16 Des 2019

Menulislah


Semakin umur menua, semakin besar anak-anak.
Andaikan usia tidak mengalahkan memori di kepala, rasanya tak perlulah segala hal kutumpahkan di blog ini. Rupanya tidak. Beberapa hal yang dulu saya yakin tak akan pernah terlupa, sekarang sulit dikais-kais. Otak sudah mulai lelah rupanya, syaraf-syaraf ingatan sulit diurai dan diluruskan. Inilah sebabnya tak mengapa, blog ini kembali ke fungsinya semula, diary online yang merekam kehidupan kami. 

Beberapa menit yang lalu saya membuka-buka artikel lama di blog ini. Saya membaca perkembangan Adek Rayyan di usia 1 tahun 9 bulan. Saya senyum-senyum sendiri. Dulu saya mencatat dengan detail perkembangan Adek di usia itu. Bahwa Adek sudah ahli melompat tanpa jatuh, mengenali angka 1-10, sudah pandai pipis sendiri, dan sebagainya. Lalu, saya merasa bersyukur "Ah, untung saya menulis saat itu." Andaikan tidak tayang di blog ini, hal-hal sederhana yang dulu begitu istimewa, pasti akan terhapus dalam ingatan kami sekarang.
Sekarang usia Naylah sudah hampir 10 tahun, Adek 6 bulan lagi berumur 7 tahun. Alangkah banyak jeda waktu yang saya lewatkan, tidak saya jejakkan di blog ini. Karena apa? karena kemalasan yang dilabeli alasan sibuk :(

Padahal banyak hal istimewa yang terjadi. Misalnya Kakak sudah pandai bikin telur dadar tahun lalu, tulisan Arab Adek Ayyan terlihat halus dan mendapat pujian guru, bahwa saya sangat jarang merasa repot di pagi hari mengurus mereka, karena mereka terampil mengurus diri sendiri. Ah jadi mewek.

Saat menulis ini, tiba-tiba dapat wangsit menulis pantun :D

Kopi diseruput di pagi hari
ditemani bunyi tekukur bersahut-sahut
sungguh menulis melapangkan hati
menenangkan pikiran yang carut marut

Gendang ditabuh oleh penyanyi rebana
Membuai telinga para punggawa
Ide datang tak disangka
tulislah segera, jangan ditunda

kapal karam di samudra India
Menyisakan harta di dasar lautan
Mati jasad meninggalkan nama
Kisah yang ditulis, akan abadi sepanjang masa 

Parepare, 16 Desember 2019
Nur Islah



0 komentar:

Posting Komentar

Ada palekko ada kanse
Disantap dengan sambal cobek tumis
Leave any comment please
Yang penting tidak bikin penulis meringis