12 Mar 2016

Susahnya Menidurkan Anak

Susahnya_menidurkan_anak
 
Jika kesuksesan seorang ibu dinilai dari bisa tidaknya dia menidurkan anaknya, maka saya adalah ibu yang GAGAL.
 
Inul Daratista. Perempuan fenomenal yang mampu memaksa Bang Rhoma turun gunung menentang goyang ngebornya, adalah seorang yang sangat disiplin. Di sebuah acara infotainment, Inul menceritakan bahwa dia sangat ketat mendisiplinkan anak semata wayangnya. Inul berkata bahwa dia selalu memastikan bocah kesayangannya itu sudah tidur pukul 9 setiap malam. Sungguh saya salut. Satu yang saya sayangkan dari acara infotainment itu, kenapa krunya tidak mengulik tuntas cara Inul menidurkan anaknya ya.
 
Menidurkan anak seharusnya adalah kegiatan menyenangkan: saling merangkul, memandang, membelai dengan penuh kasih, saling menyentuh hidung, saling menghirup napas, saling menatap…laluu terlelap. Ah seharusnya seindah itu. Tapi percayalah, hal-hal tersebut sangat jarang terjadi pada kami, pun jika momen itu hadir hanya bilangan menit atau detik, setelahnya rusuh.
 
Apa yang terjadi?
 
Yang terjadi adalah saya bingung menidurkan Adek Ayyan. Kakak Naylah tidak masalah. Kakak sangat jarang tidur siang, sehingga di awal-awal malam dia sudah lelap. Lain halnya dengan Adek Ayyan yang selalu tidur 2 kali sehari. Tidur siang panjang membuatnya mampu begadang sampai larut.
 
Ketika lampu sudah diimatikan, TV sudah di-off-kan, kasur telah dirapikan, Adek akan mulai komplen, dia tidak mau tidur. Adek menangis setengah menjerit, tidak mau masuk kamar. Saya akan menggendongnya, membujuk-bujuknya, sampai akhirnya dia berhenti menangis. Kemudian hening beberapa detik…
 
“Ma, Adek mau susu”
 
“Besok ya, sudah tadi” kataku mengingatkan kalau dia baru saja minum susu.
 
Adek menangis tidak terima.
 
“Adek mau susu.. Adek mau susu!”
 
“Iya, Adek tunggu di sini ya” kataku bangkit menuju dapur.
 
Adek mengekor menuju dapur, mencolek bubuk susu dari kalengnya kemudian menjilati tangannya.
Susu hangat sudah di tangannya sekarang. Dia kembali berbaring. Sebotol besar habis dalam hitungan menit.
 
Harapan saya, setelah dia minum susu, perutnya akan hangat, dia merasa kenyang dan nyaman, pasti segera menimbulkan perasaan ngantuk. Tapi tidak.. Adek bagai kendaraan yang baru saja diisi bahan bakar. Kekuatannya lompat, lari, dan jungkir balik di kasur semakin besar.
 
Saya gendong dia, menghentikan aksi akrobatiknya, mencoba melelapkan Adek di bahu saya seperti Pap Nay biasa lakukan. Adek mulai mengusap-usap telinga saya, itu artinya dia mulai mengantuk. Tapi menggendong anak laki-laki 2 tahunan dengan berat badan belasan kg bukan pekerjaan mudah, berat!. Belum juga setengah jam menggendongnya, saya menyerah. Pelan-pelan saya letakkan Adek di Kasur.
 
Tiba-tiba Adek bangkit..
 
“Adek tidak mau tidur” katanya marah.
 
Adek kalau marah sulit bujuknya.
 
“Adeek, sini mama peluk”
 
“Usah” kata dia ketus
 
“Mama sayang Adek..Oww anak mama sayanggg” kataku lebay
 
“Mauu!” maksud dia tidak mau. Adek sering menyingkat dua kata menjadi satu kata.
 
Dia mojok di bagian kamar paling sudut, yang paling jauh dari jangkauan. Saya yang sebenarnya mulai mengantuk susah payah bangkit menghampirinya.
 
“Adek pergi…mama di rumah saja!” katanya. Ini anak belum 3 tahun yang ngomong begini ckckckck.
 
Saya pura-pura tidur beberapa menit. Membiarkannya ngambek sendirian beberapa saat. Setelah dibiarkan dia lebih mudah terbujuk. Adek mulai bercanda lagi, ngobrol tentang macam-macam topik. Paling sering tentang kehebatan Baalveer yang turun ke bumi menghukum orang jahat dengan tongkat ajaibnya. Tentu saja dia sebagai Baalveer-nya.
 
“Ayo Dek bobo, besok kita antar kakak ke sekolah, trus beli kue” bujukku.
 
Adek menurut berbaring lagi beberapa saat dengan tenang. Kemudian hening.
 
“Ma, adek kencing” kata adek memecah keheningan.
Huufff kapan habisnya ini urusan..saya antar dia ke kamar kecil melepas hajat.
 
Malam terasa semakin panjang. Jarum jam sudah mendekati angka 11.
 
Saya mencoba trik lain, yaitu menyanyi. Tapi ini juga tidak berhasil. Pasalnya Adek ikut bernyanyi, malah lebih kencang dan melengking. Dia menghapal lagu-lagu itu. Tak ada tanda-tanda dia akan tidur.
 
Tak habis akal, saya hentikan nyanyian lagu anak-anak. Saya mendendangkan lagu yang tidak dikenalnya. Nada saya ambil dari lagu-lagu sendu dewasa, kemudian liriknya saya ganti dengan kalimat memuji-muji dia sebagai anak pintar dan hebat. Trik ini hampir berhasil, suara merdu mamanya rupanya manjur.
 
Adek terlihat mulai mengantuk. Mulai menutup mata sambil memegang telingaku. Asyik !! sebentar lagi Adek tidur. Saya bisa ngeblog, nonton Tv, atau membaca buku.
 
Mata Adek akhirnya tertutup sempurna, ketika tiba-tiba suara motor menderu pelan mendekati rumah. Tak lama kemudian bagian pintu pagar yang terbuat dari besi berderit. Adek langsung bangun dan lompat.
 
“Papa datang..Papa datang!!” serunya dengan senang.
 
***
EPILOG: Saya manyun, memutuskan berbaring sejenak, meluruskan badan yang pegal. Ternyata saya pulas sampai keesokan harinya.

16 komentar:

  1. hahayyy, samo kayak daku mbk, niat ngelonin si kecil malah aku yg duluan tidur syantiek. hehe.
    sepertinya ai adek mmg nungguin papanya plg deh kayaknya y mbk, :)

    BalasHapus
  2. Tapi memang tiap malam sy jarang berhasil mbak, gagal terus. Selalu bisa tidur kl sama Bpknya. Dia kuat gendong adek lama soalnya hehehe

    BalasHapus
  3. Hahaahaa... ngakak bacanya. Sabar dan nikmatin aja, Mak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. itulah..daku menikmatinya dengan tertidur hahaha

      Hapus
  4. saya juga sering merasakan hal yang sama Mbak :)
    karena kebetulan saya dan anak baru bisa ketemuan di akhir pekan, jadinya kalo ketemu dia pasti begadang, apalagi pada malam senin, biasanya dia baru akan tidur diatas jam 12 malam, pengennya mau main terus sama saya, mungkin dia sadar kalau esok paginya akan saya tinggal lagi :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aduh sedihnya..harus ditinggal

      Hapus
  5. hhahahah saya juga rada susah menidurkan anak kalau memang dia lagi ngak mau tidur. bisanya abis sikat gigi, di bacain dongeng dan dia belum mau tidur saya pura pura tidur ehhh di tidur juga deh akhirnya hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. bacakan dongeng pernah coba juga mbak say, tapi argggg malah jatohnya diskusi hahaha

      Hapus
  6. dududuh...kebayang mbak, kebayang. adek, mulai besok tidur siangnya dikurangi ya. kasihan mama tuh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya nih hikz..penjaga penggantinya suka kl adek tidur siang, dia bisa leluasa kerja yang lain :-(

      Hapus
  7. aku mah membiasakan anak agk tidur siang biar malamnya cepat tidur secara maknya gak bisa tidur malam

    BalasHapus
    Balasan
    1. kakaknya yg gitu mbak, jadi enak pas mau tidur malam gampang

      Hapus
  8. kalau menurut saya menidurkan anak ya di gendung atau di ajak jalan2 gitu,.. biasanya kalau anak di ajak jalan2 cepet tidurnya,....hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya ndk kuattttt kl harus gendong, sempat kepikiran mau bikin ayunan lagi buat dia, tapi takut besoknya dibikin bahan acrobat lagi ahhaha

      Hapus
  9. aaaaarrrggghhh...inilah salah satu dilemanya calon emak kayak aku hahhhaa...

    BalasHapus

Ada palekko ada kanse
Disantap dengan sambal cobek tumis
Leave any comment please
Yang penting tidak bikin penulis meringis