5 Jul 2011

Hilang

Hari ini, ustad kondang Zainuddin MZ meninggal dunia. Beliau begitu terkenal, kematiannya yang mendadak, membuatku tertegun…hmmm..orang tenar yang meyerukan kebaikan juga bisa meninggal. Rumah duka didatangi banyak orang, banyak yang mendoakan. Berita kematian beliau yang mendadak ditayangkan  berulang-ulang di tv. Aku ingat dulu sering mendengarkan ceramahnya yang lantang dan sering membuatku tersenyum karena joke-joke lucunya. Aku tertegun lagi…ustad juga bisa meninggal. Dia sudah berguna dalam hidupnya, meninggalkan nama yang harum di dunia, tapi akhirnya meninggal juga, menghadap ke Yang menciptakan.

Kutengok diriku. Apa aku ini? Aku tentu saja juga akan meninggal, belum ada sesuatu yang berguna kutinggalkan di dunia. Hidup menjalani hari-hari saja, rutinitas saja. Nama dan kenangan akan pelan-pelan hilang seiring dengan hancurnya jasad di bawah tanah dimakan ulat. Mungkin aku hanya menjadi ingatan generasiku yang pertama. Syukur-syukur jika anakku kelak mau memperkenalkanku pada anaknya, bahwa dia punya nenek yang sebaiknya dikirimkan Al Fatihah. Ingatan generasi langsung bisa bertahan berapa lama? Mungkin hanya 60 tahun saja. Jika sang generasi menyusul juga, hilanglah sudah nama kita. Yah hilang, tak ada nama kita di buku sejarah yang dipelajari di sekolah dasar, tak ada di monumen yang berdiri ditengah kota, tak ada juga di nama jalan walau di jalan pelosok sekalipun. Benar-benar hilang.

Tulangku jadi ngilu mengingat kematian. Kematian sekarang semakin kejam. Menyerang orang tanpa suatu pertanda, tanpa peringatan, tanpa sempat pamit pada keluarga tersayang.

Astagfirullah…Ampuni hambamu ya Allah. Aku benar-benar takut.

0 komentar:

Posting Komentar

Ada palekko ada kanse
Disantap dengan sambal cobek tumis
Leave any comment please
Yang penting tidak bikin penulis meringis