Pages

31 Des 2019

Pengalaman Menyunat Anak di Usia 6 Tahun


Ujian semester telah berakhir, rapor anak-anak sudah diambil. Liburan telah tiba, saya bingung mau mengajak mereka kemana. Membawa anak-anak jalan jauh, kondisi tidak memungkinkan, karena saya sedang hamil. Di saat memikirkan rencana liburan, tiba-tiba saya melihat status WhatsApp teman yang mengabarkan anaknya sedang disunat.

Muncullah ide ini, menyunat Adek Rayyan!

Adek masih berumur 6 tahun 6 bulan. Perawakannya kecil, tidak tinggi, dan kurus. Tak heran jika dia termasuk terkecil di sekolah. Ketika saya menawarkan sunat padanya, tanpa berpikir panjang, Adek langsung mengiyakan. Adek percaya mitos bahwa anak yang sudah disunat akan tumbuh lebih besar dan tinggi. Semoga ya, mitos itu benar adanya dan terjadi pada Adek.

Singkat cerita, teman saya kemudian memberikan nomer telepon orang yang menyunat anaknya. Menurut teman saya, yang bersangkutan bukan dokter, melainkan seorang perawat yang bertugas di  kamar operasi. Selain itu beliau sudah berpengalaman melakukan tindakan khitan sejak tahun 1993. Karena belum yakin betul dengan informasi teman tersebut, saya bertanya kepada tetangga yang kebetulan juga merupakan petugas medis. Dan alhamdulillah keterangan tetangga menguatkan bahwa memang benar informasi teman saya, beliau sudah berpengalaman mengkhitan pasien.

Ahad tgl 29 Desember 2019, merupakan hari yang kami sepakati bersama dengan tukang sunatnya, sebutlah namanya Pak Fattah (saya tidak berani mencantumkan nama sebenarnya, karena belum meminta isin pada ybs). Pak Fattah berkata tak perlu menyiapkan apa-apa, hanya ongkos kerja sejumlah Rp.400.000. Harga ini sudah termasuk obat-obatan dan biaya kunjungan kedua saat lepas perban.

Pada hari H, pagi-pagi saya ditemani Pap Nay membeli dua ekor ayam kampung dan bumbu pelengkapnya di Pasar Lakessi. Rencananya kami akan membuat ayam nasulekku untuk dimakan bersama di hari besar Adek Ayyan. 

Sepagian Adek Rayyan kelihatan senang akan disunat, sampai kakaknya mengatakan "kenapa Adek tidak sabar mau disunat?" Mungkin kakak heran, dimana-mana anak-anak takut disunat, ini malah sebaliknya.

Ba'da azar Pak Fattah datang ke rumah. Tanpa banyak berbasa-basi, Pak Fattah langsung menyiapkan alat-alatnya, dan menyuruh Adek berbaring di atas ranjang.

Adek mulai kelihatan nerveous. Tapi sebelumnya saya sudah berjanji akan selalu di dekatnya, dan menggenggam tangannya.

Nerveousnya Adek Ayyan sangat normal, tidak berontak, tidak menangis keras menolak. Tapi menyampaikan ketakutan-ketakutan dengan wajah kecut. Tak henti-henti Pak Fattah membesarkan semangat Adek dengan mengatakan kalimat-kalimat penyemangat bahwa Adek adalah anak terkecil yang paling berani yang pernah dia temui selama berkecimpung di dunia persunatan. Pak Fattah juga cerita kalau dia pernah menyunat anak SMA yang sangat ketakutan.

Pak Fattah bergerak cepat, sarung Adek disingkap, dan mulai menyuntikkan obat di "objek" operasinya. Adek berteriak kencang dan menangis keras, kakinya dia tekuk. Pak Fattah membujuk Adek agar meluruskannya, karena menyulitkan beliau untuk memberikan suntikan bius susulan. Selanjutnya Adek tetap menangis dengan suara maksimal ketika jarum suntik ditusukkan pada alat vitalnya. 

"Kenapa 3 kali, saya kira cuma 1 kali..tadi bilang disuntik cuma 1 kali??" protes Adek disela tangisnya.

"iya, satu kali untuk yang pertama" kata Pak Fattah

Alamakkk...sabar ya dek.

"Bagaimana masih sakit?" tanya Pak Fattah

"Diapakan burungku?" tanya Adek

"Cuma dicubit-cubit pakai tangan, masih sakit?"

Adek menggeleng, berarti obat bius sudah bekerja.

Saya tak sanggup melihat prosesnya, saya mendekatkan wajah di mata Adek, kami saling bertatap-tatapan sangat dekat sambil ngobrol. Ini saya lakukan untuk memberikan semangat kepada Adek, juga supaya Adek terhalang melihat keseluruhan prosesnya.

"Mau diapakan itu gunting?"

"kenapa ada gunting?"

Beberapa kali Adek bertanya khawatir. Jadi sebaiknya memang pandangannya dihalangi supaya bisa relaks.

Baca juga Sport Jantung, Adek dijahit lagi

Adek dituntun membaca syahadat dan istigfar, dia mau mengikuti walaupun dengan suara meringis. Tidak lama kemudian Adek mulai santai dan bisa ketawa. Pak Fattah sudah sampai diproses menjahit. Saya sampai lupa menanyakan jahitannya berapa, saya terka lebih dari satu.

Tidak lama kemudian, selesailah seluruh rangkaian pekerjaan Pak Fattah. Sebelum pulang dia menitip dua jenis obat (antibiotik dan anti nyeri) untuk diminum oleh Adek dengan dosis 1/2 x 3. Obat disarankan diminum segera setelah Pak Fattah pulang.  Oh ya beliau juga berpesan bahwa di hari pertama ini, Adek jangan banyak bergerak dulu, boleh meninggalkan tempat tidur kalau mau kencing saja. Sebenarnya kami menghidangkan ayam nasulikku untuk Pak Fattah, tapi hanya diicip sedikit sama beliau karena sudah kenyang.

Kebetulan Ucci membawa ayam KFC pulang ke rumah, Adek membagi dua ayam tersebut dengan kakak. Alangkah lahapnya Adek makan, sampai nambah nasi lagi satu piring. Sesudah itu dia tertidur sampai menjelang isya.

Saya baru saja selesai sholat ketika mendengar Adek menjerit. Buru-buru saya dan Pap Nay menghampiri. Adek menangis mengeluhkan "burung"nya sakit. Rupanya pengaruh obat bius dan obat yang dia minum tadi sudah hilang. Tangisannya keras, bibirnya sampai gemetar. Saya kaget luar biasa. Berpikir telah keliru mengkhitan Adek di usia sangat dini. Mungkin ini keputusan yang salah, karena membuat anak menahan sakit sampai gemetaran begitu.

Segera saya menelpon Pak Fattah. Beliau minta agar Adek segera dikasih minum tablet anti nyerinya satu biji. Adek mengangguk dengan cepat ketika saya tawari. Sambil menunggu obatnya bereaksi, saya latih Adek mengambil nafas panjang lewat hidung dan membuangnya lewat mulut.  Tak lama kemudian obatnya bekerja, Adek tertidur lagi.

Sampai pukul 01.00 malam saya menjaga Adek, 2-3 kali dia terbangun sebentar mengeluhkan sakit, tapi tidak separah tadi. hanya sakit sedikit katanya. Adek mulai ahli mengambil dan membuang nafas yang baik. Selalu berhasil mengurangi sakit kata dia. Saya ngantuk tiada terkira, shift jaga diambil alih Pap Nay. Yang sebenarnya dia hanya pindah tidur di samping anaknya, mereka berdua tidur pulas sampai pagi.

Keesokan harinya, Adek bangun dengan segar. Dia hanya mengeluh sakit kalau lukanya tidak sengaja tersentuh kain atau tangan. Alhamdulillah makan dan minum seperti biasa. Hanya saja dia takut pipis, nanti setelah dibujuk baru dia mau digendong ke WC. Air kencingnya sangat banyak, karena tertampung sejak kemarin sore.

Pak Fattah dua kali mengirim pesan, menanyakan kabar Adek, saya kabarkan apa adanya bahwa Adek sudah tidak mengeluhkan sakit separah kemarin.

Di hari kedua ini, Adek minta "burungnya" angin-anginkan setiap saat. Saya pasang kipas angin di dekatnya, kadang kala juga dia kipas sendiri pakai kertas tebal.  Dia juga tidak mau pakai sarung sama sekali. Untung disunat saat masih kecil, kalau sudah besar kan malu sendiri :D

Adek bilang dia tidak menyangka kalau sakitnya begitu. Apalagi pas disuntik kata dia. Sakitnya luar biasa. Saya tanya lagi, rasanya seperti apa. Adek menerawang, mencari kalimat yang tepat, lalu kembali memandangku dan mengatakan tidak bisa menceritakan rasanya.

Sekarang sudah hari ketiga. Adek sudah bolak-balik ke ruang TV dan kamar sambil membawa kertas kipasnya. Aktivitasnya seputar dua ruangan itu saja, kalau bosan nonton, dia baca buku, juga sekali-kali saya kasih HP untuk main game. Oh ya, dia juga menagih hadiah khitanan, saya persilahkan dia memilih di Bukalapak. Adek mengincar mobil remote. Setelah dipilih, tugas bapaknya yang memesan :p.

Di hari ketiga ini, Pak Fattah datang lagi untuk melepas perban Adek.  Adek menangis kesakitan. Sejak lepas perban, Adek mengeluhkan bagian bawah alat vitalnya sakit, kemungkinan lecet. Malam ini dia tidur tidak senyenyak kemarin. Semoga besok dan seterusnya Adek mampu melewati masa penyembuhan.

Itu sedikit cerita pengalaman menyunat anak saya di usia 6 tahun 6 bulan. Banyak yang heran, kok terlalu cepat dikhitan. Saya menjawab karena anaknya yang mau. Tentu beda cerita kalau Adek tidak siap dan takut. Kami sebagai orang tua juga tentu tidak akan memaksa.

Selamat ya Adek Rayyan, you did it!






29 Des 2019

Perjalanan ke Bogor: Sungguh Singkat dan Melelahkan

Pernahkah kamu mengalami perjalanan singkat dan melelahkan?
Saya mengalaminya baru-baru ini, yakni perjalanan ke Bogor hanya dalam waktu dua hari! ini bukan keberangkatan saja ya, tapi pulang pergi.

Rute perjalanan saya begini:

Tgl 22 Desember 2019:
Parepare-Makassar : 3 jam
Makassar - Jakarta : 2 jam
Jakarta- Bogor        : 3 jam

Tgl 23 Desember 2019:
Bogor - Jakarta      : 2 jam
Jakarta - Makassar : 2 jam

Itu belum termasuk waktu antri dan menunggu di bandara lho.
Dan hebatnya lagi, saya dalam kondisi hamil 13 pekan :(  
whuuaaa kebayang kan lelahnya.

Apa saja yang saya lakukan di Bogor?

Selama perjalanan dari Bandara Soekarno-Hatta ke Hotel Arch Bogor saya tertidur. Sempat beberapa kali terbangun melihat situasi. Sepanjang mata memandang ke depan, hanya deretan kendaraan yang lajunya lambat. Maklum, kami ke Bogor di akhir pekan, pas pula kena liburan yang agak panjang, karena bertepatan dengan natal di awal pekan.

Hujan rintik-rintik, suhu di mobil dingin. Saya kembali tidur.  Suara teman seperjalanan asyik bercerita satu sama lain, tidak menghalangi mata ini terpejam.

Kami tiba di Hotel Arch tepat waktu. Setelah berbenah di rest room, bedakan dan memakai lipstik, kami masuk ruangan menemui panitia dan menunaikan kewajiban sebagaimana tertulis di undangan.

Kawan-kawan yang sudah berangkat sejak kemarin, rupanya menginap di sebuah wisma. Mendengar cerita mereka kalau di sekitar wisma banyak tempat makan, saya pun memutuskan tidur di sana. Lagipula walaupun tempatnya mungkin sederhana, tapi ramai-ramai selalu lebih asyik daripada sendirian di hotel mewah sekalipun, ya kan?

Sebelum ke Wisma, kami sempatkan mampir ke pusat perbelanjaan tas kulit, aduh saya lupa namanya. Muter-muter di sini, saya puyeng melihat harga tasnya gaes :D
memang ya kualitas dan harga berbanding lurus.

Baca juga Suatu Siang di Diana Water Park

Matahari hampir terbenam saat kami tiba di wisma, letaknya pas di samping cafe Doea Tjangkir di jalan Sawojajar. Bangunannya lawas, perabotnya juga demikian, tapi suasana asri. Di depan kamar terdapat tanaman hijau dan aneka bunga tumbuh subur. Beberapa bule terlihat lalu lalang di wisma ini. Mereka mengangguk ramah setiap kami bertemu.

Saya sekamar berdua dengan Nelly yang juga kelihatan lelah. Dia memesan tukang pijat via Go Massage. Saya memutuskan keluar mencari makanan. Sampai di teras, rupanya beberapa teman juga kelaparan. Kami mengisi kampung tengah di sari laut dekat wisma. Daaaan rahang dan gigi saya bekerja sangat keras, bebek goreng yang saya pesan sangaaaatttt alot. Kami tertawa bersama, betapa kacaunya makan malam ini. Butiran-butiran nasi meninggalkan piring akibat demikian hebatnya pergumulan kami dan bebek goreng tersebut. 
Bebek goreng super kuat, sudah dibantu iris pakai pisau, masih saja membuat gigi bekerja keras

Penjual buah tempat saya membeli salak Bogor

Kami kembali ke wisma, bukannya masuk kamar, malah tinggal berjam-jam di teras ngobrol sambil ngemil buah. Oh ya, buah di Bogor manis-manis ya, salaknya apalagi. Tadi, rombongan kami singgah beli manggis, mangga dan salak yang kebetulan bersebelahan dengan warung tempat kami makan.

Tak terasa berjam-jam kami ngobrol, rasa lelah yang tadi sempat menghilang datang kembali, sebuah signal bahwa kami butuh istirahat.

Rupanya, sepanjang jalan Sawojajar dijadikan pasar di pagi hari. Aneka sayuran ada di sini, buat teman-teman saya yang pecinta jengkol, ini adalah anugerah, karena harga jengkol jauh lebih murah dibandingkan di daerah kami. Mereka memborong sayur fenomenal tersebut untuk dibawa pulang. Saya yang suka buah, memilih membeli salak 10 kg sebagai oleh-oleh. 

Usai belanja di pasar, salah seorang teman mengajak ke Donatello di Jln. Raya Padjajaran. Ternyata kami datang kepagian, toko baru dibuka pukul 09.00. Ketika kami tiba, para karyawan masih berbenah, meeting pagi, sehingga beberapa saat kami belanja tanpa didampingi satupun pekerja di situ. Saya membeli dua pasang sepatu, satu buat Pap Nay, satunya lagi buat diri sendiri. 
Pilih-pilih sepatu

Eh, ternyata di depan toko Donatello, ada toko Chocomory dengan patung sapi yang melambai-lambai menyambut pengunjung. Aneka macam produk cokelat ada di sini. Awalnya saya sempat khawatir produk mereka tidak halal karena tidak ada label halal MUI di kemasan, setelah kroscek dengan pelayannya, mereka bilang punya sertifikat halal dan siap memperlihatkan kepada kami.

Kelar menemani teman-teman belanja oleh-oleh, kami naik grab ke wisma, berkemas menuju terminal bus Damri yang letaknya dekat Botani Square untuk berangkat ke Bandara Soekarno Hatta. Makan siang pun hanya sempat di terminal, itupun setengah batagornya saya bungkus karena tidak mampu saya habiskan sekaligus. Tarif bus ke bandara Rp.75.000/orang, dibandingkan ongkos Grab yang mencapai setengah juta rupiah, naik bus lebih ramah di kantong.

Demikianlah, perjalanan saya ke Bogor dengan durasi dua hari pulang pergi. Tiba di rumah, badan terasa mau remuk, punggung kaku...pokoknya mendadak payah. Setelah dipijat Asma, barulah terasa mendingan.

Kapokkah ke Bogor? tentu tidak, semakin pengen pergi suatu saat dengan waktu yang lebih santai dan longgar.


17 Des 2019

Perkembangan Kakak Naylah (9y,9m)

Tiga bulan lagi, insya Allah Kakak Naylah berumur 10 tahun. Sudah besar anak gadis mama, telapak kakinya panjang (ukuran sepatu sudah 34), tinggi badan sudah mencapai pundak mamanya. Raut wajahnya ketika balita masih bertahan, manis dan cantik. Bedanya hanya satu, dulu dia periang dan mudah tersenyum, sekarang menjadi lebih serius. Oh iya, kulitnya menjadi lebih gelap.

Di usia yang sekarang, kakak mengalami banyak perkembangan. Ini di antaranya:

Serius

Anak gadis mama menjadi pribadi yang serius. Serius dalam arti sebenarnya. Dia serius mengerjakan PR, serius mematuhi perintah gurunya, serius dengan pelajaran sekolahnya, pokoknya serius :D

Ilustrasinya begini:
Senin pagi mendapatkan PR di sekolah, dia akan berusaha mengerjakannya di senin malam. 
Misalnya dia disuruh membawa perlengkapan untuk membuat prakarya di sekolah, dia akan gelisah kalau perlengkapan tersebut masih kurang, padahal besok belum dikumpul.

Yang saya suka, Kakak hampir tak pernah disuruh belajar. Dia menyelesaikan PR, mengulang hapalan atas inisiatif sendiri. 

Rajin membaca

Saya lupa kapan mulainya. Kakak Naylah sangat rajin membaca. Naylah identik dengan buku, kemana pun dia pergi, buku selalu ada di tangannya. Dia duduk di pojokan, di ranjang atau di kursi, membaca tanpa suara.  Kadang kakak menunjukkan halaman bukunya padaku jika ada yang menarik hatinya.

Kakak Naylah menyukai buku sains, kisah-kisah, dongeng. Dia juga menyukai buku-buku matematika yang dikemas dalam bentuk komik.

Tulisan lebih bagus

Sering membaca dan kemampuan menulis memang biasanya berbanding lurus. Tulisan kakak lebih bagus dibandingkan 1-2 tahun yang lalu. Dia sering menulis di buku diari, di blog pribadi, atau sekedar coret-coret di kertas. Kakak pernah berkomitmen membuat buku di umur 10 tahun. Semoga dia tidak lupa.

Baca tulisan Naylah di Selalu dibully

Tertarik dengan pekerjaan rumah tangga

Kakak sebenarnya suka mengerjakan pekerjaan rumah tangga, seperti merapikan rumah, memasak, cuci piring. Tapi dia kesal kalau melihat Adeknya hanya bermain tidak membantu :D
Saya perhatikan, kakak sangat suka memasak. Dia terlihat bersemangat jika dipercayakan berkreasi di dapur, apalagi kalau itu menu baru, dia dengan senang membantu.
Membuat telur dadar adalah salah satu keahlian kakak. Kadangkala, setiba di rumah, saya melihat kakak Adek sudah menyantap bersama telur dadar buatannya.

Mami yang baru pertama melihat kakak bisa masak sampai takjub "Lihat anakmu, dia urus sendiri dirinya!"

Menjadi kesayangan Bapaknya

Sepertinya tidak relevan dengan judul ya hehehe.
Tapi penting untuk dicatat. Sepertinya si Bapak takut anak perempuannya cepat menjadi gadis hahaha.
Tiap hari dipeluk, disayang-sayang. Dia khawatir tidak lama lagi Kakak Naylah tidak mau dipeluk lagi.

Agak kompetitif

Suatu hari dia bilang begini

"Ma, saya mau pindah pelajaran eskul"
"kenapa?"
"Masa temanku yang eskul tahfidz bisa hapal Surah yasin, saya yang eskul panahan tidak bisa?!"

Dia juga mulai menghapal juz 29 atas keinginan sendiri, gara-gara merasa ketinggalan temannya yang ikut eskul tahfidz

Mandiri di pagi hari

Kalau emak-emak lain mengeluh rusuhnya menghadapi anak berangkat sekolah. Sayalah ibu yang agak santai. Membangunkan Kakak Naylah sangat mudah. Telinganya ringan, dipanggil dua-tiga kali, biasanya terjaga. Langkah selanjutnya, dudukkan dia, sambil diusap-usap kepala atau punggungnya. Dia akan segera bangkit, whudu, sholat, mandi, pakai baju, dan sarapan.
Bahkan kadang-kadang dia membuat telur dadar sendiri untuk dimakan bersama adeknya.
Dia juga menyiapkan botol minum untuk dia dan adeknya. ihhh....kakak memang top markotop!

Bisa menggambar

Kakak Naylah pandai menggambar. Kadang dia tiru, kadang pula atas kreasi sendiri. Saya suka melihat gambarnya. Di usia Naylah sampai sekarang, karya mamanya tak kan sebagus punya Kakak Naylah.


Bercita-cita jadi dokter

Cita-cita kakak mulai awet. Tidak berubah-ubah. Konsisten mau jadi dokter kalau sudah dewasa. Semoga ya...tolong doanya om dan tante, supaya kelak apa yang dicita-citakan kakak Naylah tercapai.

Hmm... cukup ini dulu, selebihnya akan saya update kalau teringat.
Secara keseluruhan, saya mengsyukuri perkembangan Kakak Naylah, PR kami masih banyak. Yang paling utama adalah pendalaman tauhid dan adab.  Kakak masih kurang banyak di sini.



16 Des 2019

Menulislah


Semakin umur menua, semakin besar anak-anak.
Andaikan usia tidak mengalahkan memori di kepala, rasanya tak perlulah segala hal kutumpahkan di blog ini. Rupanya tidak. Beberapa hal yang dulu saya yakin tak akan pernah terlupa, sekarang sulit dikais-kais. Otak sudah mulai lelah rupanya, syaraf-syaraf ingatan sulit diurai dan diluruskan. Inilah sebabnya tak mengapa, blog ini kembali ke fungsinya semula, diary online yang merekam kehidupan kami. 

Beberapa menit yang lalu saya membuka-buka artikel lama di blog ini. Saya membaca perkembangan Adek Rayyan di usia 1 tahun 9 bulan. Saya senyum-senyum sendiri. Dulu saya mencatat dengan detail perkembangan Adek di usia itu. Bahwa Adek sudah ahli melompat tanpa jatuh, mengenali angka 1-10, sudah pandai pipis sendiri, dan sebagainya. Lalu, saya merasa bersyukur "Ah, untung saya menulis saat itu." Andaikan tidak tayang di blog ini, hal-hal sederhana yang dulu begitu istimewa, pasti akan terhapus dalam ingatan kami sekarang.
Sekarang usia Naylah sudah hampir 10 tahun, Adek 6 bulan lagi berumur 7 tahun. Alangkah banyak jeda waktu yang saya lewatkan, tidak saya jejakkan di blog ini. Karena apa? karena kemalasan yang dilabeli alasan sibuk :(

Padahal banyak hal istimewa yang terjadi. Misalnya Kakak sudah pandai bikin telur dadar tahun lalu, tulisan Arab Adek Ayyan terlihat halus dan mendapat pujian guru, bahwa saya sangat jarang merasa repot di pagi hari mengurus mereka, karena mereka terampil mengurus diri sendiri. Ah jadi mewek.

Saat menulis ini, tiba-tiba dapat wangsit menulis pantun :D

Kopi diseruput di pagi hari
ditemani bunyi tekukur bersahut-sahut
sungguh menulis melapangkan hati
menenangkan pikiran yang carut marut

Gendang ditabuh oleh penyanyi rebana
Membuai telinga para punggawa
Ide datang tak disangka
tulislah segera, jangan ditunda

kapal karam di samudra India
Menyisakan harta di dasar lautan
Mati jasad meninggalkan nama
Kisah yang ditulis, akan abadi sepanjang masa 

Parepare, 16 Desember 2019
Nur Islah



4 Nov 2019

Etta Pergi


Bau rumah sakit itu aneh, paduan aroma obat dan penyakit. Bukan hanya di ruang pasien, ke tempat petugas mengurus administrasi pun seakan bau itu mengikuti hidungku.

Suasana tak begitu menyenangkan hatiku. Etta sakit, beliau tak mengeluh tapi wajahnya menunjukkan derita. Baring sejenak, bangkit lagi, rebahan lagi, berulang begitu.

 "Tabung oksigen tidak membantu" katanya. 
Saya panggil suster, “ini sudah maksimal bu" 

Etta rindu kipas anginnya. Adekku membawakan permintaan Etta. Pak Satpam mencegat, akhirnya benda itu menepi saja di sudut luar ruangan. Map berisi berkas hasil laboratirium Etta jadi penolong, kukipaskan sampai lenganku terasa pegal...

Thanks God, Etta akhirnya tidur.
Sejam kemudian Etta bangun. Bubur habis disantap. Hatiku lega. 

Tadi saya menungggu di ruang administrasi. Dapat nomer antrian ke 7, padahal tak ada orang antri di depan atau di belakangku. Kedua staf yang melayani bermuka masam, beradu pendapat dengan nada suara rendah. Mungkin mereka sedang ada masalah diinput sistem.

Saya duduk saja dengan tenang. Tidak membuka handphone. Tiba-tiba mataku tergenang air. Kutahan supaya tidak mengalir lebih kencang, malu dilihat orang. 

Alhamdulillah darah golongan B yang Etta butuhkan siap hari ini, Sarah, gadis manis di kantor mau mendonorkan sekantung darahnya. Saya sangat bersyukur. 

Bapak yang berada di balik tirai sebelah, berbicara dengan nada suara tinggi, mengeluhkan posisi badannya tidak nyaman, selang infus berdarah dan sebagainya. Dua orang perempuan, mungkin istri dan saudara perempuannya, membujuk-bujuk si bapak dengan sabar. Lalu mereka berulangkali memanggil suster. Melihat kehebohan dia, saya kembali menyadari Etta orang yang tabah.

Ibu di balik tirai sebelah menyapa, memberikan sepotong panininya "Panini ini sangat membantu" katanya. "Bapak kenapa" 
"Jatuh di wc" 


Hari ini saya malas bicara. Saya tidak mengatakan Etta mengidap leukemia. 

Memang Etta jatuh di WC menjelang subuh. Saya sudah tidur dekat kamarnya, mengapa saya begitu malas bangkit waktu mendengar Etta bangun. Saya menyesal.

"Saya juga pingsan di WC" lanjut ibu itu. saya tersenyum sopan. Dan kembali mengipasi Etta dengan Map berwarna pink. 

****
Dokter perempuan yang bertugas di UGD bertanya ke Etta “ Bagaimana Pak, bersediajeki ditransfusi darah, percuma Bapak dirawat di sini, kalau tidak mau ditransfusi” 

Perawatan sebelumny beliau tak mau menerima tindakan dokter jika berkenaan dengan transfusi darah. Etta menoleh kepadaku. Meminta pendapat. Saya mengangguk. Dan Akhirnya Etta mengangguk lemah tanda setuju. 

Etta sudah pindah dari ugd ke kamar perawatan. Kami lega, kipas angin bisa dipakai. tadinya saya heran, kenapa oksigen demikian kencang tak mempan. Rupanya rusak, Suster mengganti tabungnya. 

Etta makan sedikit, tapi masih mau. 

**** 

Kantung kedua darah sudah masuk, semoga darah itu punyaku. saya lemas semalaman setelah donor, jadi saya menjenguk keesokan harinya. 

"Bagaimana rasanya Ta?membaik kan?" 

Etta tidak mau menjawab 

**** 
Saya baru tiba di rumah sakit. Melihat Etta duduk sambil makan, rasanya lega. saya pencet tombol video call, menggirang-girangkan suaraku menyapa Adek yang menetap di Buol. 
"Lihat Etta, sudah baikan!!"

Etta lalu menangis terharu, saat berbincang dengan Adek yang sedang bersama nasabahnya.

**** 
Kamis, 1 Agustus 2019

Etta begitu payah. Bolak balik muntah, sampai isi perutnya habis terkuras. Air minum yang dia tuang ke mulutnya dia semburkan kembali. Etta menatap memandang ke atas. seakan melihat sesuatu yang tinggi, lalu mengalihkan pandangannya. tatapannya aneh dan menghindar. Hatiku berdesir, saya tahu bahwa Etta akan pergi. 

"Apa yang kita lihat Ta?" 
Etta tak menyahut. 

15.00 wita
Ucci bilang semalam Etta tidak tidur, jadi melihat beliau lelap sekarang saya mengucap syukur. Mungkin Etta menikmati murotal Yasin dari aplikasi hpku, sampai dia tertidur nyenyak. Suster pun kuhalau ketika obat akan disuntikkan. Biarkan Etta tidur.

Kenapa tiba-tiba air mata mengalir deras.  Akhir-akhir ini saya cengeng sekali, mungkin karena datang bulan. 

Waktu berlalu. Kenapa Etta kadang mengorok, apakah lendirnya? tapi kenapa sangat panjang. keluarga pasien sebelah bilang kalau Etta tidak tidur. Dadaku berdegup kencang. Etta koma! 

Suster memanggil-manggil nama Etta, Etta tak bergeming. Dokter dan suster berdatangan. Mencoba menyadarkan Etta dengan berbagai tindakan. Etta tetap tidur. 

Magrib dan Isya berlalu.....

Kapan Etta pergi? saya tidak menyadarinya. Padahal saya didekatnya setiap saat, baik di ruang perawatan maupun ruang ICU. Terus-terus kuulang kalimat tahmid di telinganya. Etta telah pergi di malam jumat. 

Kakiku lunglai. menangis, berpelukan dengan anak lelakiku yang berumur 6 tahun. Kami menangis bersama, bungsuku menutupi wajahnya dengan topi. Ini kematian pertama yang dia saksikan. Dia kehilangan kakeknya, saya menjadi yatim piatu


26 Jul 2019

The Good Doctor

The Good Doctor
source: id.wikipedia.org

Saya baru saja menyelesaikan nonton film The Good Doctor season 1 kemarin. Ada 18 episode, dan kelar hanya dua hari. Film ini dirilis tahun 2017, pertanyaannya adalah saya kemana aja, kok baru nonton di pertengahan 2019?:D

Awal mula nonton, kalau tidak salah bulan lalu, saat nginap di salah satu hotel di Makassar. Sudah terkesan kala itu, pas tahu ada di Hooq, langsung deh nonton marathon sampai habis. Adek Ayyan sampai penasaran kenapa Mama suka nonton film dokter-dokter.

Untuk kamu yang ternyata belum pernah nonton The Good Doctor, saya kasih sedikit sinopsisnya ya.

Dikisahkan seorang dokter bedah muda bernama Shaun Murphy pindah ke San Jose, California dan bekerja di sebuah rumah sakit bergengsi. Awalnya keinginan Shaun Murphy untuk menjadi dokter bedah di RS ini ditentang oleh banyak dokter dan dewan direksi. Tapi didukung dan diperjuangkan oleh Aaron Glassma, Presiden dari rumah sakit San Jose St. Bonaventure, yang telah menjadi mentor dan teman baik Shaun sejak Shaun berusia 14 tahun. Berkat Glassma yang berjanji mundur dari jabatannya jika Shaun tidak bekerja sempurna, akhirnya Shaun berhasil menjadi dokter bedah di sana.
Dr. Aaron Glassma, orangnya baek banget, menyayangi Shaun sepenuh hati
Source : abc.go.com

Sebagai seorang penderita Autis, Shaun sulit bersosialisasi dan berkomunikasi, tapi dia jenius, sering membuat diagnosa penyakit yang tidak terpikirkan oleh teman-teman dokternya yang lain. Seiring waktu, akhirnya rekan-rekannya mempercayai kemampuan Shaun sebagai dokter bedah yang baik.

Sebagaimana serial TV pada umumnya, setiap episode disajikan dengan konflik yang berbeda, pasien yang berbeda dengan tingkat kesulitan operasi yang tentu saja berbeda. Biasanya Shaun tampil memberikan ide cemerlang pada setiap kebuntuan tim dokter dalam menangani pasien.

Latar belakang kehidupan Shaun cukup menyedihkan. Dia diperlakukan buruk oleh Ayahnya karena mengidap autis. Ibunya pun hanya bisa diam. Untungnya dia memiliki adik laki-laki (Steve) yang sangat peduli padanya. Tapi saudaranya tersebut meninggal dunia saat jatuh dari gerbong kereta. Kematian Steve dan kelinci kesayangannya ini kelak menjadi alasan kuat Shaun ingin menjadi dokter.

Adegan kilas balik masa kecil Shaun ini kadang membuat air mata saya menetes.

Kita bisa mendapatkan hikmah dari setiap kisah di setiap episode. Lihat saja pada episode "Oliver", Shaun dan Claire ditugaskan ke rumah sakit lain untuk menjemput hati orang yang baru saja meninggal dunia. Hati ini rencananya akan didonorkan kepada Klaus, pasien mereka. Dalam perjalanan pulang, mereka mendapatkan banyak kendala; cuaca buruk sehingga helikopter batal berangkat dan terpaksa naik mobil polisi, suhu penyimpanan hati memanas sehingga harus direndam ke dalam air es, bahkan harus melakukan operasi hati di pinggir jalan.
Shaun & Claire
Source : hiddenremote.com

Ketika sampai di rumah sakit tempatnya bekerja, mereka mendapatkan kabar buruk. Klaus ternyata melanggar aturan penerima donor, yakni tidak boleh minum alcohol dalam jangka waktu 6 bulan. Hati Oliver kemudian dijemput oleh petugas rumah sakit lain untuk didonorkan kepada yang membutuhkan.

Claire terlihat sedih dan lelah.

Shaun masih bisa berkata "Hari ini begitu indah!! kita tetap menyelamatkan satu nyawa, tapi bukan Klaus"
Dr. Shaun Murphy 
Source: popsugar.com

Btw, Freddie Highmore yang memerankan Shaun Murphy adalah produser film ini lho. Keren ya?

23 Jul 2019

Begini Cara Mengubah Meja Lama Menjadi Baru dengan Biaya Murah

Punya meja usang? 
Jangan buru-buru disingkirkan. Barang lama kamu bisa jadi baru kembali dengan biaya murah lho.

Seperti yang dilakukan Pap Nay kemarin. Meja kami yang jeleknya tidak ketulungan, bisa tampil elegan. Saya saja hampir tidak mengenali pasca rekondisinya. Sungguh sayang saya tidak sempat mengambil gambar before. Saya juga coba cari-cari fotonya di hp tidak ada, saking ndak bangetnya tuh meja, tak sudi saya foto hahahaha.

Saya kasih gambaran ya, kami membeli meja tersebut sekitar 9 atau 10 tahun yang lalu, saya lupa tepatnya, awal-awal kami nikahlah. Tampilan barunya sih cantik, minimalis, warna hitam elegan. Nenekku waktu liat pertama sangat suka, dan pengen punya juga. 

Seiring waktu, tahun demi tahun berlalu, tampilan meja itu sudah jelekkkk buanget. Cat mengelupas sana-sini, untung masih ada bekas catnya sehingga ketahuan dulunya berwarna hitam. Sampai-sampai Novi yang berkunjung ke rumah bilang “ganti-gantimi meja ta kak!” tamu pun sudah menegur hahaha.

Saya pun sudah gerah dengan meja tersebut, Pap Nay selalu janji akan memperbaikinya, tapi berhubung dia selalu sibuk, permak meja tidak pernah kesampaian. 

Alhamdulillah, datanglah hari yang ditunggu-tunggu, Pap Nay membuka alat-alat pertukangannya. Fyi, dia sudah seperti tukang sejati, perlengkapannya lengkap, sampai dua box!! 

Seperti biasa saya adalah seksi keluarkan duit untuk belanja alat-alat yang dibutuhkan, jadi tahulah berapa budget untuk meja syantikkku ini:

Cat minyak + Kuas + amplas + thinner : 129.000 
HPL (High Pressure Laminate) :200.000 
HPLnya hanya dipakai seperempat, jadi sekitar Rp. 50.000.
Bahan-bahan yang lain seperti dempul, lem, dll pakai stock sisa. 
Jadi kalau dihitung-hitung biaya rekondisi meja ini hanya 179.000. murah yah

Cara mengerjakannya bagaimana? 

Pertama meja diamplas dulu. Setelah itu bagian atasnya diberi HPL. Baik bagian atas meja maupun HPLnya terlebih dahulu diberi lem merk Castol. Pastikan ukuran meja dan potongan HPLnya sama ya. Adapun jika ada kelebihan sedikit atau ada lengkungan pada bagian sudut meja, itu bisa disesuaikan atau dipotong menggunakan mesin gerinda. 

HPL telah tertempel rapi. Lanjutkan dengan memberi lakban bening di pinggiran meja bagian atas, ini supaya saat mengecat kaki meja, catnya tidak belepotan menyentuh HPL. Agar hasil lebih maksimal, lakukan pengecetan sebanyak dua kali. 

Taraaaaa…. 

Ini dia meja putihku, elegan, mirip yang dijual di mall kan ya??? Kursi kayu kami pun ikut cantik, cukup dicat dengan warna yang sama. 

Masih ada sisa HPL yang tidak terpakai, insya Allah akan digunakan merekondisi beberapa furniture di rumah, tunggu ceritanya ya di label DIY

Semoga bermanfaat. See ya

18 Jul 2019

7 Kegiatan Liburan Sekolah yang Menyenangkan

7 Kegiatan Liburan Sekolah yang Menyenangkan. Ketika libur panjang tiba, anak-anak senang sekali. Mereka tidak ke sekolah selama dua pekan. Eits tapiii, giliran ditanya mau menghabiskan liburan kemana, mereka bingung menjawab. Khususnya untuk bocah kami, mereka hampir tidak pernah nginap di rumah lain tanpa ditemani salah satu orang tua. Jadi ketika ditawarkan menghabiskan liburan di kampung, mereka mengiyakan asalkan ada Bapak atau Mama menemani. Tentu saja persyaratan itu tidak dapat kami sanggupi, karena libur panjang untuk orang kantoran tidak ada. Makanya buuuu, bisnis..bisnis :p

Berputarlah nih otak….hmmm bikin apa ya dua pekan ini, supaya anak-anak tetap menikmati liburan. Saya dan Pap Nay akhirnya sepakat, kita tetap ngantor seperti biasa, tapi sebisa mungkin berusaha agar ada aktivitas menyenangkan yang bisa dilakukan anak-anak setiap hari. Jadi, kali ini saya akan membagikan pengalaman kami mengisi liburan sekolah: 

1. Bermain di Diana Waterpark

Ketika kamu berharap bisa bermain air, menikmati pemandangan di atas bukit, dan sekaligus melihat ragam hewan di satu tempat, maka saya rekomendasikan ke Diana Water park.

Anak-anak puas bermain air di kolam yang dilengkapi seluncuran, walaupun waktu kami datang, airnya agak kotor. Gak masalah lah, yang penting setelahnya langsung mandi air bersih.

Di sini anak-anak juga bisa naik di punggung dinosorus, masuk ke mulut kuda nil, meraba-raba rusa, bergelayut di tangan panda. Tentu saja semua hanya replika, kalau asli sih bisa membuat kita pulang tinggal nama 😊 

Pengen melihat hamparan sawah sambil olah raga juga boleh, siapkan saja lututmu untuk mendaki, kamu akan menyaksikan permadani hijau ciptaan Tuhan dari atas bukit. Komplit ya. Tidak menyesal datang ke Diana Water Park, menjadi pengalaman baru Kakak Naylah dan Adek Rayyan. 


2. Melihat sawah di Wattang Bacukiki

Parepare memang kecil, luas wilayah hanya dibagi empat kecamatan. Mata pencaharian penduduk didominasi berdagang, karyawan, PNS, dan sebagian kecil merupakan petani. Sawah ini banyak ditemukan di salah satu kecamatan yaitu Bacukiki, tepatnya di kelurahan Wattang Bacukiki. 
Melihat padi tumbuh 

Supaya anak-anak tahu asal mula nasi yang tiap hari mereka makan, maka kami bawalah mereka ke sawah. Mereka menyaksikan langsung bagaimana bentuk daun dan bulir-bulir padi yang masih hijau, sambil emaknya menjelaskan proses tumbuhnya sampai menjadi beras.

3. Berpetualang di hutan belakang rumah

Etta sedang dirawat di rumah sakit. Anak-anak terpaksa menghabiskan waktu hanya di rumah saja. Supaya tidak bosan, anak-anak saya bawa ke hutan belakang rumah. 

Kok bisa? Iya, pohon jati, mangga, bambu, dan aneka pohon besar yang saya kurang paham namanya, tumbuh di tanah milik orang lain yang kebetulan letaknya di belakang rumah. Saya suka lingkungan begini, udara menjadi lebih sejuk, kurang polusi. Biasanya saya melarang anak-anak ke sana tanpa ditemani salah satu orang dewasa, takut ada ularnya.

Di sini, mereka menemukan jamur yang tumbuh di batang pohon yang tumbang, buah semak yang berduri yang Adek Rayyan kira buah durian :D 

Adek Rayyan memungut sebatang ranting, memukul-mukulkannya layaknya penjelajah yang sedang membuka jalan yang ditutupi semak belukar.

Baca cerita Naylah tentang Jalan-jalan di Hutan Belakang Rumah

4. Trans Studio Makassar

Pengalaman main di Trans Studio Makassar adalah puncak kesenangan liburan mereka. Bagaimana tidak, anak-anak mencoba puluhan wahana, menikmati beragam hiburan yang baru mereka lihat. Lagipula ini pengalaman pertama mereka di sini.
Trans Studio Makassar

Kakak Naylah sangat terkesan dengan pertunjukan drama musical “I Basse goes to Bollywood” sedangkan Adek Rayyan sering mengulang cerita tentang Science Center. 

Baca cerita Naylah tentang Bermain di Trans Studio Makassar

5. Ke Perpustakaan

Selama liburan, anak-anak juga saya ajak ke perpustakaan, memilih buku apa saja yang mereka sukai dan dibawa pulang. Periode peminjaman buku dibatasi satu pekan, tapi Naylah biasanya menuntaskan tiga buku dalam 2-3 hari saja.

Baca cerita Naylah tentang Ke Perpustakaan

6. Jalan-jalan sekitaran kompleks

Beberapa kali kami juga jalan-jalan subuh bersama. Supaya tidak bosan, rute yang dilewati tidak sama setiap hari. Kita ngobrol sepanjang jalan, membicarakan apa yang kami lihat.
“Rumah orang kaya bagus-bagus ya”
“Eh tanaman jagung itu bisa ya tumbuh di tanah gersang dan banyak sampahnya”
“Serangga sedang kawin!”
“itu bunga Putri Malu!”
Dan masih banyak lagi coletehan mereka.

Baca cerita Naylah Jalan-Jalan Subuh

7. Ngeblog

Untuk Naylah, selain enam di atas, aktivitas hariannya juga diisi dengan ngeblog. Sebenarnya blog Naylah sudah ada sejak 2014, tapi tidak kontinyu diisi. Di liburan kali ini, saya mengharuskan dia menuliskan semua kegiatannya di blog.

Awalnya Naylah merasa berat, lama-lama dia ketagihan sendiri menulis, bahkan membuat dadar telurpun dia simpan langkah-langkah membuatnya di blog www.naylahmahmudah.blogspot.com

Demikian kegiatan Kakak Naylah dan Adek Rayyan selama liburan sekolah.

Senin kemarin adalah hari pertama sekolah, tiba di rumah Naylah berseru “Benar Mama, untung saya tulis di blog. Tadi Bunda suruh saya menceritakan kegiatan liburan!”

Tak Terasa Waktu Berlalu di Trans Studio Makassar

Trans Studio Makassar
Trans studio Makassar merupakan salah satu alternatif hiburan buat keluarga. Dengan merogoh kocek Rp.200.000/orang, kamu sekeluarga dapat menikmati semua wahana yang tersedia, tidak perlu lagi isi ulang voucher. Oh ya, agar lebih efektif sebaiknya datang lebih awal, pukul 10.00 atau pukul 11.00 wita. Dengan demikian 20 wahana yang ditawarkan dapat leluasa dicoba. Di jam segitu, Trans studio juga masih sepi, parkir mobil lebih gampang :D

Sebelum berangkat pastikan kondisi anak-anak dalam keadaan prima. Semalam tidur cukup dan sudah sarapan. Tahu sendiri kan kalau anak-anak sedang bermain terkadang lupa lapar dan hausnya. Jangan sampai setelah pulang dari bermain, fisik mereka drop.

Petugas Trans Studio Makassar tidak mengizinkan pengunjung membawa makanan dan minuman, jadi kalaupun bawa, bekal akan dititipkan di tempat penitipan barang. Jangan khawatir, di sini ada café kok, harga menunya juga relatif terjangkau.

Tgl 12 Juli 2019 kemarin, Naylah dan Rayyan berkesempatan main di Trans Studio Makassar. Kenapa ke Trans Studio? Alasannya sih simple karena belum pernah 😊. Nah dari puluhan wahana yang tersedia, hampir semua kami coba kecuali yang super ekstrim seperti Dragon’s Tower, Putar Petir, dan Dunia Lain. Yang terakhir saya sebut tadi sengaja tidak kami masuki, karena khawatir akan menimbulkan phobia baru ke anak-anak. Ada beberapa wahana yang kami mainkan, tapi terlarang untuk Rayyan karena tinggi belum cukup. Ada juga sudah memenuhi syarat untuk Rayyan, tapi dia yang ogah coba karena takut 😊

Berikut wahana dan hiburan yang sempat kami mainkan dan nikmati berempat;

1. Grand Studio View
Di sini kita bisa melihat isi Trans studio secara keseluruhan dari atas, jadi kami pergunakan kesempatan ini mengincar kira-kira permainan apa lagi yang akan dimainkan selanjutnya.
pemandangan saat berada di atas

2. Magic Thunder Coaster
Wahana ini seru, semacam roller coaster tapi dengan panjang rel yang lebih pendek. Naik turun hempasnya cuma satu, dimainkan dua kali putaran. Lumayan menegangkan, tapi anak-anak suka.

3. Ayun Ombak
Kami menaiki perahu yang seakan-akan diayun bolak-balik oleh ombak, diputar ekstrim ke arah kiri, lalu di putar lagi ke kanan. Kamu yang kadang menderita mabok laut kemungkinan tidak cocok naik wahana ini.
Permaianan ayun ombak

4. House for Fun - Mirror Maze
Di sini seru. Pengunjung dimasukkan ke dalam ruangan penuh cermin. Kamu tidak akan tahu membedakan mana bayangan dan pintu keluar kalau tidak mengandalkan indera peraba. Di sini pengunjung dilarang berlari, supaya tidak merusak cermin.
Kakak Naylah di Mirror Maze

5. Trans City Theater
Untuk mendapatkan pengalaman menonton theater, inilah tempatnya. Pertunjukan I Basse Goes to Bollywood dimulai pukul 14.00 wita, sehingga pastikan kamu dan keluarga sudah antri di depan theater sebelumnya.

Oh ya, selain aksi joget-joget India, ada aktraksi kembang api juga lho. Ini bagian yang paling anak-anak suka. Saya kurang nyamannya satu, cerita yang disuguhkan adalah kisah cinta, beberapa adegan memperlihatkan Shahrul Khan dan I Basse saling berpegangan tangan dan berpelukan.

6. Sepeda Terbang
Semakin sepeda dikayuh, semakin naiklah kita ke atas. Adek teriak-teriak minta jangan dibikin terlalu tinggi. Memang agak serem juga sih, emaknya saja agak ngeri :D

7. Science Center
Anak-anak itu adalah makhluk yang keingintahuannya besar. Pantas saja Sience Center adalah tempat yang paling membuat mereka betah, sampai dua kali kami bolak-balik ke sini. Di Science Center, kamu bisa menyaksikan simulasi proses tsunami terjadi, merasakan getaran gempa dengan berbagai ukuran kekuatan, melihat cara kerja magnet, usus manusia, dan banyak teori ilmu Fisika dan IPA lainnya yang dapat dicoba langsung oleh pengunjung.
Melihat kerangka manusia

Selain tujuh wahana/hiburan di atas, Kakak Adek juga naik kuda putar, main Mini Boom-boom Car, Si Bolang, jelajah, dll. Terakhir, tentu saja tak lupa mengambil gambar di berbagai spot di Trans Studio Makassar
Kuda Putar
Kakak Naylah dan Adek  Rayyan
cartoon city

Tidak terasa waktu berlalu di Trans Studio Makassar. Keluar area mall, waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 wita.

12 Jul 2019

8 Resep JSR untuk Promil

8 Resep JSR untuk Promil. Hari ini saya ke acara aqiqah Bu Nahdiyah, mantan ketua KPU kota Parepare. Raut wajahnya ceria sekali, bayangkan kurang lebih 4 tahun teman saya ini menunggu buah hati, alhamdulillah dikasih amanah tahun ini. Saya salut, dia telah mengambil keputusan terbaik untuk tidak mendaftar lagi menjadi penyelenggara pemilu di periode berikutnya, hadiahnya luar biasa, dapat baby cantik! Duh jadi turut senang.
source : www.flickr.com

Bertahun-tahun menikah akhirnya punya anak juga dialami pasangan Bang Boston dan Mba Ety, di tahun kesepuluh baru dikarunia anak. Saya pernah cerita tentang perihal mereka di sini

Perjuangan Bu Nahdiyah dan Mba Ety berakhir dengan happy ending, tapi yang masih berusaha tentu banyak. Termasuk adik saya. Saya mendoakan semoga keturunan yang diharapkan segera diamanahkan Allah kepada Adik dan teman-teman sekalian. 

Btw, saya akhir-akhir ini suka berkunjung ke akun Instagram dr @zaidulakbar. Beliau adalah penggagas jsr (jurus sehat Rasululullah). Saya baru tahu dari Pap Nay, tak hanya giat mengsosialisasikan resep.jsr, beliau juga aktif di komunitas pengguna mesin kangen water. Selain pak dokter, ada juga @sulistyowati_05. akun ibu ini lebih rapi, resep-resepnya lebih tertata di highlight Instagram. 

Dari hasil kepoin kedua akun ini, saya beberapa kali menemukan testimoni ibu-ibu yang akhirnya hamil setelah rutin mempraktikkan resep jsr. So, kali ini saya ingin share resep yang sempat saya baca ya, semoga jika diamalkan dan ternyata berhasil, saya juga dapat pahalanya…amiiiin: 

Resep 1: 
Manfaat : Memperlancar haid, mengatasi keputihan, nyeri haid, masalah haid yang lain, dan bisa juga untuk promil.
Bahan:
Kunyit 2 ukuran jempol dewasa
Jahe 1 jempol dewasa
Asam jawa secukupnya
Gula aren secukupnya
Air 300 ml
Sereh (optional) 
Caranya: Rajang/iris tipis jahe, kunyit dan sereh. Seduh dengan air mendidih, kemudian masukkan gula aren dan asam jawa. Diamkan sebentar, minum selagi hangat.

Resep 2: 
Manfaat: darah akan bersih, pencernaan lebih baik, kebanjiran enzim, tulang akan kuat, mecegah bakteri/virus menyerang tubuh kita.
Bahan: 
Kunyit 2 ukuran jari kelingking 
Jahe ukuran 2 jempol dewasa
Jeruk nipis peras 1 buah ukuran sedang 
Air 300 ml Sereh 1 batang (optional) 
Caranya: Kunyit, jahe, sereh direbus dengan air 300 ml. jangan sampai mendidih. Diamkan, setelah hangat kasih madu dan jeruk nipis peras. 

Resep 3: 
Manfaat: Memberi tenaga ke tubuh, bagus untuk bagian reproduksi, sumber enzim, dan masih banyak lagi manfaatnya.
Bahan: 
Kurma, Jahe, Kayu manis, air 
Caranya : cuci bersih kayu manis, rendam semua bahan dengan air biasa minimal 6 jam, maksimal 12 jam. 

Resep 4: 
Manfaat : merupakan minuman super enzim yang baik untuk tubuh
Bahan:
Jahe, kunyit, kurma (beserta bijinya), air 
Caranya : iris tipis kunyit, jahe. Masukkan semua bahan ke dalam air suhu biasa. Rendam minimal 6 jam. 

Resep 5:
Manfaat: meningkatkan kesehatan lambung, mencegah kanker, meningkatkan kesehatan hati, melawan peradangan, mencegah diabetes, meningkatkan kesehatan otak, baik untuk kesehatan mulut, memperbaiki fungsi ginjal, memperbaiki hormone tubuh yang bermasalah. 
Bahan: 
Licorice 3 batang Air 300 ml 
Caranya: Rendam licorice selama minimal 6 jam, maksimal 12 jam. 

Resep 6: 
Manfaat: mengontrol gula dalam darah, anti infeksi, menurunkan kolestrol, baik untuk pencernaan, melancarkan system pernafasan, menghangatkan tubuh, bagus buat penderita endometriosis, PCOs, dan masalah wanita lainnya, bagus untuk ginjal, jantung. 
Bahan: 
Kayu manis 2 ukuran jari kelingking 
Kurma 3 buah
Caranya: Rendam semua bahan dalam air biasa sebanyak 600 ml semaleman. 

Resep 7: 
Manfaat: booster ASI, bagus untuk jantung, pembuluh darah, tulang, otak, kolestrol, dan bisa untuk promil 
Bahan:
Kacang pistachio secukupnya
Kacang almond secukupnya
Kacang walnut secukupnya
Kacang hazelnut secukupnya
Bubuk cokelat (optional) 
Air secukupnya
Caranya: Blender semua bahan hingga halus.

Resep 8: 
Manfaat: membantu memperbaiki sperma, membantu memperbaiki ovum. 
Bahan: 
1 cup biji semangka 
1 cup biji buah naga
Caranya: blender semua bahan dengan air secukupnya, biarkan hingga mengendap. Minum airnya.

Demikian resep jsr untuk promil. Manusia berharap, berdoa, dan berusaha…Tuhan jualah yang menentukan. Sambil meminum ramuan, alangkah baiknya kita tak lupa merayu DIA. See ya

Mantao, Oleh-oleh Khas Parepare

Apa makanan khas Parepare? 
Jawaban yang umum disebut warga pastilah “Mantao” 

Agak aneh karena sebenarnya kalau dicari sanadnya, mantao tidak ada di zaman nenek moyang asli Parepare. Makanan ini merupakan penganan khas Tiongkok. Maka tak heran, penjual mantao yang bertebaran di Parepare adalah warga keturunan China atau Tiongkok. 

Sinar Terang adalah toko terkenal yang memproduksi mantao enak di Parepare. Semacam pelopor gitu. 

Toko Sinar Terang Parepare
Saya heran, kenapa mantao Toko Sinar Terang rasanya enak, padahal bahan mantao itu sederhana yakni tepung terigu, air, gula, susu dan ragi. Mungkin ada teknik pembuatan atau ramuan rahasia yang membuatnya berbeda. Bisa jadi juga karena produknya selalu fresh dari oven.

Jika Dinas Pariwisata atau dinas lain di Kota Parepare diundang ke acara pameran nasional, mantao Sinar Terang lah yang dibawa ke sana. Kabarnya dari beberapa pameran yang diikuti, mantao ini sangat laris, paling cepat habis. 

Tak dapat disangkal kalau mantao Sinar Terang memang enak. Setiap bepergian kemana-mana, kerap penganan ini dijadikan oleh-oleh. Hanya saja jika durasi perjalanan lama, tidak disarankan membawa mantao karena hanya bisa bertahan 2-3 hari di suhu ruangan. Tapi jika disimpan di dalam kulkas, kata penjualnya sih bisa sampai satu bulan. Saya belum pernah tes karena umumnya mantao tidak bertahan lama di rumah, langsung habis :D

Selalu ramai pembeli
Mantao dimakan langsung rasanya oke, tapi lebih nikmat jika diolah lagi seperti digoreng, dikukus ulang atau dipanggang. Saya lebih suka dipangg
ang. Lebih nikmat. Diberi topping parutan keju dan dicocol dengan sambel botol ABC, bikin saya bablas makan sampai beberapa biji. Kalau kamu doyan toping lain seperti susu kental manis, selai, cokelat juga enak, bahkan bisa dijadikan roti burger, sisa ditambahkan daging, sayuran dan mayones ditengahnya. 

Untuk harga lumayan terjangkau, Rp. 35.000 per pack untuk ukuran kecil, dan Rp.70.000 per pack untuk ukuran besar. Jika dijadikan oleh-oleh biasanya mantao dipacking rapi dalam dos. Tapi itu tadi, pastikan setelah sampai di tujuan, segera dikonsumsi dan sisanya dimasukkan di kulkas. 

Itulah salah satu oleh-oleh khas kota kami, Parepare. Kalau kamu mau mampir di toko Sinar Terang, ini alamatnya: Jl. Bau Massepe no 269 Kota Parepare. Cari di Google Map lebih mudah. 
See ya.

5 Jul 2019

Suatu Siang di Diana Waterpark

Suatu Siang di Diana Waterpark. Horeee libur telah tiba! Kakak Naylah dan Adek Ayyan sumringah.  Nah, emaknya yang bingung, mau diisi apa nih liburan mereka. Beberapa  opsi sudah ditawarkan: ke rumah nenek di Selayar, Soppeng,  Belawa atau Makassar, tapi semua dijawab gelengan kepala. Karena semua pilihan itu berarti berpisah sama mama (aduh nak kapan kamu mandiri)

Supaya liburan tidak garing, saya dan Pap Nay sepakat membawa anak-anak keluar lebih sering selama dua pekan ini.

Tanggal 2 Juli 2019 kemarin, kami sempatkan membawa Kakak dan Adek ke Diana Waterpark. Diana Waterpark adalah destinasi wisata baru yang terletak di Desa Balusu, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan.

Kami berangkat hampir pukul 11.00 wita. Matahari sudah tinggi. Tapi tidak masalah, jaraknya cukup dekat kok, hanya kurang lebih sejam perjalanan santai dari Parepare. 

Di mobil, anak-anak malah tidur. Mungkin kecapaian sepagian bergerak terus. mendekati lokasi baru mereka dibangunkan.

Oh ya, ibu pemilik warung empat kami membeli cemilan menyampaikan bahwa kemarin ada pengunjung yang meninggal di Diana waterpark. Saya lalu tanya balik “Jadi, sekarang sepi pengunjung bu?” “Ramai” kata dia. Tidak perlu khawatir berarti, lagipula media online memberitakan kalau mahasiswa yang meninggal tersebut kemungkinan kecapaian.
jumlah mobil di tempat parkir lebih banyak lagi
Rupanya benar-benar ramai, banyak mobil di tempat parkir. Karcis masuk ke Diana Water park adalah Rp.35.000/orang, tidak ada perbedaan tarif antara dewasa dan anak kecil.  
Tak sabar masuk ke dalam :D
Setelah karcis diserahkan kepada petugas, masuklah kami dengan setengah berlari...karena mengejar dua bocah yang sudah melesat duluan.

Eh, lho kok bagus tempat ini...hehehe amazing sendiri.

Cocok betul sebagai tempat rekreasi keluarga.  Taman bunga terhampar di depan mata, warna-warni. Walaupun setelah diperhatikan, ternyata beberapa jenis bunga seperti anggrek bukan asli melainkan artificial.

Yang mengesankan lainnya adalah beragam tiruan binatang ada di tempat ini, seperti rusa, anjing laut, gajah, bahkan ada dinosorus lengkap dengan telurnya. Jangan tanya bagaimana reaksi anak-anak. Mereka berlarian mendekati setiap hewan dan minta difoto. Di taman ini juga tersedia mushollah kecil, tempat kami dan pengunjung lain sholat dhuhur berjamaah.



Tentu saja, sebagaimana namanya “Diana Waterpark”, tersedia tempat bermain air yaitu kolam yang dilengkapi wahana seluncuran. Sebelum berangkat tadi saya sudah mempersiapkan baju untuk basah-basahan, tapi urung nyemplung karena melihat kolam terlalu ramai. Jadi saya hanya duduk di bawah pohon sambil mengawasi anak-anak.

Puas main air, Kakak Naylah dan Adek Ayyan kami ajak naik bukit.
Eh, kok bagus lagi....Sawah-sawah hijau yang kami lewati di perjalanan tadi, kelihatan dari sini. Demikian juga dengan wahana di kawasan Diana waterpark, semua terlihat secara keseluruhan dari atas bukit. Spot foto juga banyak, instagramable.  Tidak rugilah tadi ngos-ngosan mendaki :D
Turun dari bukit, Pap Nay mengajak pulang. Kepikiran mau buka bekal di rantang kok rasanya tanggung, jadilah bekal makan siang dibawa pulang ke Parepare. Kami terlalu asyik mengexplor Diana Waterpark sampai lupa makan :D

Diperjalanan menuju mobil, masih ada beberapa spot unik yang belum kami foto. Pap Nay bilang simpan untuk kunjungan selanjutnya.