30 Okt 2015

Pembukaan Habibie Cup 2015

Setelah sempat 3 tahun tidak diadakan, event Habibie Cup digelar lagi. Habibie Cup merupakan kejuaraan antar klub sepak bola yang diadakan oleh Pemerintah kota Parepare. Kejuaraan ini didedikasikan kepada BJ Habibie. Turnamen sepakbola Habibie Cup merupakan turnamen tertua di Sulawesi Selatan (Wikipedia). Sama seperti beberapa tahun sebelumnya, pergelaran Habibie Cup XXI diadakan di Stadion Gelora Mandiri Parepare.

Saat pembukaan turnamen kemarin, saya menyempatkan diri mengikuti pembukaan tournamen Habibie Cup yang ke XXI ini. Ini kali pertama saya melihat pertandingan sepak bola secara live, maklumlah emak-emak rumahan yang cinta damai (takut kena rusuh), dan bukan pecinta bola pula. Tapi karena jauh-jauh hari event ini selalu dibicarakan di kantor, saya pun jadi penasaran ingin melihat perhelatan ini. Ternyata ada hal-hal menarik yang saya temukan saat berada di sana, berikut beberapa diantaranya:

Bisnis Dadakan

Event yang rencananya akan berlangsung dari tgl 28 Okt – 10 november 2015 ini membuat masyarakat sekitar berbisnis dadakan. Halaman-halaman rumah, kolong rumah, halaman masjid tiba-tiba dijadikan tempat parkir dadakan yang bertarif premium. Saya sempat kaget sewaktu ditagih Rp.5000 rupiah saat memarkir motor, bukan kaget karena harus mengeluarkan uang segitu, kaget membayangkan pendapatan yang akan mereka kantongi melihat banyaknya motor yang berjejer di situ XD. Motor dan mobil benar-benar memenuhi jalan sekitar stadion, saya saja yang sudah merasa dekat memarkir motor, masih harus berjalan 200 meter untuk mencapai stadion. Masih ada ratusan mobil dan motor di parkiran jauh dari tempat kami.

Ibu-ibu sekitar stadion juga tidak mau ketinggalan, mereka menggelar jualan di depan rumah mereka, jualan mereka berupa air mineral, kopi kalengan, rokok, permen, snack, dll. Adapula yang menjajakannya langsung di dalam stadion. Para pemulung tak ketinggalan, saya melihat beberapa bapak-bapak membawa karung untuk mengumpulkan botol-botol bekas minum penonton. Event ini benar-benar memberi nilai tambah ekonomi yang tidak sedikit kepada masyarakat setempat.

Penjagaan Ketat

Terlihat jelas pada perhelatan kali ini, penjagaan keamanan dilakukan lumayan ketat. Sekitar 2 km dari stadion pun polisi sudah mulai tersebar. Apalagi di sekitar dan di dalam stadion, penjaga baik itu polisi, polwan, brimob, tentara, ada di mana-mana. Penonton dilarang membawa botol minuman masuk ke stadion. Tapi anehnya, ketika sudah duduk di dalam, masih banyak juga penonton yang minum air mineral botolan. Ya begitulah, selalu ada saja ada akal jika menyangkut melanggar aturan.



Meriah dan Penonton Membludak

Suasana stadion yang dulunya sepi, menjadi sangat ramai. Jumlah penonton membludak, melimpah ruah memenuhi stadion Habibie. Perhelatan besar ini dibuka langsung oleh Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, kemarin tanggal 28 Oktober 2015. Pak Gubernur pula yang melakukan tendangan bola pertama untuk menandai dimulainya pertandingan. Riuh suara penonton ketika sirine tanda pertandingan akan dimulai berbunyi. Yang masih di luar stadion segera berlarian membeli tiket dan masuk stadion.

Tendangan bola pertama oleh Bapak Gubernur
pintu masuk stadion sesak




Rame kan?

 
Ayo..ayo ayo persipare..
Kita di sini untuk menang

Lagu yel-yel tersebut dinyanyikan oleh tim supporter Persipare Parepare dengan semangat. Mereka memakai baju hijau, menyanyi dengan semangat disertai macam-macam alat tabuh. Setiap kali Persipare memasukkan gol, supporter akan lebih riuh lagi. Saya lebih sering menonton mereka daripada menonton pertandingan hehehe.

Tim Persipare Parepare akhirnya unggul 3-0 melawan Persin Sinjai. Hal yang wajar mengingat pemain persipare bertabur bintang Indonesia Super League (ISL). Ada Hamka hamzah (PBFC), Zulham Zamrun (Persib Bandung), Faturahman (Sriwijaya FC), Asri Akbar (Sriwijaya FC), Emil Mbamba (Persebaya), Harianto (Persik Kediri), Nugroho Mardiyanto (Persebaya United), Moeniaga (PSS Sleman), Zulkifli Syukur (Mitra Kukar), Rezki Pellu (Mitra Kukar), Bio paulin (Persipura), Handi Hamzah (eks PSM), Ahmad Rivai (eks Timnas U23), Kurnia Meiga (Arema Cronus), dan Evan Dimas (Persebaya United).
pemain bertabur bintang ISL
Jika Anda pecinta bola dan ingin menonton pertandingannya, berikut jadwal pertandingan penyisihannya:

Rabu, 28 Oktober 2015
Persipare vs Persin Sinjai

Kamis, 29 Oktober 2015
Sidrap United vs Gaswa Wajo
Persipal Japfa VS Pesibang

Jumat, 30 Oktober 2015
PSM Makassar vs Sandeg Polman
Persin Sinjai vs Gasma Enrekang

Sabtu, 31 Oktober 2015
Gaswa Wajo vs PS ASA Sulbar
Pesibang Bantaeng vs Persibo Bone

Minggu, 1 November 2015
Sandeg Polman vs Persim Maros
Gasma Enrekang vs Persipare

Senin, 2 November 2015
PS ASA Sulbar vs Sidrap United
Persibo Bone vs Persipal Jafra Palu

Selasa, 3 November 2015
Persim Maros vs PSM Makassar
Harga tiket 20.000 rupiah per orang.

Wassalam
Nur Islah

Photos by Boston

21 Okt 2015

Breast Cancer Awareness : Bukan ke Dukun Tapi ke Dokter

"Ajana mu operasi nak, abbura ogino, engka manye balibolae keppi-keppini lasangna fura mabbura ogi"
 
Itulah kalimat dalam bahasa Bugis yang disampaikan via telpon oleh nenek. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, kurang lebih artinya begini "tidak usah operasi nak, pakai obat alternatif saja, ini ada tetangga yang cuma diobati dukun mulai kempes benjolannya".
 
Selang dua bulan kemudian nenek menelpon lagi, beliau mengsyukuri keputusan saya operasi angkat benjolan payudara, karena tetangga nenek itu dikabarkan makin parah. Kabarnya dia sudah memakai kelambu sepanjang hari, karena kanker payudaranya mulai membusuk. Jika tidak memakai kelambu, dia dikerumuni lalat. Kondisinya sungguh memprihatinkan. Setelah sakitnya sudah sedemikian parah barulah dia mau mengikuti semua saran dokter, tapi sudah terlalu terlambat. Dia meninggal dunia tidak berapa lama kemudian.
 
Banyak kasus demikian di masyarakat kita, terlalu menyandarkan pengobatannya pada dukun. Dukun menyebut tumor dengan istilah “cella”. Di kampung-kampung bersuku Bugis, banyak yang meyakini penyakit cella hanya bisa diobati dengan mabbura ogi (dukun).Apalagi ada keyakinan bahwa dukun tidak akan sanggup mengobati penyakit yang sudah ditindaki dokter dengan operasi. Anggapan ini membuat penderita memutuskan mencoba berobat di dukun dulu baru kemudian menuruti saran dokter. Selain itu, alasan lain tidak mau dioperasi adalah "takut". Takut membayangkan payudaranya dibelah, dicongkel, dan dijahit kembali. Padahal sekarang peralatan kedokeran sudah semakin canggih. Operasi sudah minim resiko dibandingkan puluhan tahun yang lalu.
 
Saya sendiri sudah pernah menjalani operasi angkat benjolan di payudara. Awalnya saya mendapati benjolan kecil di payudara kanan. Keesokan hari setelah mendapatinya, saya segera mengkonsultasikan benjolan tersebut ke dokter bedah. Oleh dokter saya diberi obat dan diminta datang lagi kontrol per 2 minggu. Ternyata benjolan cepat membesar, akhirnya dokter memutuskan sebaiknya dioperasi. Baru juga bekas operasi kering, ada lagi benjolan di tempat yang sama, membesar pula dengan cepat, akhirnya diputuskan operasi lagi, walaupun tindakan operasinya baru terealisasi beberapa bulan kemudian. Untungnya setelah diperiksa di laboratorium hasilnya bukan tumor ganas ataupun kanker. Proses operasi ini terbilang singkat. Karena operasi benjolan payudara itu jenisnya ringan. Hari ini pasien dioperasi, besoknya sudah bisa pulang. Jika dokternya pintar dan kerjanya rapi, bekas lukanya pun tidak akan terlalu mengganggu.
 
Saya sering bertanya kepada dokter, apa sih penyebabnya payudara saya sampai didiami benjolan berulang begitu?.Dokter mengatakan bahwa faktor utama munculnya benjolan adalah faktor genetik. Setiap orang sebenarnya memiliki potensi terkena tumor payudara, tapi kebanyakan orang memiliki gen penangkalnya, nah orang-orang yang menderita tumor karena faktor genetik adalah orang-orang yang tidak memiliki gen penangkalnya. Kira-kira begitu penjelasan dokter yang ditangkap oleh akal awam saya.
 
Karena biasanya benjolan tidak terasa sakit, dan tidak tampak, banyak perempuan tidak sadar jika mengidap tumor atau kanker payudara. Untuk itu setiap perempuan harus selalu waspada dengan organ masa depannya itu, harus sering melakukan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri). Jika mendapati gejala yang aneh, jangan tunggu lama, segera konsultasikan ke ahlinya, bukan dukun ya, tapi dokter. Karena kanker payudara lebih mudah diobati jika terdeteksi lebih dini.
Breast Cancer Awareness Month
 
#finishthefight #gopink #breastcancerawareness

20 Okt 2015

Belahan Jiwa


Tegar hati pelindungku
Merengkuh erat dengan kokohnya lenganmu
Menatap sendu tak berkata
Mendekap, hilanglah segala duka

Tidak ada bahasa rayu
Mendayu-dayu membuai hati
Tiada unjuk pada dunia
Atau rengkuhan mesra di mata awam

Hanya aku yang tahu
Betapa kamu belahan jiwaku

Parepare, 20 10 2015
Nur Islah

14 Okt 2015

Gathering Rusuh di Pulau Dutungan

Setiap tahun kantor saya mengadakan gathering karyawan. Acara kumpul-kumpul tahunan, yang tujuannya selain untuk lebih mempererat hubungan silaturahmi, juga penyegaran untuk karyawan yang jenuh mengejar target sepanjang tahun.

Tahun-tahun sebelum tahun ini, saya tidak bisa ikut, maklum sudah mamak-mamak. Kalau bukan karena sedang hamil, pasti saya tidak bisa ikut pakai alasan anak masih baby. Tambahan pula gathering karyawan tahun-tahun sebelumnya selalu saja tempat tujuannya keluar daerah yang jauh, pakai acara naik pesawat segala. Jadilah saya hampir tidak pernah ikut gathering tahunan itu.

Tahun ini, lokasi yang dipilih adalah Pulau Dutungan, hanya berjarak 30-60 menit perjalanan dari Parepare. Akhirnya saya bisa menyempatkan diri untuk ikut. Beruntungnya anak-anak sangat dekat dengan bapaknya, anak bapak tidak keberatan ditinggal pergi sebentar 2 hari.

****

Dutungan adalah sebuah pulau kecil di daerah Pallanro, Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru. Dari daratan Pallanro, hanya perlu berperahu motor kurang dari 10 menit untuk tiba ke sana. Dibayanganku Pulau Dutungan adalah pulau yang gersang, pulaunya tidak berpohon sama sekali, ataupun kalau ada pohonnya, paling-paling hanya ada pohon kelapa. Sejak disebut menjadi tempat gathering tahun ini, bawaan menjadi kurang semangat saja membayangkan harus menghabiskan waktu berpanas-panas di pulau. Ternyata tidak demikian, Pulau Dutungan cukup rimbun, banyak pohon untuk berteduh. Malah ada hutannya, walaupun hutan di Dutungan kebanyakan isinya pohon jati dan pohon mangga.

Hutan jati
pohon mangga
 
Indah kan?

Di pulau Dutungan sudah tersedia mushalla, rumah-rumah mini yang disewakan, WC, dan banyak tempat sampah. Kabar bahwa air bersih di sana terbatas juga tidak terlalu kami rasakan kesulitannya. Selain karena di Dutungan juga tersedia air bersih, panitia gathering juga membawa air bergalon-galon (pakai galon air minum) sebagai persiapan kalau-kalau kehabisan air.

****
Hari pertama

Peserta gathering di bagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok memakai gelang dengan warna berbeda-beda. Saya sendiri kebagian kelompok yang memakai gelang hijau terang. Setiap kelompok wajib membuat yel-yel, yang akan dinilai keseruan dan kekompakannya. Karena yel-yelnya dirancang menit itu juga, dengan waktu yang terbatas pula, yel-yel yang ditampilkan masing-masing kelompok lumayan hancur, apalagi di grup saya yang kreatifitas personilnya mati suri XD


Yel-yel grup sebelah XD
Setelah beryel-yel ria, kegiatan dilanjutkan dengan pertandingan voli. Tentu saja yang ikut cuma kaum prianya, kami kaum wanita yang berkulit lembut nan halus melipir ke musholla. Sholat dan tidur siang di situ.
Pertandingan voli

Agak sore, panitia menunjukkan masing-masing kamar kami. Berempat saya, mba Dyah,Irma, dan Audrah ditempatkan di rumah/kamar paling ujung. Penampakan rumahnya gimana? Dari luar sih agak bagus, tapi sayangnya di dalam berdebu, sepertinya jarang di sapu, trus lampunya tidak menyala setiap saat, karena listrik di sana pakai genset, listrik dinyalakan setelah magrib sampai subuh.
tempat nginapku

Kami sedang ngaso di kamar, ketika teman-teman sudah banyak yang main di sekitar dermaga. Karena risih dan agak jijay-jijay gitu melihat penampakan perut-perut gendut bersiliweran hanya memakai kolor, saya dan Mba Dyah ke dermaga setelah beberapa dari mereka mulai bosan main di laut, jadi tidak terlalu ramai. Kami sempat merasakan snorkeling menjelang magrib. Ternyata kegiatan snorkeling itu asyik juga. Bisa melihat karang-karang di bawah laut, cukup dengan mengapung saja. Sayangnya karena sudah masuk magrib, acara snorkelingnya jadi sangat singkat.

Parade Perut

Tempat kami snorkeling
****

Setiap waktu makan tiba, panitia akan membunyikan sirine. Itu tanda kami harus siap-siap ke ruang makan, tempatnya di sebuah aula besar. Tidak boleh telat jika sirine sudah bunyi. Bukan apa-apa, berapapun banyaknya makanan yang tersedia di situ pasti ludes, jika telat sedikit bisa-bisa cuma dapat kuah coto XD.
Dinner time

Setelah kampung tengah terisi full oleh coto, ayam bakar, sate, dll, kami berkumpul di lokasi api unggun. Sayang sekali acaranya kurang greget di bagian ini, setelah pembagian door prize, nyanyi-nyanyi sambil mengelilingi api unggun, kebanyakan acara di isi dengan hiburan dari beberapa penyanyi. Karena bukan penggemar lagu dangdut, saya dan nona-nona yang lain menjauhi keramaian. Kami ke dermaga menikmati angin malam.
nyanyi bareng lagu "kemesraan"

dapat flash disc heboh begini yah

Hari kedua

Ada 3 acara di hari kedua ini..tarik tambang, permainan oper piring berisi tepung, dan pembagian hadiah. Tarik tambang berlangsung alot, semua unjuk kekuatan, semua semangat untuk memperebutkan kotak hadiah yang besar. Sampai beberapa teman menunjukkan tangannya yang lecet karena nariknya terlalu semangat.
semangat 45 memperebutkan hadiah besar

Di games yang kedua, acara berlangsung kacau balau. Seharusnya games oper piring prosesnya begini; Dua grup diadu. Masing-masing grup terdiri dari 5 orang, sebuah ember berisi tepung di letakkan di depan masing-masing grup. Setiap grup harus berlomba menghabiskan isi ember itu, dengan cara mengoper tepung ke belakang memakai piring.



Tapi yang terjadi adalah…belum juga berapa lama berlangsung, tiba-tiba games berubah rusuh. Entah siapa yang memulai, piring berisi tepung disiram langsung ke kepala teman, semua peserta ikut-ikutan melempar tepung. Parahnya lagi yang menjadi penonton pun kena lemparan tepung. Jadilah kami berlari sekencang-kencangnya, menghindari siraman tepung dari perusuh.
saya curiga yang bawa ember ini provokator perusuhnya

pasrah di siram tepung

dikejar sampai dapat

Kerusuhan mulai mereda, waktunya pembagian hadiah. Masih dengan tepung yang menempel di badan, semua orang disuruh kumpul per kelompok. Karena menang pertandingan voli, kelompok saya kebagian juara ketiga. Melihat semua kotak hadiah sudah terbagi, ketua panitia paham kalau kami-kami penasaran dengan isi hadiahnya (soalnya besar bo’), masing-masing kelompok kemudian disuruh buka hadiah di tempat. Daaannn ternyata sodara-sodara…. isinya nab*ti, bengb*ng, Choc*latos dan cemilan-cemilan sejenisnya!!! Cuma kotak untuk hadiah juara 1 yang isinya agak keren sedikit, coklat batang Ch*ngky bar XD. Jadilah kerusuhan terulang lagi. Isi kotak hadiah di lempar keudara dan diperebutkan dengan ganas bhahahaha.
hadiah lomba yang bikin rusuh lagi

Tapi walaupun hadiah lomba cuma dapat hadiah cemilan, semua peserta membawa pulang hadiah door prize. Ada yang dapat rice cooker, setrika, power bank, pembersih helm, kipas angin dan banyak lagi. Kalau saya dapat flash disc, padahal dari awal ngincar power bank xiaomi-nya.
semua senang dapat door prize
foto-foto sebelum pulang
anak gadis disarang penyamun :p

Acara gathering yang saya ceritakan ini berlangsung tgl 22-23 Agustus 2015 kemarin. Postingan super telat ya. Mudah-mudahan gathering tahun depan di Bandung jauh lebih seru…aminnnn

Lokasi: Pulau Dutungan, Pallanro, Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru
Biaya : Sewa perahu motor Rp.30.000 per orang

Parepare, 14 10 2015
Nur Islah

12 Okt 2015

Selamatkan dan Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual

“Pelaku Pedofilia itu adalah orang dewasa yang tidak berhasil hubungan cintanya dengan orang-orang seumurnya, mereka ini adalah orang-orang yang selalu ditolak, makanya mereka melampiaskan nafsu seksualnya pada anak-anak”

Kira-kira demikianlah kalimat pembuka yang disampaikan oleh Dr. Hj.Asniar Khumas , S.Psi, M.Si pada seminar parenting bertajuk “Selamatkan dan Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual (SELARAS) yang diadakan di Rumah Jabatan Wali Kota Parepare tanggal 09 oktober 2015 kemarin.

Dari kalimat ibu yang juga merupakan dosen di salah satu perguruan tinggi di Makassar ini, bisa jadi warning buat para jomblo yang sering ditolak cintanya, kalau tidak tabah selalu ditolak, bisa-bisa terjangkit penyakit ini. hahahaha becanda.

Seminar yang saya ikuti ini diajak teman-teman dari PD Salimah. Lumayan menarik karena menampilkan 3 narasumber yang memberikan tinjauan dari 3 perspektif, dari segi hukum yang diwakili Dinas kepolisian, pandangan dari sisi orang tua, hal ini di wakili oleh Istri Walikota Hj Erna Topan Pawe, dan dari sisi psikologis oleh ibu Dr. Hj.Asniar Khumas , S.Psi, M.Si.


Selamatkan-dan-Lindungi-Anak-dari-Kekerasan-Seksual
Tempatnya asyik, full AC
Kategori anak yang dilindungi hukum menyangkut kekerasan seksual dijelaskan oleh Bapak Kanit Kepolisian dan Perlindungan perempuan dan anak, bahwa korban dikategorikan sebagai anak jika belum berusia 18 tahun, belum menikah, atau anak tersebut belum dilahirkan (masih dalam kandungan).

Serem juga mendengar kasus-kasus anak yang mengalami kasus kekerasan seksual. Jangankan di kota-kota besar, di desa terpencil di sebuah desa di Kabupaten Sidrap juga sudah terjangkiti serangan Pedofilia, tragisnya lagi yang melakukan hal tersebut adalah kepala sekolah kepada anak didiknya yang masih kelas 2 SD.

Di sela-sela materi, 1-2 kali ibu dosen menampilkan video-video kartun menarik tentang pedofilia, di antaranya film ini, digambarkan seorang tetangga yang awalnya sangat baik, memberikan permen gulali, mengajak bermain,dan mengantar si anak tetangga ke sekolah. Karena kebaikannya tersebut, sang pedofilia kemudian mendapat kepercayaan dari orang tua dan disukai oleh si anak, tapi akhirnya si anak dirusak masa depannya dengan bujukan permainan yang baru. Sebuah video menarik lain, menggambarkan cara menyampaikan hal-hal yang harus dilakukan anak-anak ketika dibujuk oleh seorang Pedofilia; jangan mau diberi permen oleh orang asing, dada, bagian bawah perut tidak boleh disentuh oleh laki-laki termasuk ayah, paman atau kakek, lari dan berteriak kencang jika ada yang menyentuh bagian-bagian terlarang tersebut. Menariknya video ini menggunakan bahasa anak-anak yang saya yakin segera dipahami oleh anak kecil, Naylah saja yang ikut menontonnya, sering mengulang-ulang kalimat tersebut di rumah.

Lebih lanjut ibu Asniar menjelaskan, bahwa anak-anak yang mengalami kekerasan seksual akan mengalami beberapa implikasi, antara lain:

Pengalaman traumatis
Anak-anak biasanya akan bertingkah lain dari biasanya, selalu menyendiri, sedih, dan sering menangis.

Munculnya stigma
Anak-anak korban kekerasan seksual akan menganggap dirinya sudah rusak, kotor, tidak suci. Stigma negatif ini disebut Sindrom Barang Rusak

Perasaan dikhianati
Mereka yang menjadi korban, biasanya hilang kepercayaan kepada siapapun, apalagi jika kekerasan seksual dilakukan oleh orang terdekatnya.

Dari implikasi tersebut di atas, akan menimbulkan implikasi lanjutan yang sungguh berbahaya jika tidak segera dilakukan tindakan korektif; bisa jadi anak-anak yang mengalami korban kekerasan seksual menjadi suka pada kegiatan tersebut (adiktif), dan berusaha mengulangnya kepada orang lain. Naudzubillah.

Para orang tua harus selalu memantau prilaku anak-anak seintensif mungkin, jika anak-anak mulai memperlihatkan indikator-indikator ini, bisa jadi anaknya sudah mengalami kekerasan seksual:
- Anak-anak lebih diam, murung, beda dalam berprilaku
- Bisa menjelaskan perilaku seksual secara gamblang : misalnya melihat adegan berpegangan tangan di sinetron, dia bisa menebak selanjutnya mereka akan berciuman, masuk ke kamar, dan seterusnya
- Bisa menggambar bentuk kelamin dengan jelas

Untuk menjauhkan anak-anak kita dari ancaman prilaku seks bebas dan ancaman pedofilia, sangat penting bagi orang tua untuk memberi edukasi seksual sejak dini (perbedaan perempuan dan laki-laki) kepada anak, menjauhkan gadget dari anak-anak, menjauhkan tayangan-tayangan yang merusak, dan lebih memperkenalkan anak-anak dengan norma-norma agama.

Selama kurang lebih 3 jam duduk manis disela-sela teror Naylah yang mulai bosan minta pulang, akhinya pukul 12.00 acara ditutup. Lumayanlah mengisi weekend dengan pengetahuan baru tentang bahaya penyalahgunaan seksual pada anak. Mudah-mudahan PD Salimah Kota Parepare tetap berkarya membuat acara-acara sejenis yang sangat bermanfaat bagi para orang tua.


Selamatkan-dan-Lindungi-Anak-dari-Kekerasan-Seksual
Panitia dan para narasumber
Wassalam
Parepare, 12 10 2015
Nur Islah

9 Okt 2015

Menikmati Senja di Salo Karajae



Sumber: Asmin Art
Keringat mulai bercucuran di pukul 16.00 sore, ketika saya, hubby, dan dua krucil bolak-balik menemui pemilik Café Teras Empang, café yang menjadi salah satu sponsor acara festival Salo Karajae, untuk menanyakan perahu mana yang siap mengantar kami menelusuri Salo Karajae. Ternyata kami salah tempat, panitia yang bertugas menjual karcis ada di seberang jalan, di lokasi festival Salo Karajae berlangsung. Saya langsung merasa bersalah karena sempat kesal mengira panitia tidak saling berkoordinasi.
 
Jam di hp sudah menunjukkan pukul 17.30 ketika kami dan penumpang yang lain duduk manis di perahu, sudah hampir magrib, tapi sayang kalau harus membatalkan karcis yang sudah terlanjur dibeli. Tidak apa-apalah pikirku, toh perjalanan menelusuri Salo Karajae hanya memakan waktu 30 menit, sesuai informasi yang saya dapat dari penjual tiket tadi. Perahu yang kami tumpangi adalah perahu motor berkapasitas 20 orang, diawaki seorang anak muda berperawakan kecil yang sepertinya sudah sangat mahir mengemudikan perahu. Sebenarnya saya agak was-was juga karena harus membawa 2 orang balita menelusuri sungai yang dalam (dan kabarnya ada buayanya juga), ditambah lagi saya tidak bisa berenang sama sekali, jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, saya bukannya membantu tapi malah akan menyusahkan (amit-amit naudzubillah jangan sampai terjadi). Tapi ternyata penumpang dilengkapi dengan rompi pelampung, perasaan saya menjadi tenang dengan adanya rompi pelampung itu. Bismillah..kami berangkat.

 

 
 
 
Perahu menderu, beberapa penumpang yang sepertinya sekelompok mahasiswi mulai mengeluarkan alat sakti mereka, tongsis dan kamera HP. Mereka mulai selfie dengan latar sungai Karajae. Seorang bapak tua memakai batik berdiri di antara kami, kalem saja menikmati suasana sepanjang perjalanan, sempat kami mengobrol tentang alangkah indahnya jika perjalanan ini dilakukan ketika pohon-pohon di pegunungan dan sekitar sungai masih berdaun hijau, tidak menguning, meranggas seperti sekarang. Bisa saya bayangkan jika semuanya hijau, wah pasti lebih sejuk dan lebih indah dibandingkan sekarang. Tapi tidak demikian, yang terlihat hijau sisa tanaman bakau dan pohon-pohon yang hidupnya pas di pinggiran sungai, pohon-pohon yang ini tidak terlalu merasakan kekeringan akibat ganasnya kemarau.
 
Setelah agak jauh berperahu, sebelum perahu memutar haluan, tampak oleh kami gerombolan burung putih, ramai mereka hinggap di pepohonan kelapa, sampai-sampai pohon-pohon kelapa itu terlihat memutih dipenuhi burung, pemandangan yang langka bagi saya. Anak-anak pun menunjuk-nunjuknya dengan riang.

 
Perahu memutar haluan ketika matahari baru saja menghilang di langit barat, arah kami menuju pulang. Nuansa senja, langit jingga, keheningan magrib, dan ketenangan Salo Karajae memberikan rasa yang beda pada perjalanan pulang kami.
 
Bunyi adzan mengumandang, lampu-lampu hias di jembatan Salo Kerajae terlihat indah dari kejauhan. Laju perahu dilambatkan sekarang, kami menepi... Terucap syukur pada yang maha kuasa, perjalanan di ambang senja menelusuri Salo Karajae berjalan lancar, kami selamat dan siap menghadapi rutinitas besok dengan semangat.

Lokasi:
 
Salo Karajae (Sungai Karajae) Kelurahan Sumpang Minangae, Kecamatan Bacukiki Barat, Kota Parepare, Sulsel (Sekitar 2,5 jam perjalanan dari Makassar).
 
Biaya:
 
Biaya sewa perahu di hari biasa Rp.100rb per sekali jalan

6 Okt 2015

Pantai Baloyya dari Tahun ke Tahun

Bebatuan di tengah laut. Itulah pemandangan yang mencolok ketika menginjakkan kaki di Pantai Baloyya. Asyiknya, jika air laut sedang surut, pengunjung bisa menginjak bukit batu karang yang ada di tengah laut itu. Seorang bule bernama Bernard, melihat peluang bisnis di pantai Baloyya. Dia kemudian membuka Selayar Island Resort & Dive Center. Tamu-tamu yang datang biasanya wisatawan asing. Saya sendiri sudah 3 kali masuk resort ini, tidak nginap sih, hanya main di pantai dan dermaganya. Pernah juga pesan mie di restorannya. Agak mahal dibandingkan mie di kota, yah namanya resort ya, harga pasti bedalah dengan yang dijual di warung pojok hehe, apalagi nama menunya sudah berubah pula dari mie jadi noodles, tambah mahal deh. Di sekitar resort, pantainya lebih bersih, lebih terawat. Resort dilengkapi dermaga yang viewnya juga cocok buat foto-foto. Tapi sayangnya makin lama, seiring waktu, resort tersebut sepertinya kurang diperhatikan lagi, padahal dulu banyak bule lalu lalang di sana. Ini foto-foto kami 4 tahun yang lalu di Selayar Island resort. Saat itu kakak Naylah masih berumur 1 tahun 6 bulan, masih minta langsung nyebur kalau melihat air.
Pantai-Baloyya-Selayar


Pantai-Baloyya-Selayar

Pantai-Baloyya-Selayar

Pantai-Baloyya-Selayar
di Pantai Baloyya tahun 2011
Benar-benar hampir tiap tahun kami ke tempat ini. Tahun pertama menikah juga pernah di bawa suami ke tempat ini. Waktu itu hamil 2 bulan, masih ngidam, susah makan. Ini foto kami yang sempat di abadikan di dermaga.

Pantai-Baloyya-Selayar
Pantai Baloyya tahun 2009
Pantai Baloyya adalah salah satu pantai yang paling sering dikunjungi penduduk setempat, lebih ramai jika musim liburan lebaran tiba. Perantau yang mudik misalnya, rata-rata minta diajak ke pantai Baloyya. Mungkin karena jaraknya dekat. Jadi tidak heran jika sering bertemu teman lama di sini. Tapi kunjungan kami tahun ini saat pantai Baloyya sepi, karena kami ke sana di hari kerja, menjelang siang pula.

Pantai Baloyya di Luar Resort
 
Pantai Baloyya berpasir putih, pantainya jernih. Tapi diluar resort, agak kurang sreg berendam di pantai Baloyya, banyak karang-karang kecil bertebaran lengkap dengan binatang-binatang kecilnya, seperti kepiting kecil dan kerang kecil. Lagi pula setiap pergi kesana, selalu terasa terik. Pergi pagi,  matahari cepat sekali terik. Jika pergi ba’da azar, rasanya matahari lama baru terbenam. Panas. Jadinya saya tidak pernah berendam di sini. Daritadi saya pakai istilah berendam ya, karena saya tidak bisa berenang hehehe.
 
Dipinggir pantai ada karang berbentuk bukit, kurang tahu istilahnya apa, semacam karang yang menjorok kelaut, di bawahnya masih pasir putih. Disinilah kami biasanya ngaso, leyeh-leyeh sambil menikmati bekal makan siang.


Pantai-Baloyya-Selayar
Pemandangan dari tempat kami istirahat


Pantai-Baloyya-Selayar
Pantainya berkarang
Pantai-Baloyya-Selayar
Pantai Baloyya tahun 2015

Pantai-Baloyya-Selayar
 
Karena membawa 2 bocah, kunjungan kali ini jadi rusuh. Kakak Naylah tidak masalah, karena Naylah sudah berumur 5 tahun, dia sudah agak terkontrol, jika disuruh main di pinggir, dia patuh main di pinggir saja dengan sepupunya. Cuma adik Ayyan saja yang agak butuh usaha lebih menjaganya. Namanya anak 2 tahun ketemu air, lincahnya bukan main, dia tidak mengerti dengan bahaya batu karang yang licin dan tajam-tajam, tidak takut pula digigit kepiting. Adek juga lari super kencang di pantai, sampai kakeknya susah payah menjemputnya dan membawanya pulang ke tempat rombongan. Karena Pap Nay mulai pegal mengontrol anak ini, kunjungan dipersingkat, tidak sampai 2 jam kami di Pantai Baloyya. Setelah beres-beres, kumpulkan sampah bekas makan tadi, kami segera angkat kaki.


Pantai-Baloyya-Selayar
Adek susah di kontrol


Pantai-Baloyya-Selayar

 
Lokasi: Pantai Baloyya, Selayar, Sulawesi Selatan

Parepare, 25 09 2015
Nur Islah