24 Des 2020

The Power of MengASIhi, Berat Badan Turun 15 kg!

Sebelum hamil, berat badan saya antara 58-60 kg. Angka terendah itu bisa dicapai kalau saya lagi rajin minum jus sayur dan menjaga pola makan. Angka timbangan dengan mudah melesat ke angka 60 kg jika bablas, sering makan junk food dan kurang konsumsi buah atau sayur. Tapi melebihi angka 60 kg tidak pernah.

Riwayat hamil anak pertama dan kedua, biasanya naik 10 kg, dan mentok turun hanya 5 kg setelah melahirkan  dan berbulan-bulan setelahnya. 

Jadi saat hamil anak ketiga, saya sudah mulai was-was, timbangan sampai diangka 76 kg wow! yang artinya berat badan saya naik 16 kg sodara-sodara! 
penyebabnya apa kok bisa seberat itu?
ya MAKAN lah hahaha ... apa lagi coba.

Kehamilan ketiga ini jedanya 7 tahun dengan kehamilan kedua. Saya dilanda cemas berlebih karena hamil di usia yang cukup matang (menolak dibilang tua: D). Selain itu berita tentang bahaya pandemi Covid-19 ada dimana-mana. Di TV, di Facebook, Instagram, di broadcast WA, pokoknya di segala lini. Saya jadi makin cemas, hingga saya mengkonsumsi berbagai jenis vitamin, dan melahap habis semua yang diresepkan dokter. Saya rajin makan buah, sayur, dan juga NASI! susu juga tidak pernah hilang dari santapan harianku, bukan susu khusus untuk ibu hamil, tapi susu cair rendah lemak. Kata orang, susu yang berlabel low fat itu banyak gulanya. Makin menjadi-jadilah pertumbuhanku, baik ke samping maupun ke depan :D 

Setiap ada gejala awal flu, saya akan menambah asupan gizi dan vitamin, pokoknya waktu itu apa aja deh kulakukan, yang penting jangan sampai demam.

Hasilnya .... saya benar-benar besar. Orang-orang mengira saya mengandung anak kembar. 
usia kehamilan 9 bulan



Kalau tidak salah foto ini diambil 4 hari sebelum melahirkan ... BESAR kan ???


Saya berpikir yang kemarin saja naiknya cuma 10 kg turunnya cuma mentok 5 kg, bagaimana pula ini ..dimana umur juga sudah tak muda lagi, Metabolisme sudah lambat, tidak selaju dulu. Saya membayangkan menurunkan 16 kg pasti akan sangat berat.

Ketika kehamilan minggu ke 38 terlewati, Adek Afif keluar ke dunia ini melalui operasi Caesar. Selama di rumah sakit, saya tidak menimbang berapa jumlah yang hilang setelah melahirkan, berapa dari berat badan bayi, plasenta, dll. Saya disibukkan bolak balik ke NICU menyusui Adek Afif sambil mencoba menahan nyeri bekas operasi. Dia dirawat di NICU karena muntah cokelat.  Untungnya ini tidak berlangsung lama,  Alhamdulillah Adek Afif boleh pulang ke rumah bersama saya di hari ketiga.

Sampai di rumah, barulah saya mengecek timbangan. Setiap kali saya menimbang, saya dikejutkan dengan penurunan yang lumayan banyak, bisa sampai 1 kg / hari. Itu berlangsung sampai angka timbangan 66 kg. Berarti, jika dihitung-hitung 76-66 kg ... 10 kg hilang 1 bulan pertama. Setelah itu penurunannya melambat hanya 3 kg dibulan kedua dan ketiga. 
foto bulan ke 4-5 lupa tepatnya, sampai sekarang perut masih buncit hehehe



tips menyamarkan perut buncit .....gendong bayi kamu menutupi perut xixixi

Sekarang Adek Afif berusia 6 bulan, posisi timbangan saya sudah 59 kg. Ini berarti sekilo lagi sudah kembali ke posisi timbangan sebelum hamil. Ini masih jauh dari ideal lho ya, karena sebelum hamil pun berat badan saya masih berlebih. Tapi turun 15 kg gaess! bagi saya..itu pencapaian luar biasa. Sangat jauh dari espektasi saya sebelumnya. *prok-prok for me yey!!!

Apa yang saya lakukan kok bisa turun sebanyak itu?

Sebenarnya saya mau kasih tips, tapi tidak ada tips khusus. Saya berusaha mengingat-ingat apa kira-kira penyebabnya. Kalau saya rincikan kurang lebih mungkin ini alasannya:

Menyusui Ekslusive

Konon bayi laki-laki itu lebih kuat menyusui daripada bayi perempuan, ini benar adanya.  Mungkin bayi kalian minum susu sampai kenyang, lalu terkulai dan tidur. Bayi saya tidak, dia minum susu dengan mata terbuka, dengan mata tertutup, sampai bangun kembali hahaha. Artinya anak solehku ini nenen sambil bobo. Kebayang  kan lama  prosesnya. Walaupun  tidak selalu ya, kadangkala kalau sudah kekenyangan...nenennya dilepas juga.  

Dari beberapa literatur yang saya baca, kabarnya setiap ons ASI yang keluar dari payudara ibu mengeluarkan 20 kalori, jadi kalau si baby menyusu sebanyak 25 kali/hari berarti si ibu membakar  500 kalori. Ini sama jika kamu berlari dalam kecepatan 10 km/jam dalam 45 menit. Atau kamu berlari selama 30 menit dengan kecepatan 13 km/jam. 500 kalori juga bisa hilang dengan berenang selama satu jam penuh. 

Rasanya senang sekali ya bu ibu mengetahui bahwa kita cukup berbaring mengelus-elus kepala bayi lucu, sambil sesekali mencium kening, hidung dan pipinya..dan blussssss 500 kalori lenyap.

Tidur yang cukup

Alhamdulillah..Alhamdulillah ya Allah
Jangan sampai deh saya lupa kalau ini karunia Tuhan.  Saya teringat zaman Baby Rayyan 7 tahun yang lalu, saya lebih sering begadang setelah melahirkan. Anak nomer duaku itu sering bermasalah dengan perut kembung, walaupun sudah dioleskan minyak telon setiap saat, mungkin itu penyebabnya dia sering sekali menangis. Membuat saya dan Pap Nay bikin jadwal tidur supaya bisa gantian istirahat.

Puji Tuhan, itu tidak terjadi kali ini. Saya hanya begadang 2 pekan pertama, itupun karena terlalu exciting punya bayi lagi, bawaannya mau lihat bayinya terus sampai susah tidur hahaha. *mama lebay
Tapi di minggu ketiga sampai sekarang, dia tidur pulas di malam hari. Semoga seterusnya begitu Ya Allah. Aamiin.

Biasanya pukul 20.00, lampu tidur dinyalakan, ruangan menjadi remang-remang, mata Adek Afif juga ikut redup. Sambil disusuin, lelaplah dia. Saya juga ikut lelap. Tapi lebih sering saya letakkan dulu dia di ranjangnya. Supaya saya bisa meluruskan badan dengan nyaman tanpa harus khawatir dia tertindis. Sekitar pukul 00.00 dan 03.00 dia bersuara, bukan menangis ya, hanya bersuara dengan mata terpejam, atau dia hentak-hentakkan kakinya. Disinilah kekuasaan Tuhan, ibu itu ya...senyenyak bagaimanapun tidur kita, tetap bisa mendengar suara-suara jika bayi bergerak. Saya pindahkan dia di kasur lalu saya susui. Kami tertidur lagi sampai subuh. Baby Afif yang bangunkan. Tentu saja Pap Nay tidak pernah merasakan begadang, dia mengungsi di ruang tengah dengan anak-anaknya. 

Tidur yang cukup 8 jam minimal membantu kita tidak ngemil di waktu tidur itu, bayangkan kalau masih terjaga sampai tengah malam, bisa DIDIPAR (Dikit-dikit Lapar). Metabolisme  juga lebih lancar jika kita tidur cukup, metode diet manapun menyarankan ini. 


Berhenti Minum Susu 

Sejak melahirkan saya berhenti minum susu, yang biasanya saya konsumsi setiap hari selama hamil. Susu menyebabkan (maaf) gas buang angin menjadi bau, dan kusadari memberi andil besar kenaikan berat badanku ketika mengandung. Jadi itu saya hilangkan sama sekali dari konsumsi harian. 

Barulah di umur Adek Afif menginjak 5 bulan, saya kembali minum susu walaupun tidak sebanyak kemarin. Susu sapinya saya ganti dengan almond dan susu kambing, kadang juga beli lagi UHT low fat. Alasannya, lutut saya tiba-tiba cenat-cenut. Dokter menyarankan saya minum susu untuk menambah kalsium. 

Ngemil Telur dan Buah

Karena melahirkan dengan SC, saya butuh banyak protein. Saya tidak membeli obat china atau obat lain untuk mempercepat kesembuhan. Jadi saya perbanyak konsumsi ikan dan ngemil telur. Jika lapar di luar waktu makan, saya ngemil 2 biji telur ayam rebus atau buah-buahan. Lumayan kan daripada ngemil biskuit atau martabak. 

Untuk makan besar, saya makan 3 kali atau lebih dengan porsi yang tidak pernah saya kurangi. Tetap makan yang digoreng dan berlemak. Karena pada dasarnya saya tidak mau diet saat menyusui exclusif, saya harus tetap happy supaya ASInya lancaaaaaaarrr dan baby Afif sehat.

Oh ya ngemil telur ini hanya di bulan pertama dan kedua, setelahnya saya bosan :D

Minum air putih minimal 3 liter per hari

Sebelum, saat hamil, maupun sesudahnya saya memang sangat doyan minum air putih. Saya pernah iseng mengukur jumlah air yang saya konsumsi, rupanya terpenuhi  minimal 3 liter/hari. Air yang saya minum setiap hari adalah kangen water ph 9.5. Itu lho yang dihasilkan oleh dispenser kekinian made in Japan. Kalau mau beli mesinnya hubungi saya ya *tetap promosi

Air kangen sangat ringan, tidak bikin kembung, sehingga saya bisa minum banyak. Kalau lagi niat pernah bisa sampai 4.5 liter/hari. Mungkin ini penyebabnya walaupun menyusui saya tidak begitu sering terkena serangan lapar. Sangat berbeda waktu belum memiliki mesin kangen water 7 tahun yang lalu, saya harus sedia cemilan di sisi ranjang dan minum sampai seliter susu setiap hari.

Tidak ada pembantu

Karena Asma resign jauh sebelum saya melahirkan, saya melakukan banyak hal di rumah...seperti mencuci, memasak, melipat, kadang menyapu. Sekarang ditambah membuat MPASI.. Untungnya masih ada kakak Nay dan tantenya yang ambil alih urusan cuci piring. Setiap hari tanpa ART tentu saja menurunkan kalori yang lumayan.

Btw, saya mau bilang bahwa diantara semua pekerjaan di rumah...yang paling menguras emosi dan jiwa adalah membimbing anak-anak school from home..oh Covid-19 segeralah musnah di muka bumi ini.


Mungkin inilah penyebabnya berat badan saya bisa turun sampai 15 kg dalam 6 bulan, jika teringat hal-hal lainnya akan saya update di post ini. Saya tidak menyarankan para ibu diet di masa menyusui ekslusif. Percayalah dengan kekuatan mengASIhi, dia bisa menghempas kalori daaaannnn berat badan kita kembali ke posisi semula bukanlah kemustahilan.