3 Sep 2014

Drama 1 Babak

Hampir setiap hari.. selalu terjadi drama 1 babak setiap mau kekantor. Kakak akan selalu minta ikut mengantar sampai kekantor, adek juga selalu minta digendong setiap melihat aku berpakaian lengkap. Dan kakak Naylah, bagaimanapun cara kami membujuknya, dia akan tetap ikut akhirnya, dan suamiku tipe orang yang sangat tidak suka dengan air mata dan suara hidung alias rengekan. Seberapa cepatpun aku mempersiapkan diri kekantor, ujung-ujungnya pasti terlambat juga.

Hari ini, aku diantar kekantor rombongan seisi rumah. Ada Misua, Kakak Naylah, ada adek, ada Mia ikut buat pangku adek. Heboh sekali. Lebih baik begitu daripada melihat mereka mengantarku sampai depan pintu sambil menangis, itu akan membuatku bekerja tidak tenang dan merasa bersalah sepanjang hari.

Kalau sudah begini, muncul lagi janji-janji pada diri sendiri… okay, ini akan berakhir, akan ada masa aku akan jadi IRT sejati. Tapi anak-anak itu kok rasanya cepat sekali membesar ya. Dulu, waktu naylah masih bayi, janji-janji itu juga ada, tau-tau dia sudah berumur 4 tahun. Sudah mulai mandiri, dan sudah mulai berargumen. Janji-janji terlupakan lagi. Setelah ada adek, janji-janji teringat lagi..hehehe
Kadang-kadang juga, ada hari dimana mereka manis sekali ketika aku mau berangkat ke kantor. Adek begitu menggemaskan digendong kakeknya sambil melambaikan tangan-tangan mungilnya, wajahnya cerah dan tersenyum, dan Kakak tumben-tumben berkata “ Cuma liat-liat saja pa”. Maksudnya liat kami berangkat kerja saja dan tidak ikut. Dan aku tetap terlambat 30 menit, karena bolak-balik menciumi mereka. Kalau kejadiannya begini….wuihhh rasanya bisa kurasakan tiupan angin surga. sepanjang hari itu, suasana hatiku akan baik, segala pekerjaan dan urusan lancar. Tapi sayang sekali, yang barusan kuceritakan ini jarang sekali terjadi hahaha.

Kadang geli sendiri, tapi insya Allah akan terlewati juga situasi ini. Hari-berganti hari, bulan-berganti bulan, akhirnya tahunpun berganti. Banyak suka duka merawat anak, sukanya dinikmati, dukanya ketika sudah berlalu menjadi bahan tertawaan dan candaan kami. Thanks God for everything.

0 komentar:

Posting Komentar

Ada palekko ada kanse
Disantap dengan sambal cobek tumis
Leave any comment please
Yang penting tidak bikin penulis meringis