Pages

3 Sep 2014

Menikmati Hidup atau Malas

Sabtu kemarin, para ammatoa alias tetua-tetua dikantor rIbut bahas tentang awet muda. Mereka ribut  memperdebatkan korelasi antara tingkat keseringan wanita berhubungan seks dan awet muda. Ntah kenapa mereka semakin tua semakin rebut saja jika membahas mengenai hal ini. Dari debat-debat berkepanjangan mereka, atau lebih tepatnya kicauan usil mereka tentang resep awet muda, akhirnya diakhir percakapan ada juga kalimat yang agak wise muncul…”resep awet muda adalah tidak banyak pikiran dan menikmati hidup”.

Nah mengenai “tidak banyak pikiran dan menikmati hidup” ini agak susah aku dalami dan pahami. Beberapa orang yang kutemukan “awet tuanya”, kenapa istilah awet tuanya, karena sudah sejak kecil aku melihatnya berumur setengah abad, saat itu aku merasa mereka sudah sangat tua, dan sampai sekarang, mereka masih terlihat masih berumur setengah abad. Mereka memang terlihat  “tidak banyak pikiran”. Anak-anak mereka tumbuh dengan sendirinya, membesar dengan sendirinya. Orang-orang yang “awet tuanya” ini tidak sibuk memikirkan sekolah anaknya akan setinggi apa, tidak memikirkan besok harus makan apa. Mereka terlihat enjoy saja tidur sepanjang hari dan tidak melakukan apa-apa.
Sering terbesit pikiran mau awet muda seperti mereka, santai-santai tanpa harus memikirkan apapun. Tidur nyenyak tanpa perlu berpikir tentang masa depan. Tapi sekali lagi, aku hanya bisa berdecak, kok mereka bisa ya.

Aku coba uraikan, bagaimana ya orang bisa tenang tanpa banyak pikiran. Disepanjang hari, tak henti otakku berputar, apa yang harus aku lakukan supaya anakku bisa jadi orang kelak, aku harus mendukung mereka sekolah tinggi untuk mencapai cita-cita mereka, apa yang harus aku investasikan, bagaimana caranya, menyisihkannya berapa. Itu masih seputar sekolah dan masa depan anak-anak. Kepalaku juga tidak bisa tenang dari bagaimana menjaga behavior mereka, bagaimana supaya mereka tidak rebutan, bagaimana supaya mereka tumbuh menjadi anak yang sehat jiwa adan raga, fisik dan rohani. Makanan apa yang baik untuk mereka.
Sekali lagi aku heran, masih ada orang yang bisa menghilangkan pikiran-pikiran itu dari otaknya, dan enjoy aja menikmati hidup. Ada uang hari ini, hari ini habis tanpa harus melakukan saving untuk besok lusa.

Okay, mungkin aku salah persepsi saja tentang bagaimana menjadi seorang awet muda yang enjoy dan menikmati hidup. Kurasa yang kudeskripsikan tadi bukan orang yang menikmati hidup, tapi orang yang malas. Mudah-mudahan aku bukan termasuk golongan itu.
#edisi menghibur diri setelah liat cermin#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada palekko ada kanse
Disantap dengan sambal cobek tumis
Leave any comment please
Yang penting tidak bikin penulis meringis