Pages

11 Apr 2011

Tangga Bidadari

Dulu, waktu umurku belum masuk hitungan belasan, waktu masih sering main tanpa takut hitam, aku masih sering melihat pelangi. Walaupun tidak setiap hari atau setiap hujan, tapi pelangi bukan pemandangan langka. Warnanya indah dan mengagumkan, Pelangi datang pasti dengan suasan gerimis atau sedang mendung.

Sering kudengar cerita dari teman-teman sebaya, pelangi itu tangga, jalan turunnya para bidadari dari langit ke bumi untuk mandi-mandi dibumi. Segera kubayangkan bidadari tersebut pasti lagi senang, karena mau repot-repot turun ke bumi hanya untuk mandi J

Dalam khayalanku, para bidadari yang sering kubaca dibuku cerita benar-benar meniti  pelangi dengan warna selendang sama dengan 7 warna pelangi.

Khayalanku tentang tangga bidadari ini hilang seiring dengan hilangnya pelangi. Sudah lama sekali aku tidak pernah melihat pelangi, aku lupa kapan terakhir melihat pelangi…mungkin sudah belasan tahun. Aku tidak mengada-ada, mungkin pelangi masih pernah muncul, tapi saat aku sedang tidak memandang langit. Aku memang sudah tidak pernah melihat pelangi lagi, sampai harus googling untuk mengetahui apa saja warna pelangi.

Kadang-kadang, dibeberapa kesempatan, jika hujan gerimis, ketika benar-benar rindu melihat pelangi, aku mencoba menengok keluar..tapi warna-warna itu sudah tidak ada. Mungkin sudah tertutup polusi atau entah apa, atau mungkin bumi memang sudah tua, pelangi hilang seperti hilangnya rona merah muda diwajah perempuan tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada palekko ada kanse
Disantap dengan sambal cobek tumis
Leave any comment please
Yang penting tidak bikin penulis meringis