Pages

13 Jun 2016

Festival Lampion Parepare



Festival Lampion Parepare. Ahad, tgl 5 Juni kemarin, Festival lampion se-Sulselbar di selenggarakan di Parepare. Perhelatan ini kerjasama antara pemda Parepare, kerukunan umat Budha, dan Dinas Pemuda & Pariwisata (DOPP) kota Parepare, serta disponsori oleh salah satu perusahaan rokok di Indonesia.

Karena evennya pas di akhir minggu, saya mamah pekerja yang akhir-akhir ini kurang tamasya, menyambut baik acara ini. Jauh hari sudah mewanti-wanti Pap Nay yang jadi panitia di dinasnya agar membawa saya dan anak-anak ikut serta.

Singkat cerita, tibalah hari H.

Saat kami tiba, hujan masih rintik-rintik. Tapi lampion sudah banyak bertebaran di atas langit. Rupanya acara sudah dimulai sejak tadi.

Bergegas kami mendaftar di Stand DOPP, panitia membagikan lampion untuk masing-masing pengunjung. Kabarnya lampion yang disediakan untuk event ini lumayan banyak, sekitar 1000an lampion, dan DOPP sendiri diberi jatah 150 lembar. Selain lampion, Stand DOPP juga menyediakan kue kotak untuk pengunjung yang bersedia mengisi buku tamu di sana.



Pengunjung Stand DOPP

Saya baru tahu proses menerbangkan lampion di acara ini. Di dalam balon lampion yang terbuat dari kertas khusus itu, terikat sesuatu serupa karet berbentuk persegi, nantinya benda inilah yang menjadi bahan bakar lampion, panasnya api akan membuat kertas lampion menggelembung sempurna. Seiring waktu, lampion semakin lama semakin panas dan berat. Saat demikianlah lampion siap untuk terbang.

Kertas lampion sangat tipis, sehingga sangat rawan terbakar. Makanya pelepasan lampion diadakan di pinggir laut, jadi tidak ada pohon atau rumah yang akan menghalangi lampion terbang. Walaupun demikian, untuk jaga-jaga, panitia juga sudah menyiapkan mobil pemadam kebakaran beserta krunya di lokasi.

Mobil pemadam kebakaran siap siaga


Festival Lampion ini diadakan di Pantai Mattirotasi, berpusat di halaman gedung UKM kota Parepare. Sebenarnya pelepasan lampion masih serangkaian dengan prosesi acara keagamaan dan ritual perayaan Waisak yang diadakan di dalam gedung. Tapi oleh panitia boleh disaksikan oleh masyarakat asalkan tidak mengganggu jalannya ritual tersebut.


Ritual pelepasan Lampion oleh pemuka agama Budha

Dalam kepercayaan umat Budha, menerbangkan lampion memiliki makna tersendiri. Ritual ini merupakan penghormatan kepada Budha yang telah memberikan jalan terang kepada manusia. Oleh mereka, pelepasan lampion juga diawali dengan memanjatkan harapan dan cita-cita, agar bisa tercapai tahun ini dengan lancar. 


Pengunjung yang memang dibagikan lampion juga mencoba menerbangkannya, tak terkecuali kami. Adek Ayyan yang sejak awal tertarik dengan benda aneh yang mirip bola besar itu juga ikut memperhatikan. Dia serius melihat prosesnya sejak awal, mulai saat  api dinyalakan sampai lampionnya terbang. Kakaknya juga tidak mau ketinggalan,  Naylah bahkan memaksa ingin memegang juga lampion yang siap terbang tersebut.
Adek memperhatikan api lampion dinyalakan
Pap Nay menerbangkan lampion
beberapa pengunjung mencoba menerbangkan lampion

Di pelataran gedung, ada suatu pemandangan yang menarik. Di situ berdiri sebuah patung Budha raksasa yang kepalanya hampir menyentuh atap. Awalnya ada larangan untuk mendekati areal itu, tapi segera setelah acara ritual perayaan waisak selesai, berubah menjadi spot foto-toto pengunjung, tak terkecuali rombongan kami :)



Saya kurang tahu hubungannya apa, tapi di pesta Lampion ini beberapa orang membawa peliharaannya, ada ular piton, iguana dan kucing Persia. Saya yang pernah pobia dengan ular, tidak berani terlalu mendekat. Berkebalikan dengan Kakak Naylah dan Adik Ayyan, mereka berani memegang ular!

Anak sholehnya mama memang berani!


Princess Naylah yang solihat juga tidak kalah beraninya
Walaupun di awal acara, hujan sempat turun, tapi ternyata tidak mengurangi antusias masyarakat untuk ikut menyaksikan pesta lampion ini. Sampai-sampai Naylah dan Adek Ayyan bertemu teman-teman ciliknya di sini.

Dari kiri ke kanan: Nuno, Key, Rizky, Adek Ayyan & kakak Naylah

Ada kebiasaan masyarakat sebelum ramadhan tiba, sehari-dua hari menjelang puasa, mereka akan menyambangi tempat wisata untuk rekreasi. Festival lampion ini menjadi alternatif wisata. Hari itu pemandangan langit beda dari  biasanya, kerlip lampion menghias kegelapan,  menjauh, membawa harapan orang yang mempercayainya, terbang menuju tempat tertinggi yang bisa dicapainya.

*****
Many thanks untuk Mas Hadi @the_bettencourt dan Mas Aji @sabbathaji untuk pinjaman foto-fotonya





6 komentar:

  1. Sayang ya sponsornya perusahaan rokok. Kupikir ini festival menyambut ramadhan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oow bukan, ini acara waisak mak..

      Hapus
  2. sayangnya ada yang luput dari perhatian, lampion yg diterbangkan ini akan berakhir dimana? biasanya berakhir di laut dan jadi sampah yang mencemari laut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, sy gak membahas sisi pencemaran lautnya, tapi di pesta lampionnya

      Hapus
  3. seru ya festival lampion, ngeliat lampion terbang kayak lihat bintang bercahaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya seru mbak..Apalagi untuk anak2, ini pengalaman pertama liat lampion :)

      Hapus

Ada palekko ada kanse
Disantap dengan sambal cobek tumis
Leave any comment please
Yang penting tidak bikin penulis meringis