Pages

17 Agu 2015

Tentang Agustusan dan Karnaval

Waktu kecil dulu, bulan agustus adalah bulan tersibuk dan tercapek. Waktu TK capeknya menjadi anak yang sudah sekolah belum terasa benar, karena kegiatan yang harus diikuti cuma karnaval, menginjak bangku SD barulah puncaknya, 1-2 bulan sebelum agustus jadwalku sudah full latihan. Latihan membaca puisi, latihan gerak jalan, latihan saritilawa, bahkan latihan menari. Kadangkala ketika teman-teman sedang belajar di kelas, saya dipanggil guru latihan membaca puisi. Gini-gini saya anak kesayangan guru waktu SD, apa aja bisa. Mungkin juga, waktu itu masih keliatan imut ya, didandani apa saja masih enak dilihat, selain itu saya anaknya nurut, disuruh ini itu pede saja, mau dan pede, itulah alasan kenapa saya disukai guru waktu saya SD. Jadilah saya rebutan guru yang jadi PIC kegiatan. Hahaha (kaburrr…sepertinya ada yang mau lempar panci).
 
Selain sibuk kegiatan lomba-lomba, kami biasanya mengikuti acara perkemahan. Perkemahan juga pasti diadakan dibulan agustus, seluruh sekolah SD dilingkup kecamatan diundang. Biasanya sebelum berangkat berkemah, oleh ibu, saya dibekali mie instan dan telur rebus. Diperkemahan kami juga membantu ibu guru memasak makanan untuk seluruh peserta utusan sekolah. Yang seru saat berkemah itu bagian petualangannya, bagian mencari kali untuk buang air besar, dan bagian naik panggung untuk membaca puisi dimalam hari.
 
Itulah sekilas cerita tentang kegiatanku dimasa lampau (benar-benar lampau), kini tak terasa saya sudah menjadi ibu yang mengurusi anak yang juga ikut kegiatan agustusan. Padahal rasanya baru kemarin melahirkan Naylah, eh sekarang sudah besar, sudah didandani.
 
Seperti yang sudah diketahui bersama setiap bulan Agustus, pasti ada acara karnaval untuk anak-anak TK. Tak terkecuali TK Putri Ramadhani, tempat Naylah belajar sekarang. Ibu gurunya memberikan undangan yang tertulis di buku penghubung siswa, intinya Naylah harus berkumpul jam 7 teng di Mesjid Islamic untuk mengikuti karnaval.
 
Tgl 13 Agustus 2015 pagi, pekarangan Mesjid Islamic Center penuh dengan anak-anak lucu yang berdandan layaknya orang dewasa. Ada yang berdandan memakai baju adat Bugis, Adat jawa, adat Toraja. Ada pula yang memakai pakaian profesi; seperti dokter, tentara, polisi, perawat. Selain baju adat dan profesi, ada pula anak-anak berdandan ala bapak haji/ibu hajjah, adapula yang berdandan cantik mirip princess, bahkan ada yang memakai sayap meniru peri, seru-seru penampilan mereka. Tapi diantara yang saya sebutkan itu baju polisi dan baju dokterlah yang paling banyak dipakai anak-anak itu. Mungkin inilah profesi yang memang banyak anak-anak minati. Atau mungkin diminati ibunya.
Karnaval-agustusan
Aneka profesi dan baju adat
baju-karnaval
Rombongan Ibu Hajjah
 


Pakaian-karnaval
Peri cantik
Menurut panitia yang memberikan penyambutan ada sekitar 3000-4000 anak yang menjadi peserta, jika ditambahkan dengan ibu-bapaknya ada sekitar 5000 manusia yang memenuhi pekarangan masjid Islamic center, belum lagi para tukang tukang foto yang menawarkan jasa foto, dan penjual-penjual jajanan yang memenuhi pekarangan masjid, benar-benar crowded. Untungnya kami disuguhi pemandangan yang lucu-lucu, rasa gerah berkumpul dengan banyak manusia sedikit terlupakan.
 
Bukan puluhan ribu uang yang orang tua mereka habiskan untuk acara ini, tapi ratusan. Tapi para orang tua selalu senang hati mengikuti acara karnaval. Kapan lagi bisa mendadani anak-anak seheboh ini jika bukan diacara karnaval, kapan lagi berkumpul dengan sesama orang tua murid, kapan lagi kami bahu-membahu berusaha agar barisan mereka tertib. Anak-anak dan para orang tua memang selalu bersemangat dengan karnaval.
 
Berikut foto-foto Naylah waktu karnaval kemarin, tidak sanggup rasanya jika hanya menyimpannya di memori hp. Ini harus dia kenang selamanya, karena bisa jadi ini karnaval terakhirnya, tahun-tahun setelah ini mungkin dia hanya bisa mengikuti gerak jalan saja.
Pakaian-adat-toraja
Naylah memakai baju adat Toraja
Dulu, almarhumah ibu juga mengabadikan foto karnaval saya, masih teringat betapa spesialnya perasaan waktu itu; didandani, dipasangkan kalung emas kesayangan ibu, dan ditraktir jajanan istimewa yang tidak akan didapat dihari biasa. Ini fotonya, serasa de javu melihat foto Naylah di bawahnya.
Pakaian-karnaval-Minangkabau
Saya memakai pakaian adat Minangkabau
 

Pakaian-adat-karnaval
Naylah & Dafi
 
Itu cerita Agustusan disini, di daerah kamu bagaimana?

Parepare, 17 08 2015
Nur Islah
 

8 komentar:

  1. Lucu-lucu deh kostum sama anak-anaknya ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya MBA, syg skl kl ndk diabadikan

      Hapus
  2. Gemmeess liatnya 😁

    BalasHapus
  3. Gemmeess liatnya 😁

    BalasHapus
  4. Gemmeess liatnya 😁

    BalasHapus
  5. lucu - lucuu~ dah lama banget nggak liat karnaval ini :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih, sy aja baru ngeliat lg setelah anak ikutan karnaval hehehe

      Hapus

Ada palekko ada kanse
Disantap dengan sambal cobek tumis
Leave any comment please
Yang penting tidak bikin penulis meringis