Pages

9 Sep 2015

[Sport Jantung] Rumah Nyaris Terbakar

kebakaran parepare
foto ini di samping dan belakang rumah
Masya Allah, rumah kami hampir dilalap api.
Jadi begini...
Rumah kami terletak di kawasan hutan jati. Dulu waktu tahun pertama didiami, kami betul-betul seperti berada di tengah hutan, lengkap dengan rumput gajah setinggi manusia di depan rumah. Jadi, ketika duduk di teras, trus memandang ke depan, pemandangan yang terhampar di depan mata adalah pepohonan dan rumput gajah saja. Beberapa tahun kemudian, barulah tempat tinggal kami mulai mirip pemukiman. Kami sekompleks bertambah, dari 2 menjadi 5 rumah. Sekarang, di depan rumah saya ada 2 rumah, dan 2 rumah lagi di samping kirinya. Sedangkan di belakang dan samping kanan rumah adalah hutan jati.
Kemarin tgl 08 09 2015, rumah kami yang dulu dibeli dengan nekat hampir terbakar. Setelah ditelpon adik, hitungan menit saya sampai di rumah, asap sudah mengepul tebal sekali. Kompleks kami tidak kelihatan lagi karena tebalnya asap. Waktu saya tiba, orang sudah ramai berkumpul, lengkap dengan bunyi sirine pemadam kebakaran. Saya panik luar biasa. Tidak tahu mau bagaimana. Anak-anak yang sedang tidur waktu kejadian, sudah diungsikan ke atas dekat jalan raya sama tantenya. Saya bahkan sudah diusir-usir sama petugas pemadam, katanya nanti saya bisa sakit sesak nafas hirup asap. Dan memang benar, tidak lama kemudian saya seperti kehabisan nafas di tengah asap tebal. Saya kemudian naik ke pinggir jalan, mencoba tenang dan berdoa kepada Allah agar rumah kami selamat.
Orang-orang hilir mudik dengan embernya, teriakan panik dimana-mana. Masing-masing kami mengambil barang-barang berharga untuk di simpan di mobil yang juga diungsikan di pinggir jalan raya. Ira, tetangga depan rumah bahkan menyimpan 2 orang anaknya di mobil dan kembali hilir mudik juga di lokasi kebakaran.
Parahnya lagi, di rumah tidak ada setitik airpun untuk bisa dipakai untuk membantu orang-orang memadamkan api. Untungnya sekitar 20 meter di dekat runah, ada rumah fung Aji yang airnya mengalir kencang. Kami kemudian ramai-ramai mengambil air di sana. Setelah asap tidak tebal lagi, saya juga mengangkat air berkali-kali dengan pakaian kantor yang masih melekat di badan.

Oh iya kejadiannya diperkirakan pukul 15.00 wita, api melalap dengan cepat. Menurut cerita fung Aji, beberapa anak membakar sesuatu di bawah pohon jambu di tengah hutan. Anak-anak itu kemudian melarikan diri setelah melihat api membesar dan tidak bisa dipadamkan lagi. Api melalap sangat cepat, karena melalap daun kering dan tumpukan sampah, ditunjang dengan angin yang lumayan kencang, saat hutan terbakar dalam hitungan menit. Sungguh karena kuasa Allah saja rumah kami tidak terbakar. Api sudah menyentuh belakang rumah, tapi karena terbuat dari bata, api tidak membakar seluruh rumah. Bunyi api meletup-letup semacam bom rakitan, karena api membakar juga rumpun bambu.
Yang membuat semua panik adalah, titik-titik api sangat banyak, wilayah kebakaran meluas karena yang terbakar adalah hutan. Belum lagi mobil pemadam tidak leluasa mencapai semua wilayah yang terbakar, karena dihalangi pepohonan. Bara api juga susah padam karena banyak pohon yang terbakar. Bara di pohon inilah yang susah padam. Belum lagi api di bawah timbunan sampah, terus-terus berasap. Ditambah kencangnya angin musim kemarau, komplitlah rasa khawatir kami.
Kami sangat tertolong dengan bantuan pemadam kebakaran yang sigap tidak tidak kenal lelah mengirim armadanya sebanyak 6 kali. Padahal diwaktu yang bersamaan 7 titik kebakaran serentak terjadi di Parepare.
Sekitar 3 jam kemudian, api akhirnya takluk. Kami akhirnya bisa bernafas lega, bisa duduk. Barulah terasa pegalnya kaki, capeknya badan. Kami mulai bisa foto-foto hasil kebakaran. Mulai bisa ngobrol, sambil menertawakan tingkah lucu karena kepanikan kami. Dan kami sangat mengsyukuri kebaikan tuhan, karena masih mengasihani kami.
Terima kasih Ya Allah, kami semua bertetangga selamat. Mudah-mudahan tidak terulang kejadian seperti yang kami alami. Sangat berbahaya membakar sampah di musim kemarau begini, apalagi di siang bolong.
Wassalam
Parepare, 08 09 2015
Nur Islah

13 komentar:

  1. serem mbak.. untung pemadam kebakarannya msh sigap.. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba, Alhamdulillah sekali pemadam duluan datang daripada kami

      Hapus
  2. Alhamdulillah masih terselamatkan ya mbak >.< Jempol deh buat petugas pemadam yang sigap

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba, Alhamdulillah sekali. rumah kami benar2 nyaris lenyap

      Hapus
  3. Ya Allah ... ngerinya ..
    Alhamdulillah selamat.
    Untungnya akses masuk pemadam kebakaran mudah ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iye kak, karena waktu itu angin juga kencang sekali

      Hapus
  4. Alhamdulillah masih diberi keselamatan ya Mak. Musim kemarau bikin api cepat besar dan merambat.Semoga tidak terulang lagi ya Mak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. amin, mudah2an tidak terulang dan tidak dialami oleh siapapun ya mak

      Hapus
  5. Innalillahi atas musibah ini mbak. Semoga bersabar dalam menghadapi ujianNya.
    Alhamdulillah gak ada korban jiwa ya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih mba, alhamdulillah kerugian materi sih juga tidak ada mba. cuma jantung ini mau copot hehehe

      Hapus
  6. Alhamdulillah masih dalam perlindungan Allah, ngeri juga bacanya. Apalagi mbak yang ngalami, duuuuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. ngeri, serem, kaget, lemes..campur2 mba rasanya...Alhamdulillah sudah berlalu

      Hapus
  7. untung masi bisa selamat ya mbak

    BalasHapus

Ada palekko ada kanse
Disantap dengan sambal cobek tumis
Leave any comment please
Yang penting tidak bikin penulis meringis