari dia nongkrong d… Read More
  • BJ HabibieWuihhh Pak BJ Habibie idolaku datang… Jauh-jauh hari beritanya sudah ada dikoran local. Beliau dating dalam rangka meresmikan peletakan batu pertama … Read More
  • Nginap di Rumah Sakit Satu minggu ini kuhabiskan dirumah sakit di Makassar. Sedikit cerita tentang pengalaman dirawat disalah satu rumah sakit besar disana. Kamar yang… Read More
  • Tips Buat Para Lajang Naylah masuk kedapur dengan suara kencang…..   “Ma, kalau mama mau anak lagi, kasih tau Allah namanya Ma” “Supaya apa?” tanyaku "Supaya All… Read More

4 komentar:

  1. Pengalaman tuan takur berharga bgd nih mak ya..pelajaranlah ya..
    Tfs y mak

    BalasHapus
    Balasan
    1. iy mak Indah, tq dah mampir yak

      Hapus
  2. makasih mak sharingya...1-2 rak teh instan??banyak juga ya
    salam kenal mak^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. banyak banget mak, sy sih geleng2 kepala aja liatnya. Nice to know you ^_^

      Hapus

Ada palekko ada kanse
Disantap dengan sambal cobek tumis
Leave any comment please
Yang penting tidak bikin penulis meringis