Pages

12 Jun 2015

Ikan Teri : Si Imut yang Tinggi Kalsium

Siang-siang kemarin, saya ditemani Pap Nay ke penjahit pakaian yang letaknya dipinggir pantai. Tidak jauh dari tempat penjahit itu ada tempat pengeringan ikan teri. Sekalianlah kami singgah disitu. Setelah tanya-tanya, ternyata Pak Tua yang sedang mengumpulkan ikan terinya mau menjual ikannya kepada kami, tadinya khawatir kejadian di lelong terulang lagi, nelayan disana hanya menjual ikannya kepada pengepul (baca: Monopoli ikan, monopolo memang ada dimana-mana). Dan senangnya lagi bapak penjualnya memberi harga yang sama dengan yang diberikan kepada para pedagang.
 
Seperti biasa, rasanya tidak sah kalau tidak cerewet jika bertemu yang beginian (*ahha bahan tulisan nih). Disempatkanlah tanya-tanya tentang proses pengeringan ikan teri. Tapi saya tanyanya bukan kebapak tadi, tapi keseorang ibu yang juga sedang mengeringkan ikannya.
Lokasi pengeringan Ikan Teri
Bapak Penjual Losa-losa
 
Ikan teri itu termasuk jenis ikan yang mudah busuk dan hancur. Oleh karena itu ikan teri sebaiknya dikeringkan dekat-dekat pantai. Setelah digarami sebentar, langsung dikeringkan dibawah matahari. Menurut Ibu ini, jika cuaca sedang bagus dan ikan terinya jenisnya juga bagus, cukup dikeringkan setengah hari. Jika kelamaan menjemur, ikan terinya malah akan rusak dan hancur. Waktu ibu ini menjelaskan, saya manggut-manggut. Baru tau betul soal ini.
 
Iseng tanya ini ke ibu lagi...
 
Me : Bu, kata orang ikan teri kadang dikasi pemutih, formalin atau semacamnya (pendahuluan yang salah, jangan ditiru)
Ibu : (geleng-geleng cepat dengan muka sedikit tersingggung) disini ditanggung ndak pake formalin Me : Iya bu, disini saya yakin pasti ndak pake formalin. Maksudku ditempat lain, saya tanya ibu supaya tau bedakannya, supaya tau kalo besok-besok ketemu kan sudah tau
Ibu : Ndak tau juga ya bedanya, kami kan ndak pernah pake !!
Me : (Senyum kecut) Pak saya beli 3 liter ya!
 
Ikan teri ini kecil-kecil tapi rasanya dahsyat. Jika digoreng rasanya kriuk-kriuk seperti kerupuk. Ikan teri ini salah satu lauk andalan keluarga kami. Dulu waktu Ibu masih hidup, dia sering membuat ikan teri asin, cara membuat beliau khas, selalu dicampur dengan kacang goreng. Ibu biasanya menyediakan lauk ikan teri selalu berdampingan dengan sayur daun kelor, kalau bukan daun kelor, pake sayur bayam+kacang hijau. Aii jadi ingat lagi nikmatnya masakan Ibu. Dikemudian hari, setelah menikah, resep beliau ini juga selalu menjadi favorit keluarga kecilku yang baru.
My Fav
Ikan teri selain enak, juga memiliki kandungan gizi yang tinggi. Salah satunya adalah kalsium. Tahu tidak? Ternyata kandungan kalsium pada ikan teri kering lebih tinggi dari ikan teri basah!!! Dalam per 100 gramnya Ikan teri segar/basah hanya mengandung 500mg kalsium, sedangkan ikan teri yang sudah dikeringkan 1200 mg kalsium. Wow ya? Saya juga baru tahu informasi ini setelah hal ini pernah dibahas dimajalah Intisari beberapa tahun yang lalu.
 
Setelah puluhan tahun menjadi penggemar ikan teri, bisalah saya membedakan mana ikan yang kurang bagus, bagus, dan paling bagus. Yang paling bagus itu Losa-losa, saya kurang tahu istilahnya dalam Bahasa Indonesia. Begitulah masyarakat sini menyebutnya. Ikan teri ini kecil, halus, warnanya putih. Jika mendapatkan versi basahnya, kamu tidak perlu repot membuang kepalanya. Langsung campur dengan tepung bumbu, dijamin rasanya dahsyat.
 
Ini penampakan ikan teri Losa-losa. Bandingkan dengan ikan teri biasa pada gambar dibawahnya.
Inilah Si Cantik Losa-Losa

Ikan teri jenis yang lebih besar
 
Dari penampakannya saja keliatan lebih cantik si Losa-losa ini. Dan seperti biasa kualitas selalu berbanding lurus dengan harga. Jika ikan teri biasa dijual dengan harga 7rb-8rb perliter, Losa-losa akan dibandrol lebih mahal, harga kemarin 11rb-12 rb perliter. Itu harga kalau beli langsung, kalau beli di pasar beda lagi harganya. Kalau lagi bukan musimnya (jarang didapat nelayan), biasanya dapat harga 20rb perliter. Saya tahulah fluktuasi ikan teri ini. Hampir selalu ada dikulkas. Enak sih.
 
Saya selalu kesulitan menutup tulisan.
Jadi Ibu-ibu, Bapak-Bapak, Mbak-mbak, adik-adik…
 
Negara kita ini kaya, para bule luar sana mana punya kekayaan seperti laut kita. Mereka perlu ngimpor kekita kalau mau makan ikan. Untung Bu Susi baik bikin aturan menenggelamkan kapal yang suka mencuri dilaut tersayang ini. Kalau mau makan ikan, beli dong ya (dengan harga mahal), supaya nelayan kita makmur sentosa.
*feeling blessed*
 
Nur Islah
Parepare, 12 06 2015

10 komentar:

  1. Ikan teri makin mantap jika di olah menjadi urap ikan teri. Makananku sejak kecil tuh ikan teri.

    BalasHapus
  2. Ikan terinya bisa putih bersih bening gt ya Mak. Aq jg suka teri, apalagi disambel, eeemmmm maknyuuuss

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mak, yang bening bersih itu yg the best

      Hapus
  3. ikan teri? uaduh nyam-nyam ........, terbayang nasi hangat dan sambelnya, jadi lapar nih mak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. nasi sepiring ludes seketika xixixi

      Hapus
  4. Beb, kirimkankan itu losa losa, saya juga penggemar ikan teri, kirimkan 5 ltr

    BalasHapus
  5. Beb, kirimkankan itu losa losa, saya juga penggemar ikan teri, kirimkan 5 ltr

    BalasHapus
  6. nanti sy coba kesana lg nah

    BalasHapus
  7. mohon izin share ya....

    BalasHapus

Ada palekko ada kanse
Disantap dengan sambal cobek tumis
Leave any comment please
Yang penting tidak bikin penulis meringis