29 Mei 2015

Fun with Coffee

Hari ini chatting iseng dengan Pak Boston, saya melakukan wawancara via lync dengan BELIAU (ngeeek). Beliau ini salah seorang pecinta kopi, sama seperti saya, cuma beda lepel addictnya.
 
Berikut petikan wawancara saya dengannya. Mohon maap sebesar-besarnya, ini wawancara pertama saya dengan seseorang yang dipublikasikan, dan ternyata sepertinya saya salah memilih narasumber. Mudah-mudahan yang baca tidak ikutan gendeng.

Me : Berapa cangkir kopi diminum setiap hari?

Bt   : 2-3 cangkir...:)

Me : Cangkir atau gelas?

Bt : Gelas bu :)

Me : Di rumah berapa gelas di kantor berapa gelas?

Bt : Di kantor 2 gelas, kadang 3, di rumah 1 gelas...

Me : Sepertinya Anda bekerja ditemani kopi ya?

Bt : Mmm...saya merasa enak saja kalo minum kopi, kalo minum air cuci piring kayaknya kurang pas..dan tentu saja nda enak

Me : wkwkwkw …apa bedanya kerja dengan kopi atau tanpa kopi?

Bt : Mungkin saya sudah kopikholik, kalo ndak ada kopi saya merasa ada yang kurang, even sudah menghabiskan kopi bergelas-gelas

Me : Kalo saya, saya sakit kepala kalau tidak minum kopi? bapak bagaimana?

Bt : Sebenarnya bukan sakit kepala bu, lebih kepada masalah addicted...

Me : Bagaimana rasanya itu?

Bt : Mungkin analoginya seperti ini bu, ibu kan saban hari bawa hp ke mana2, kalo nda bawa, seperti ada yg hilang...ntah itu hp hilang beneran ato ketinggalan di pegadaian bu...Looks like, something missing...

Me : hmmm ok… saya mencoba bayangkan analoginya, karena HP dirumah kadang ndak idup selama 3 hari kalo 3 hari liburan. saya juga suka kopi, kalau sudah minum kopi rasa ngantuk hilang, sakit kepala mereda. mungkin bisa ditambahkan efeknya kopi yang bapak rasakan?

Bt : kalo tidak minum kopi, saya nda sakit kepala bu, itu sebenarnya hanya sugesti saja... kebetulan sy menyukai taste dari kopi, pait-pait gimanaaaahhh gitu... tapi, beda loh dengan kebiasan ibu yg suka ngupil trus di lepa2...#agakjijay

Me : wah Anda humoris juga ya, bolehlah gantikan Tukul...lumayan beda tipis sih gantengnya ma Tukul. Kembali ke soal kopi, dari semua jenis kopi yang Anda pernah minum, kopi apa yang paling Anda sukai?

Bt : Ada 2 jenis kopi yg ada di Indonesia, robusta dan arabica...beda daerah, bisa beda nama, tapi sebenarnya itu-itu juga...tapi karena tempat tanamnya beda, taste kopi juga bisa berbeda, tanah mempengaruhi rasa dari kopi... itu satu hal, pengolahan dan penyajian juga bisa memberikan rasa yang berbeda.. basically, saya lebih suka arabica, lebih pahit... kebetulan sy suka pahit bu, beda ma ibu yang suka terasi, yang sayangnya, tidak ada kopi rasa terasi...

Me : Wah boleh juga tuh kopi terasi. nanti saya bawa ya terasi dari rumah, ntar siang saya racik khusus untuk pak boston

Bt : Bisa-bisa ibu diusir kalo bawa2 terasi kemana2...

Me : Percakapan ini seru dan menarik sekali. nara sumbernya ahli meminum kopi selama bertahun-tahun. boleh tahu sejak kapan bapak menyukai kopi?

Bt : Saya suka kopi sudah lama bu, sudah lupa kapan mulainya... mungkin lebih lama daripada waktu ibu mulai suka keliling cari beras ke rumah-rumah...

Me : mungkin sejak bapak mengenal permasalahan hidup ya. memang benar pak kalo minum kopi kadang saya suka lupa utang

Bt : Masalah ibu bukan utang kalo saya liat, masalah ibu sepele dan sederhana, hanya butuh lebih banyak uang untuk melanjutkan hidup...

Me :xixixi. Sekarang banyak dijual kopi sachet, bapak suka kopi sachet?

Bt : Kurang suka bu...saya suka mencret kalo minum kopi sachet, tidak cocok dengan pencernaan saya...

Me : tumben lambung bapak bagus responnya, biasanya juga dimasukkan apapun fine-fine aja

Bt : Perut saya agak sensitip bu, salah satunya itu tadi, kopi sachet...tapi kalo kopi ditambah susu, saya nda mencret...its fine for me...

Me : termasuk palekko, kikil, coto, dan teman jeroannya. Terakhir pak, apa harapan Anda terhadap perkopian INDONESIA?

Bt : Harapan?kenapa saya harus berharap dengan perkopian INDONESIA bu?

Me : Bapak kan pecinta kopi, siapa tau kopi di Indonesia kemahalan bagi bapak

Bt : Buat saya, ini buat saya yah bu...kalo buat ibu mungkin lain lagi...harga (yang) mahal itu relatip...it's depend on us, mungkin menurut ibu mahal buat sy tidak dan sebaliknya...biasanya, orang yang hobby, dia akan mengupayakan hobbynya terpenuhi, begitu juga saya...tapi saya nda maksa banget sih bu, untuk memenuhi hasrat saya itu, kadang kalo lagi bokek, saya akan mengajak teman ke warkop dimana untuk pembayarannya, saya serahkan sepenuhnya ke teman saya...kan saya sudah ngajak, masak saya juga yang bayar, gimana bu?

Me : Wah ini sesuatu yang baru, ide yang sangat bagus pak. So far, tanggapan teman-teman yang pernah jadi korban ajakan gimana pak?

Bt : Korban?salah bu... teman saya fine-fine saja dengan hal itu, karena kalo dia bokek, saya yang bayar (kadang)..simbiosis mutualisme bu...

Me : oow iya, maap saya keliru menyebut kata “korban”.

Bt : Jika ibu ada pertanyaan lagi tentang kopi, silahkan kontak saya di facebook dan path saya, mudah-mudahan saya ada waktu untuk membalas, karena saya lagi sibuk nyari teman buat diajak ngopi ke warkop

Me : terima kasih banyak pak bincang--bincangnya hari ini. Terima kasih sudah berbagi tentang kebiasaannya meminum kopi. Mudah-mudahan kawula muda yang membaca ini tidak terlalu terinsiprasi (khususnya soal simbiosis mutualisme)

Narasumber : Boston

pewawancara yang dibully
Nur Islah
Parepare 29 05 2015

28 Mei 2015

Terkenang

Sumber
Cukup mengenangmu tergenanglah air mata
Kesedihan hidup meredupkan cahayamu
Kepasrahan mengaburkan pesonamu
Padahal tahukah engkau?
Kekuatan raja ada digenggamanmu
Putihnya kapas ada dihatimu
Tak setitik noda disana, tak pernah ada dan tak pernah kutemukan
Kemuliaan niat ada dihasratmu

Takkala terkenang dirimu kawan
Takkala terkenang mulianya citamu
Takkala terkenang terkuburnya semangatmu
Takkala terkenang banyaknya waktu terbuang
Takkala terkenang air mata tak berdayamu
Air mataku pasti tergenang

Teriring doa untukmu kawan
Kelak, saat pertemuan denganNYA
Cita muliamu
Akan mengangkat derajatmu

Nur Islah
Parepare 28 05 2015
Puisi ini kupersembahkan untuk seorang kawan dan untuk semua pejuang kemanusiaan

16 Mei 2015

Surat Ibu

 

Anakku
Bagaimana kabarmu?
Apakah cita-citamu sudah tercapai?
Dulu, ibu meninggalkanmu ketika engkau berusaha meraihnya.
Maafkan ibu tidak sempat menemanimu,
dan mendengar keluh kesahmu

Anakku
Bagaimana rupa menantuku?
Apakah dia memperlakukanmu dengan baik?
Maafkan ibu, tak menemanimu dihari bahagiamu
Bagaimana rupa cucu-cucuku?
Mereka pasti lucu, selucu dirimu dulu
Maafkan ibu, tak memegang tanganmu ketika engkau merasakan dasyatnya sakit melahirkan

Anakku
Bagaimana kabar terbaru para sahabatku?
Pernahkah engkau sempat bersilaturahmi dengan mereka?
Kalau belum, tolonglah sempatkan waktu bertemu mereka
Ibu akan senang sekali jika engkau menjadi penyambung pertemanan ibu

Anakku
Ibu mencintaimu, dan ibu tahu engkaupun cinta pada ibu
Kami disini bertetangga
Didepan tempat ibu, ada kuburan ibu yang anaknya banyak,
tapi mereka lupa mendoakan orang tuanya
Kuburannya gelap segelap gelapnya
Dan menjadi terang sedikit jika hari raya tiba
Mungkin anaknya mendoakannya hanya ketika hari raya itu

Anakku
Ibu berterima kasih padamu, telah mendoakanku setiap saat
Al Fatihahmu anakku, telah menjadi penerang kuburan yang gelap gulita ini

Nur Islah
Parepare, 14 Mei 2015

15 Mei 2015

Momazing : Nay Bikin Susu Sendiri


Gadebak-gedebuk, ada yang gaduh didapur.

Tidak lama kemudian Pap Nay berteriak-teriak memanggil namaku.

“Liat anakmu Ma, sudah bisa bikin susu sendiri!!”

Naylah di dapur dengan botolnya yang sudah terisi full.

WHATTT? 5 tahun masih ngedot??

Hehehe (tutup muka XD)

*****
Hari ini Naylah mandiri, bisa bikin susu sendiri, tanpa air hangat seperti biasanya.

“Berapa sendok nak susunya?”

“Tidak tau ma”

Kemudian dia ambil posisi baring dikursi

“Enak?” tanyaku

“Enak” kata Nay

Susu sebotol besar yang dotnya berlobang besar itu segera habis dalam hitungan detik.

*****
Kenapa masih pake dot Bu?

Jawaban pembelaanku:

Sudah sering kok dia minum susu pake gelas, tapi kalau setelah memberi penjelasan panjang lebar kalau seharusnya anak seumuran dia sudah pake gelas. Ini biasanya percakapan yang terjadi kalau Nay minta susu :

Nay “Nanti kalo pake gelas, susunya tumpah”

Diriku “kan bisa hati-hati”

Nay “ tumpah Ma”

Diriku “tidak”

Nay “Tumpah Ma”

Ah kelamaan…

Diriku “iya deh, nanti mama bikin pake botol”

Oke-oke ngaku SALAH (tutup muka lagi)

Nur Islah
Parepare 15 05 2015

Tentang Masalah Kulit Saat Hamil

Orang bilang salah satu cara menebak jenis kelamin kandungan dengan melihat pancaran wajah ibunya, kalau ibunya terlihat jelek dari biasanya maka dia kemungkinan besar mengandung anak perempuan, sedangkan ibu-ibu yang mengandung anak laki-laki akan terlihat lebih cantik dari biasanya.
 
Mungkin ini kebetulan saja, waktu mengandung Naylah, diriku terlihat jelek-sejelek-jeleknya. Sedangkan waktu mengandung Adek Rayyan, saya setingkat lebih cantik :p
 
Waktu menikah dipertengahan Juni 2009, saya lagi datang bulan hari ke-3. Kata orang-orang, menikah saat haid biasanya cepat hamil. Dan memang benar, saya tidak merasakan namanya haid selama 9 bulan kedepan. Dan dimulailah cerita kehamilanku ini dengan perubahan dari cantik sedang (ingat semua wanita cantik! cuma kadarnya saja yang berbeda; ada yang cantik luar biasa, cantik optimal, cantik sedang, dan agak kurang cantik) menjadi agak kurang cantik.
 
Pertama, muncul jerawat. Ini bukan jerawat biasa, tapi jerawat yang besar-besar dan sangat bandel. Berhubung sedang hamil, saya tidak boleh menggunakan macam-macam obat untuk mengobatinya. Sakit kepala, flu, atau demam saja, saya tidak pernah minum obat, apalagi hanya karena jerawat. Sudahlah pikirku, mungkin karena hormon, biarlah jerawat ini muncul, nanti akan pergi juga kalau bosan. Ternyata para jerawat ini tidak bosan selama 9 bulan kedepan, mereka malah memanggil teman-temannya yang lain.hiks. Selain berjerawat, wajah juga berminyak.

Sebenarnya hormon tidak bisa disalahkan menjadi satu-satunya pemicu sumber jerawat dan minyaknya muncul, salah satu faktor pemicu juga karena waktu hamil itu bawaannya malas. Malas memasak karena tidak bisa cium minyak goreng selama ngidam, dan malas bersih-bersih, termasuk malas bersihkan muka. Makanya bersatupadulah hormon dan kemalasan memunculkan jerawat beranak pinak.
 
Kedua, beberapa bagian tubuh jadi menghitam. Awalnya saya cuma perhatikan bagian ketiak saja, kupikir ini terjadi gara-gara pemakaian deodoran, jadi pemakaian deodoran kuhentikan. Untungnya kehamilan tidak terlalu berpengaruh dibau badan, jadi pede-pede saja tidak pakai deodoran. Ternyata semakin hari, ketiak semakin menghitam dan melebar kearea sekitarnya sampai kepayudara. Bukan diketiak saja, area-area lain seperti bawah lutut, selangkangan, dan leher juga menghitam.
 
Ketiga, gendut!!
Lengkaplah sudah upik abunya. Wanita hamil memang pasti gendut ya. Tidak apa-apa sih, saya termasuk bersyukur karena berat badan saya cuma naik 10 kg sampai melahirkan dari berat badan normal, jadi gendutnya tidak terlalu masalah buatku. Yang jadi masalah hidung yang memang type minimalis ini ikutan jadi gendut. Pernah lihat hidung badut? nah persis itu, cuma tidak berwarna merah saja.
 
Jadi bisa dibayangkan betapa jeleknya diriku. Berjerawat, berminyak, menghitam, dan gendut. Komplit sudah. Untungnya dapat suami yang ternyata memang cinta (tulis ini baru semakin sadar). Ini masih suasana bulan madu, tapi istrinya sudah berubah 180 derajat penampakannya dibandingkan ketika dilamar. Dan dia masih cinta. Pap Nay rajin mengurusku. Waktu masih ngidam, ngidamnya luar biasa, saya hampir tidak bisa makan sama sekali, sampai Pap Nay kadang-kadang harus menyuap saya supaya mau makan. Setiap saat saya ditanya mau makan apa. Kata Pap Nay akan dia cari kemanapun, sejauh apapun akan diusahakan, yang penting istrinya mau makan. Setelah bulan keempat, ngidamnya berlalu, saya tidak perlu ditanya mau makan apa, saya menjadi pemakan segala, kalap karena sudah mengalami kelaparan 3 bulan sebelumnya.
 
Pap Nay juga sering baca Al-Quran didepan perutku, saya disuruh tidur tiduran, Pap Nay menghabiskan Surah Al Kahfi yang panjang itu. Sampai saya kadang terlelap dan tidak ingat kapan dia selesai ngaji. Ketika mendekati hari H melahirkan, bacaan Al Qurannya lebih sering diperdengarkan lagi.
 
Kembali kepembahasan masalah kulit tadi, setelah mencari tahu, ternyata penyebab beberapa bagian kulit menghitam itu disebabkan oleh hormon yang bernama MSH (Melanocyte Stimulate Hormone). Hormon ini merangsang terjadinya pigmentasi pada kulit. Sedangkan penyebab munculnya jerawat itu disebabkan 2 hal, yaitu hormon androgen dan perubahan hidrasi (kandungan cairan di dalam tubuh). Menurut dr. Vinia Ardiani Permata, Sp.KK, dokter spesialis kulit dan kelamin Brawijaya Women and Children Hospital Jakarta, masalah jerawat dalam kehamilan memang dapat saja disebabkan pengaruh Peningkatan hormon androgen, yaitu progesteron selama kehamilan menyebabkan kelenjar sebasea di kulit menjadi lebih besar sehingga produksi kelenjar tersebut (materi berminyak=sebum) meningkat. Sebum yang berlebihan ini bercampur dengan sel kulit mati yang terkelupas di saluran folikel rambut dan menyebabkan sumbatan dipori kulit. Lingkungan seperti ini menyebabkan bakteri penyebab jerawat bermultiplikasi (berkembangbiak) dengan cepat. Semua ini selanjutnya mengakibatkan terjadinya peradangan di kulit sehingga timbul jerawat. Selain itu, kandungan air di kulit dapat membantu keluarnya sebum melalui pori kulit. Selama kehamilan, hidrasi tubuh berkurang. Hal ini menyebabkan sebum semakin kental dan semakin sulit dikeluarkan melalui pori kulit. Jerawat selama kehamilan dapat ringan, sedang maupun berat, dan dapat terjadi kapanpun selama masa kehamilan. Selain di wajah, jerawat juga timbul di badan. (sumber)
 
Tepat tgl 30 Maret 2010, setelah merasakan proses melahirkan yang lama dan sulit. Lahirlah Naylah Mahmudah kedunia ini.
 
Mungkin setiap ibu didunia ini subyektif ya, menganggap anak paling lucu, paling manis, paling cute, paling cantik. Anggaplah saya memang subyektif. Karena ngefans sama anak sendiri, koleksi foto-foto Naylah luar biasa banyak. Berikut beberapa foto-foto Naylah yang terpilih dari ratusan foto yang ada dilaptop , dia manis kan? Gak papa deh emaknya waktu hamil jadi upik abu, yang penting anaknya terlahir princess :p
 

 
 
Bisa dibilang mengandung dan melahirkan anak pertama saya kurang persiapan; ngidam berat, berjerawat, dan saya mengalami baby blues syndrome. Mungkin karena sebelum menikah tidak pernah terpikirkan untuk mencari tahu, saya dan calon suami hanya disibukkan dengan kesibukan mempersiapkan pernikahan. Setelah menikah langsung dipercayai Allah dengan kehamilan yang cepat.
 
Tapi hal-hal yang saya ceritakan diatas tidak terjadi dikehamilan yang kedua. Saya betul-betul mempersiapkan segalanya; saya tidak ngidam, kulit relatif lebih bersih, saya belajar tehnik pernafasan melahirkan, dan mempersiapkan diri untuk memberikan ASI exclusive. Segala keperluan bayi sudah saya siapkan lebih awal sebelum melahirkan. Mulai dari baju-baju, alat pompa asi beserta botol-botol penampungnya juga sudah saya siapkan.
 
Alhamdulillah pada pertengahan Juni 2013, lahirlah Muhammad Rayyan Fawwaz. Ini foto adek Ayyan waktu bayi.


 
 
Demikianlah pengalaman saya saat hamil anak pertama dan kedua. Semoga bermanfaat.
 
Nur Islah

 
Tulisan ini diikutsertakan di Pregnancy Story Writing Competition yang diadakan oleh NUK Baby Indonesia.

12 Mei 2015

Postingan ke 100


Tadi posting Internet Lelet. Wah ternyata itu postingan ke 100 saya sodara-sodara.

Tidak terasa sudah tahun ke 4 ngeblog tapi total visitor masih 12rban. Nelangsa :-(

Memang tahun 2013 kebelakang saya blogger KW3, dibilang BUKAN BLOGGER tapi punya blog, mau dibilang BLOGGER tapi kok jarang posting. Bahkan blog ini pernah mati suri selama 1 tahun, untungnya masih ingat passwordnya waktu login lagi tahun depannya. Alasan utama sih karena melahirkan. Ternyata anak laki-laki butuh tenaga ekstra 2 kali lipat dibandingkan anak perempuan. Jangankan ngeblog, kekamar mandi saja pakai timer lengkingan suara tangisan adek (lap keringat). Sekarang status kebloggeran saya masih KW juga sih, tapi sepertinya KWnya dah naik tingkat :p

Sekarang adek sudah mulai mandiri, sebentar lagi 2 tahun. Sebenarnya masih susah mendapatkan me time kalau calon professorku itu masih terjaga. Tapi saya punya triknya sekarang, menulis dan posting setelah sholat subuh. Menulis lebih tenang tanpa ada suara kencang 2 krucilku.

Kenapa ngeblog?

Sebenarnya hanya ada 1 alasan, alasan-alasan lain hanya mengikuti setelah merasakan dampaknya setelah menulis saja. Saya ngeblog untuk menuliskan berbagai hal dikepala.

Nah alasan-alasan lain berikut inilah yang saya rasakan menyertai setelah menjalaninya:

Ngeblog itu meminimalkan gossip

Pernah alami kejadian ini?

Jeng, menyusui itu susah lho ternyata..kemarin ya aku….”
Tiba-tiba ditimpali sama si jeng yang diajak ngomong
Iya nih, sama Jeng, aku kemarin sampai nenenin anakku sambil berdiri
Masa? Aku juga Jeng, malah pake ….”
Dipotong lagi sama si Jeng….
Bahkan sambil harus pake diayun segala nenennya

Pernah alami kan percakapan model begitu?

Percakapan antar Jeng-jeng diatas bukan percakapan. Karena tidak ada pihak yang mendengarkan, mereka hanya saling rebutan bicara. NAH, saya tidak mau terlibat percakapan demikian. Supaya apa yang kupikirkan bisa kuungkapkan, lebih baik pikiran kutulis saja, tulisan mengalir tanpa ada yang memotong.

Jadi ngeblog itu sebenarnya memindahkan rumpian ibu-ibu juga bagiku. Blog bisa menjauhkan kita dari bergosip. Kebanyakan gosip tidak dimulai dengan niat bergosip. Hanya dimulai dengan percakapan biasa, tapi belakangan nyerempet si anu dan si jeng yang lain.

Hhhm kedua...

Menulis menyembuhkan Jiwa

Menulis itu mengobati jiwa. Cobalah menulis tulisan pribadi mengenai masalah yang dihadapi, kemudian bukan sekedar curhat saja, tulis jugalah kira-kira apa solusinya. Bisa percaya, bisa tidak, tapi benar hal ini bisa menyelesaikan minimal setengah dari masalah. Masalah itu sebenarnya hanya dari pikiran kita.

Seperti air garam yang dituang dilaut, dibandingkan garam yang dituang digelas dengan jumlah garam yang sama, memberikan dampak asin yang berbeda. Jadi hanya tergantung wadahnya saja.

Ketika menulis, wadah (hati) menjadi lebih plong, wadah kita menjadi lebih lapang, dan asinnya air laut menjadi tidak terlalu berpengaruh lagi. Masalah yang tadinya berat menjadi enteng saja.

Menambah teman dan wawasan

Karena masuk komunitas para blogger, teman-teman bertambah. Saya tidak seperti katak dalam tempurung lagi. Fisik memang tidak meninggalkan rumah, tapi berkomunikasi dengan teman-teman dari berbagai daerah betul-betul menjadi salah satu hal yang sangat saya syukuri.

Melatih kreatifitas

Ternyata didunia para blogger itu ada namanya giveaway atau lomba-lomba semacamnya. Tuhan, betapa katroknya saya, saya tidak tahu itu sodara-sodara!!. Sumpah saya ngakak waktu nulis ini. Bayangkan dari tahun 2010 ngeblog, baru tahun ini tahu kalau ada lomba semacam itu didunia ini. Tapi kembali keawal tulisan tadi, tahun-tahun kemarin saya blogger KW3, jadi harap maklum ya.

Mengikuti lomba-lomba menulis melatih kreatifitas. Kreatifitas yang tadinya hilang ditelan rutinitas menjadi emak kembali tercolek. Kreatifitas yang terlatih itu bukan hanya berguna saat menulis saja, dampak sisi kreatifitas yang terlatih itu juga akan berdampak di kehidupan kita, juga dipekerjaan kita.

Demikianlah tulisan ini dibuat dalam rangka memperingati postingan ke 100 saya.

Kalimat terakhir berwarna itu, membuatku khawatir Novi bilang “Kak ILA Lebay!!”

Nur Islah

INTERNET LELET

Kalau ditanya apa yang paling kau benci?
 
Ada yang menjawab MENUNGGU
Ada yang menjawab DIBOHONGI
Ada yang menjawab DIKHIANATI
Kalau saya sih menjawab INTERNET LELET
 
Itulah hal yang paling kubenci.
Kenapa begitu?
Iya…
Kalau cuma MENUNGGU, yang ditunggu kan bisa ditelepon
Kalau diBOHONGI, orang yang berbohong jangan dipercayai lagi
Kalau diKHIANATI, ya tinggal cari yang lain aja
Tapi kalo INTERNET LELET?
Mau komplain, ntah siapa yang bisa ditelpon
Mau tidak dipercayai? emang internet itu cowok buaya yang bisa dicap pake cap gambar kelinci?
Mau ditinggal? Aduh sayang, ntar ngeblognya gimana?
 
INTERNET LELET itu betul-betul menguji kesabaran.
Menjengkelkan tapi tetap dibutuhkan. Seperti terasi, amis-amis enak.
 
Iya tidak apa-apa kalau memang tidak lagi butuh internet, internetnya ngadat, tinggal ditinggal pergi saja.
Tapi kalau lagi sangat butuh, duh gregetannya bukan main.
Ngetik di google, laaaaamaaaa
Mending kalau sekalian putus internetnya, ini hidup… tapi entah mau maju atau tidak
Mau diputus, ntar ditinggal dia malah mau nyambung
Mau ditunggu kok ya butuh kesabaran ekstra
Jadi memang INTERNET LELETlah yang paling kubenci
Bagaimana dengan Anda??
 
Nur Islah

10 Mei 2015

Tips Buat Para Lajang

Naylah masuk kedapur dengan suara kencang…..
 
“Ma, kalau mama mau anak lagi, kasih tau Allah namanya Ma”
“Supaya apa?” tanyaku
"Supaya Allah tau nama anaknya siapa"
"Supaya apa?"
“Supaya Allah tahu mama mau dikasih anak apa?”
“Hah?”

Iya juga ya. Kadang-kadang anak lebih cerdas dari kita.
 
Dulu waktu masih lajang, saya membeli Kasur dan ranjang yang extra besar, bukan hanya memikirkan bahwa nanti saya akan punya suami, tapi ranjang yang kubeli sudah diperhitungkan akan adanya anak bayi diranjang itu kelak. Ih kebelet banget ya mau meritnya hahaha.
 
Tapi begitulah, sejak beli kasur itu, saya menikah 2 tahun kemudian, memiliki anak 9 bulan kemudian, dan adeknya lahir 4 tahun kemudian. Kasurnya belum diganti masih kasur yang besar itu, kami berempat kadang bertumpuk diatasnya. Mau bagaimana lagi, Kakak ogah tidur dikamarnya, adiknya ogah tidur diranjangnya. Mereka maunya dikeloni sebelum tidur. Kakak suka dibelai rambutnya, adek harus pegang telinga saya ketika minum susu.
 
Ketika merencanakan hamil lagi, Naylah berusia 2 tahun lebih, saya sangat berharap anak kedua ini laki-laki. Sebelum hamil, hampir semua pakaian Naylah yang sudah tidak muat dia pakai kukasih kekeluarga yang punya bayi atau anak perempuan, kebetulan baju-baju Naylah lumayan banyak, saya jualan baju-baju anak waktu itu. Dan benar saja Tuhan betul-betul memberikan anak laki-laki.
 
MUNGKIN, ini baru mungkin ya. Seandainya saya tidak berdoa dan tidak yakin doa diterima, baju-baju anak perempuanku tidak kukasih keorang, mungkin Allah masih memberikan anak perempuan lagi.

Jadi saran saya kepada yang masih lajang …..BELILAH RANJANG!!
 
Nur Islah

8 Mei 2015

30 Years Ago vs Now

“Kedudukan kaum wanita tidak terletak di pasar-pasar ataupun posisi-posisi administratif. Fungsi-fungsi ini tidak mencerminkan pentingnya seorang wanita sebagai ibu. Kaum ibu (semestinya) adalah penghasil manusia-manusia sempurna. Para menteri, pengacara, dan professor yang saleh berutang budi pada kasih dari ibu mereka selama masa pertumbuhan mereka.” - Ibrahim Amini -
 
Ada banyak alasan mengapa perempuan memilih bekerja diluar rumah. Naif jika menilai perempuan pekerja adalah perempuan yang bersalah memilih jalan hidup, tidak semua perempuan yang bekerja diluar adalah perempuan yang sengaja menghindari kodratnya berada dirumah, yang seharusnya mengurus dan mendidik anak. Seandainya kita bisa memilih jalan hidup, YES, sayalah yang paling pertama angkat tangan jika Tuhan berkata “Ente mau dirumah aja atau kerja diluar?”. Tapi bukan kehidupan namanya jika semua hal mudah dan nurut keinginan kita. Here I am…masih kerja diluar rumah 8 jam per hari selama 10 tahun belakangan ini.
 
Tapi perkataan Ibrahim Amini diatas patut direnungkan kembali.
 
Ternyata hidup dijaman sekarang berkali-kali lipat susahnya dibandingan jaman 30 tahun yang lalu.
 
30 tahun yang lalu

Di kampung kami ada anak gadis hamil diluar nikah, emak bapaknya jual rumah dan tanah, mereka mengungsi ke kampung lain. Mereka malu bukan kepalang. Aib mereka akan dikenang orang sekampung, dan diceritakan berkali-kali para orang tua lain ke anaknya kala menasehati.

Sekarang

Anak hamil luar nikah sudah biasa, menikah bulan lalu hari ini melahirkan memang masih digunjingkan, tapi sudah sangat biasa. Emaknya santai aja ke kondangan senyum-senyum sambil berucap “Besok ke aqiqahan cucu saya ya Bu”.

30 tahun yang lalu
 
Ibu-ibu cuma khawatir anak laki atau anak gadisnya yang masih SD tenggelam di sungai. Anak-anak dulu susah dilarang untuk tidak main disungai atau dilaut. Para Ibu khawatir banjir atau gelombang membawa hanyut anak mereka.
 
Tapi sekarang…
 
Ibu-ibu musti khawatir berkali-kali lipat. Sungai-sungai sudah kering, air laut sudah kotor. Anak-anak tidak main disana lagi. Anak-anak malas main kelapangan karena luar biasa panas. Anak-anak malas ngumpul dikompleks main kelereng. Anak-anak malas main lompat tali. Pagar-pagar tetangga tinggi-tinggi. Anak-anak sulit saling memanggil untuk berkumpul. Mereka menjadi individualis. Mereka memilih bermain games dirumah saja.
 
Tapi, lagi-lagi orang tua harus khawatir berkali-kali lipat. Games online sekarang luar biasa menakutkan. Sebagian pembuat games kejam-kejam. Ada games yang menampilkan adegan ciuman di akhir permainan, bahkan ada yang membuat tokoh gamesnya bersetubuh. Kalau tidak mereka membuat games kekerasan yang mengajari anak kita untuk memukul.
 
30 Tahun lalu

TV-TV masih layak tonton. Tontonan masih TVRI. Acaranya pun bagus dan mendidik. Masih terkenang-kenang serial ACI ( Aku Cinta Indonesia) yang sangat saya suka.

Tapi sekarang

Ibu-ibu yang punya kesadaran sebaiknya mematikan TV atau menjualnya saja. Sinetron-sinetron bukannya mendidik, tapi malah merusak, Ibu-Ibu dan anak-anak yang menontonnya bisa sama-sama rusak. Acara berita apalagi, isinya kebanyakan intrik politik atau kekejaman sesama manusia saja. Ada anak diperkosa bapaknya, ada anak-anak dipukul ibu tirinya sampai masuk rumah sakit, anak membunuh mamanya gara-gara harta warisan.
 
Perbedaan jaman ini membuat saya sangat bercita-cita bisa bekerja di rumah. Alangkah asyiknya jika bisa bekerja dirumah. Mengawasi anak-anak, mendidik mereka, membekali mereka, mempersiapkan mereka untuk menghadapi jaman yang pasti lebih kejam 30 tahun lagi.
 
Doakan ya
 
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis “Asyiknya Bekerja dari Rumah” yang diadakan oleh Siletto book bersama penulis buku “ Sukses Bekerja dari Rumah” Brilyantini, dan Kemilau Wastra.
 
Nur Islah
Parepare 08 05 2015
 
Note : Sebenarnya sangat ingin membeli buku “Sukses Bekerja dari Rumah” Karya Mak Brilyantini ini, tapi setelah dicari-cari di Gramedia Makassar tidak ketemu juga. Mudah-mudahan berjodoh dengan dihadiahkan (Ngarep :p)

Sumber Gambar
 

Diabetes

Kemarin teman suami meninggal diumur 49 tahun. Konon dia dipanggil tuan Takur, tanah dan gedungnya banyak di daerah kami. Setiap hari dia nongkrong dipasar, dia disuguhi minuman es buble yang lagi menjamur itu. Iya, tiap sudut, bahkan tiap beberapa meter penjual es buble pasti ada dimusim panas. Setiap hari Tuan Takur minum es buble minimal 4 gelas hasil suguhan orang-orang. Coba ya es bublenya dikasih keanak-anak penjaja kantongan dipasar ikan, anak-anak senang, si tuan Takur sehat. Mungkin dia bisa sehat walafiat sampai sekarang. Jauh dari penyakit diabetes yang selalu dideritanya beberapa tahun belakangan ini. Begitulah, orang kaya juga bisa mati, jalannya dari gula yang berlebih.
 
Beberapa hari sebelumnya dokter langgananku meninggal, juga diumur yang masih produktif. Juga dengan diabetes yang kata orang-orang sangat tinggi. Padahal dia terlihat sehat saja dimataku. Memeriksa dengan ramah dan banyak ngobrol. Mungkin ini penyebabnya; Hidup sendiri dan harus makan-makanan tidak sehat karena istri harus kerja diluar kota, jabatan kepala rumah sakit yang penuh intrik politik, dan orang-orang yang minta dibedah tidak ada habisnya. Coba dia mau hidup sehat ya, coba istrinya mau menemani. Ah kita orang lain tahu apa yang tampak dari luar. Begitulah, dokter sang penyelamatpun meninggal dunia karena penyakit.
 
Suami sodara sepupu nenek tahun lalu juga meninggal karena diabetes. Tubuhnya membengkak sebelum meninggal dirumah istri kedua. Nenek yang istri pertama hanya mendoakan dari jauh, karena terlalu sakit hati telah digugat cerai.
 
Tante, sodara mama juga mengidap diabetes. Tapi Alhamdulillah sekarang sudah terlihat sehat. Tante menjaga makannya, tidak terlalu banyak nasi, tidak banyak gula, suntik insulin dan menikmati serta mensyukuri kehidupannya.
 
Alangkah banyak pengidap diabetes sekarang. Tentu saja itu terjadi karena pola makanan yang tidak sehat. Apalagi rakyat Indonesia termasuk saya menganggap tidak makan nasi seperti kalau belum makan saja. Nasi dicampur lauk barulah sah disebut makan. Padahal memakan banyak nasi sama dengan memakan banyak karbohidrat, dan berarti mempercepat peningkatan gula darah.
 
Ada joke unik tentang nasi ini. Manusia hidup didunia ini sudah dipastikan waktu meninggalnya. Jika seseorang sudah makan 2 karung besar beras dalam hidupnya, maka dia akan meninggal dunia. Seorang fulan dungu kemudian mempercayainya, dan menghindari makan nasi terlalu banyak untuk memperlambat kematiannya.
 
Seorang teman menyediakan 1-2 rak teh instan botolan dirumahnya, kutanya dengan heran, “ini buat apa?”, Kata dia “ suamiku suka sekali meminumnya”. Gregetan!!!
 
Nur Islah
Parepare, 07 Mei 2015

7 Mei 2015

Siasat Setan Terhadap Pakaian Wanita

Pada suatu saat Nabi kita yang tercinta Muhammad SAW berkata “Tidak seorangpun dari kalian kecuali telah disertakan bersama dirinya seorang pendamping dari golongan Jin”. Kemudian para sahabat bertanya “Demikian engkau juga ya Rasulullah?” Rasul menjawab “Demikian pula aku, tetapi Allah telah menolongku atas dirinya, sehingga dia telah memeluk Islam, maka Jin itu tidak memerintahkan aku selain kebaikan” (HR Muslim)
 
*****
Diriwayatkan bahwa Abu Tsa’labah al-Khusyani bercerita “Aku berdoa kepada Allah agar Dia memperlihatkan kepadaku setan dan dimana setan itu bersembunyi dalam tubuh manusia. Aku dapat melihatnya: kedua tangan setan ada dikedua tangannya, kedua kaki setan ada dikedua kakinya, hanya saja dia mempunyai moncong-hidung-seperti moncong anjing. Jika Ia berzikir kepada Allah, setan akan menghilang dan menyelinap pergi. Jika ia diam maka setan akan menyerang hatinya”
 
*****
Kedua riwayat tadi menjelaskan kepada kita bahwa setan selalu ada dihati setiap manusia, dia bersemayam disana menunggu si empunya hati lengah. Ketika kita jauh dari mengingat Allah dia akan menyerang dari kanan, kiri, depan, belakang tanpa kenal menyerah.
 
Wanita itu Indah
 
Apapun yang melekat ditubuh wanita itu indah. Suatu saat sekelompok laki-laki berkumpul, mereka masing-masing bercerita tentang istrinya:
 
“Istriku itu hitam tapi kalau senyum manis sekali”

“Istriku memang tidak secantik Tamara Blezynsnki tapi rambutnya bergelombang tebal, kalah dah artis bintang iklan shampoo”
 
Ada lagi yang tidak mau kalah…
 
“Hidung istriku memang tidak mancung, tapi kulitnya aduhai lembutnya”

Kira-kira begitulah anggapan suami-suami yang mensyukuri istrinya. Jadi tidak bisa dipungkiri bahwa memang wanita itu adalah makhluk yang indah, karena indahnya itulah mengapa wanita menjadi sasaran empuk setan laknatullah ketika mencari bahan bakar neraka. Naudsubillah.
 
Oleh karenanya Allah telah mengatur bagaimana agar keindahan wanita tidak disalahgunakan. Allah maha baik ya, Dia sudah mengatur semuanya, tahu wanita itu indah maka dibuatkanlah perintah untuk menutupi keindahannya. Dikeluarkanlah surah Annur ayat 30-31 yang mengatur bagaimana cara muslimah berpakaian agar wanita tidak dihinakan, dan kehormatannya terlindungi.

“Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan khumur (jilbab)nya ke dadanya”. (QS. An-Nur : 30-31)

Siasat Setan

“Tunduklah kepada Adam!” Kata Tuhan kepada setan ketika Adam diciptakan

“Ogah ah” kata setan
 
“Kenapa begitu?”

“Dia diciptakan dari tanah liat yang kering yang berasal dari lumpur hitam, aku dong dari api yang panas, aku lebih berderajat dari pada Adam” kata setan jumawa.

“Turun kau setan dari surgaku, tidak pantas ada makhluk sombong didalam surgaku, kamu terkutuk sampai hari kiamat” kata Allah murka.

“Tapi Allah, tolong tangguhkanlah dulu hukumanku sampai hari manusia dibangkitkan, beri aku kesempatan menggoda Adam dan anak-anaknya, gara-gara Adamlah aku Engkau murkai” kata setan yang nyalinya mulai menciut melihat Allah murka.

Sejak itu kebencian setan kepada Adam menjadi-jadi, dia bertekad melakukan segala cara agar anak Adam menjadi temannya dineraka kelak. Dia akan menggunakan segala macam siasat, jika siasat yang satu tidak berhasil, dia akan mencoba siasat yang lain. Dia tidak pernah menyerah sedikitpun, karena tujuan hidupnya jelas sejelas-jelasnya menjadi penghuni didunia yaitu untuk merekrut sebanyak-banyaknya teman dineraka kelak.
 
**Coba ya semua orang tahu tujuan hidupnya, dan segigih setan meraihnya
 
Karena setan tahu perintah Allah, setan berusaha membujuk para wanita. Mari kita lihat contoh siasat setan dengan kasus ini:
 
Seorang wanita yang tadinya berjilbab rapi dibujuknya pelan-pelan melucuti pakaiannya satu persatu.
 
Dia berjilbab rapi, lulusan pesantren, taat menjalankan perintah Allah. Melihat tampilannya yang berjilbab sempurna rasanya tidak mungkin dia akan melepas pakaian muslimahnya. Setan kemudian bersiasat membujuknya pelan-pelan, setahap demi setahap; dibujuklah dia keluar negeri jalan-jalan. Kebetulan kesempatan memang datang menghampiri, dia akhirnya ke Eropa saat musim panas tiba. Setiba disana setan membujuknya lagi “wah disini panas, kamu ganti aja itu rok panjangnya dengan jeans, lagipula kamu aneh sendiri disini, musim panas kok pakai pakaian tebal”. Terbujuklah wanita ini, lalu dia mulai memakai jeans. Setan kemudian membisiki lagi mengganti baju tebal yang biasa dia pakai menjadi agak tipis, begitu seterusnya sampai muslimah tersebut akhirnya berpakaian sama persis dengan wanita-wanita warga asli Eropa.
 
Begitupula setan selalu membujuk kita meniru iklan-iklan baju menerawang diTV. Iklan-iklan di TV selalu menampilkan wanita-wanita cantik dengan pakaian-pakaian yang jauh dari syariat agama. Setan telah bekerjasama dengan para designer menciptakan pakaian-pakaian yang menjauhkan wanita dari surga. Mereka bahkan berlomba-lomba menuruti apa kata setan. Setan berkata “potong lengan bajunya” maka terciptalah kaos you can see. Setan kemudian menyuruh designer memotong rok panjang menjadi rok mini, setan menyuruh designer memilih kain tertipis yang menerawang menjadi bahan pakaiannya, setan membisiki designer membuat pakaian dari bahan yang berwarna seperti kulit agar wanita terlihat seperti tidak memakai pakaian, dan para designer mengiyakannya. Setelah itu setan membisiki mereka memilih wanita-wanita cantik berkaki jenjang untuk memperagakannya, menyuruh mereka mengadakan fashion show agar para muslimah menghadiri dan menontonnya. Setan kemudian menyuruh mengundang media agar pakaiannya dilihat banyak wanita walaupun mereka sedang berada dirumah. Setelah itu setan berpindah tempat kehati wanita-wanita muslimah untuk membujuk mereka untuk segera membelinya.
 
Untunglah tidak semua designer mengikuti perintah setan, beberapa designer muda berusaha dengan kreatifitasnya menciptakan pakaian muslimah yang syar'i dan tidak melanggar perintah agama. Toko-tokopun sudah mulai menawarkan pakaian muslimah yang syar’i . Hal ini tentu tidak menggembirakan buat setan. Dia tentu tetap mencari siasat yang lebih cerdas untuk menghalangi wanita muslimah berpakaian dengan benar.

Tulisan ini diikutsertakan di Olanatics 1st Giveaway, olanatics.com, Steal the Look, MISLA. Semoga bermaanfat bagi pembaca, terutama bagi penulis sendiri.
 
Sumber inspirasi tulisan dari buku Awas Ditelanjangi Setan karya Adnan Ath-Tharsyah.
 
Nur Islah
Parepare, 07 Mei 2015

6 Mei 2015

Akhirnya Adek Memanggilku Mama

Kedekatanku dengan anak laki-lakiku terasa luar biasa, kami sangat dekat, lengket seperti perangko. Aku sangat suka mencium bau nafasnya, suka mencium mulutnya. Suka mengulum hidungnya yang imut minimalis xixixixi. Betapa sedihnya aku, ketika suatu hari, kata pertama yang dia ucapkan adalah "Papa". Betapa cemburunya aku pada suamiku, walaupun tak kurang-kurang bantuannya membantu mengasuh anak-anak, tapi ibarat kata, akulah lemnya, adek perangkonya. Bukan dia.
 
Kukira hanya kata pertama saja. Well, kata kedua pasti adek menyebut “ Mama”. Tapi akhirnya aku harus kecewa lagi, yang disebut lancar setelahnya adalah “Kakak”. Kuurut-urut dadaku, kustimulasi terus menerus “Mama…Mama…Mama” Adek mengulanginya “Papa..Papa..Papa” dengan mimik menggoda. Sepertinya Adek tahu kalau seharusnya Mama dipanggil Mama, entah kenapa dia tidak pernah mau memanggilku Mama. Waktu terus berjalan, adek bertambah pintar saja. Bisa lari, bisa main sembunyi-sembunyi dengan kakaknya. Adek sudah memiliki banyak kosa kata, bisa dengan lancar menyebut kata “jatuh” ketika melihat kakaknya jatuh atau barangnya jatuh, bahkan melihat tokoh kartun di TV jatuh, diapun berteriak “jatuh!”. Dia bisa menyebut “cucu” untuk susu, “cici” untuk kucing, “ Minta” jika minta sesuatu. Tapi sedihnya, dia tetap memanggilku “Papa”. Jika kucoba mengoreksi kata Papa menjadi Mama, dia marah. Dan kembali menyebut Papa dengan kesal. Akhirnya aku yang jadi terbiasa, sudahlah kalau memang itu yang membuatnya nyaman. Toh itu tidak mengurangi kedekatan kami. Kalau masih didalam rumah sih tidak apa-apa dipanggil Papa. Yang jadi masalah kalau tiba giliran harus berada diluar, seperti di posyandu misalnya. Anakku berteriak menangis memanggil-manggil Papa. Aduh malunya, kalau bidannya bilang, “Anak bapak juga ya Bu?”. Mungkin Bu bidannya mikir, inilah contoh salah satu ibu yang malas ngurus anak. Hanya Tuhan dan kami yang tahu kalau yang adek panggil adalah mamanya.
 
Sekitar 3 bulan yang lalu, disatu sore yang cerah, ciieee…..
Iya, aku ingat betul hari itu, ini pertama kalinya Adek memanggilku "Mama". Masya Allah, suaranya seperti bisikan malaikat (lebay). “ Mama”. Karena tidak percaya kuminta dia mengulangnya, dan dia mau, bahkan berulang-ulang. Menurutku itu suara termerdu yang pernah kudengar, kalah dah suara penyanyi-penyanyi cilik di TV. Aku memeluknya erat, tubuh imut, empuk, hangat. Wangi bibirnya kombinasi antara wangi susu dan harumnya surga, ditambah kata Mama berkali-kali….melayang rasanya, hati membuncah diliputi cinta (Lebay edisi kedua). Impas dah semua keletihan-keletihan berbulan-bulan sebelumnya. I love you my boy “Muhammad Rayyan Fawwaz”.

Tulisan ini ditulis tgl 14 Maret 2015 dan pernah diikutsertakan dicontest #MOMAZING yang diadakan Scott's Indonesia yang pengumumannya tanggal 5 Mei 2015 kemarin, dan Alhamdulillah tidak menang.

Nur Islah

2 Mei 2015

Menjadi Genius dengan Menulis

Mark Levy adalah seorang wiraniaga yang telah menjual buku senilai seperempat miliar dollar selama kariernya dan telah dinominasikan tiga kali untuk penghargaan Publisher WeeklySales Rep of the Year” yang bergengsi. Dia juga seorang penulis yang telah menulis untuk berbagai surat kabar terkemuka, seperti The New York Times dan berbagai majalah industry penerbitan. Salah satu kunci keberhasilannya dalam karirnya sebagai wiraniaga diakuinya berkat kemampuan menulisnya.
Berikut 6 rahasia Mark Levy dalam menulis dan menciptakan ide:
1. Menulislah dengan santai
Seorang pelatih mental atlit kelas dunia bernama Kriegel sedang melatih sekelompok besar pelari sprint yang sedang bersaing mendapatkan sebuah tempat terakhir dalam sebuah uji coba olimpiade. Dalam suatu latihan lari, Kriegel menyadari bahwa timnya terlihat tegang dan kaku. Saat tim lain berusaha meningkatkan latihan dengan motto “Aku harus bisa”, Kriegel memiliki ide lain, dia menganjurkan timnya untuk santai dengan usaha mereka, dan berlari dengan intensitas 90 persen dari normalnya. Ternyata hasilnya luar biasa pada latihan berikutnya mereka berlari lebih cepat, bahkan salah seorang dari tim memecahkan catatan waktu rekor dunia secara tidak resmi.

Pendekatan Kriegel ini bisa diterapkan dalam menulis. Mulailah menulis dengan mengingatkan diri kita untuk mengunakan kemampuan hanya 90 persen saja. Ingatkan diri kita bahwa kita hanya mencoba untuk menuliskan kata-kata dan berbagai ide yang muncul dikepala. Kita tidak sedang mencoba membuat prosa yang abadi atau menulis ide yang mencengangkan seluruh dunia.
2. Menulis dengan cepat dan terus menerus
Ada perbedaan mendasar antara menulis cepat dengan menulis lambat. Dengan menulis cepat, pikiran akan beroperasi pada kecepatan melebihi kecepatan normal, dibandingkan dengan menulis lambat dan ogah-ogahan. Hal inilah yang mungkin menyebabkan beberapa orang menyukai menulis dengan dikejar tenggat waktu. Selain cepat juga lakukan terus menerus, abaikan mengedit kata yang tidak pas atau salah eja. Lanjutkanlah menulis karena pada saat itu bagian pikiran yang tadinya condong ke-editan akan beralih fungsi membantu memproduksi berbagai ide dan meluncurkan kata demi kata.
3. Bekerja dengan tenggat waktu
Ada dua keuntungan menulis dengan tenggat waktu;
Tenggat waktu akan memberikan semangat pada usaha penulisan
Seperti perumpaan ini; orang akan lebih bersemangat berlari dengan kecepatan tinggi pada pelombaan sprint dengan jarak pendek 40 meter dibandingkan berlari jarak jauh 40 km. Begitulah tenggat waktu juga mempengaruhi semangat kita dalam menulis.

Tenggat waktu kadangkala memunculkan ide-ide yang genius

Biasakanlah menulis dengan tenggat waktu, salah satu caranya adalah dengan menggunakan jam weker, putarlah jam weker untuk berdering seberapa lama yang diinginkan, dan berkomitmenlah untuk terus menulis sepanjang waktu itu sampai jam weker berbunyi. Percayalah Anda mungkin tak akan percaya dengan seberapa banyak ide yang muncul dikertas Anda.
4. Tulislah sesuai dengan yang Anda pikirkan
Ketika menulis, jauhkanlah bagian otak untuk memikirkan pendapat khalayak umum akan tulisan kita nanti. Jauhkan pikiran dari ketakutan-ketakutan tulisan akan dianggap tabu atau menyalahi norma. Tulislah tulisan pribadi yang seakan-akan hanya akan dibaca oleh diri sendiri. Mark Levy pribadi mempunyai 3 teknik ketika mempraktekkan poin penulisan ini:

Menggunakan Bahasa dapur.
Bahasa dapur menurut Mark Levy adalah bahasa yang biasa digunakan di rumah. Dalam menulis, Mark Levy bebas menggunakan kata “hmmm” misalnya, ketika dia memang sedang berpikir apa selanjutnya.  Dengan menulis dengan bahasa dapur, konsentrasi untuk tetap menulis dengan santai dan jujur tentang subjek yang sedang ditulis tetap terjaga.

Tidak mengomentari berbagai hal yang tidak perlu dijelaskan kembali

Karena menganggap bahwa tulisan yang dibuat hanya untuk diri sendiri, bukan diperuntukkan untuk dibaca orang lain, maka kita tidak perlu berusaha memberikan penjelasan yang sudah kita ketahui, misalnya penjelasan sebuah pernyataan yang sudah diketahui oleh penulis sendiri, contoh berusaha memberikan penjelasan tambahan kepada pembaca seperti (red, yang pernah saya jelaskan disini, dll).

Menulis melompat-lompat
Ketika menulis tulisan pribadi kita tidak perlu mengikuti kaidah penulisan agar argumen kita diterima oleh orang lain. Logika tidak perlu kaku, silahkan menulis melompat-lompat sesuai yang ada di pikiran Anda.
5. Ikuti pemikiran Anda
Cobalah menulis tentang suatu permasalahan. Kemudian tulislah apa yang mengganggu dari permasalahan tersebut, selanjutnya tulislah pemikiran-pemikiran Anda dan hubungkan dengan alasan-alasan logis yang juga muncul dari pemikiran-pemikiiran anda
6. Arahkan kembali perhatian Anda dengan pengubah fokus
Ketika kelima cara di atas sudah dilakukan untuk menulis, tapi masih tetap mengalami kebuntuan dan kehabisan ide untuk ditulis, lakukanlah cara ini : Arahkan kembali perhatian Anda dengan pengubah fokus. Apakah itu Pengubah Fokus itu? Pengubah fokus adalah kalimat-kalimat pertanyaan yang kita tujukan kepada diri sendiri untuk mendapatkan lanjutan ide untuk ditulis.

Beberapa kalimat pertanyaan ampuh yang bisa dipakai ketika kehabisan ide menulis:
  • Apa yang baru saya pikirkan tadi?
  • Bagaimana saya bisa mengungkapkannya dengan cara yang lain
  • Bagaimana saya bisa membuat hal ini menarik?
  • Bagaimana saya bisa membuat nilai tambah ?
  • Apa lagi yang bisa saya katakana tentang subyek ini?
  • Mengapa saya berhenti dititik ini ?
  • Bagaimana saya bisa keluar dari titik ini?
  • Apa yang saya lewatkan sekarang?
  • Apa yang salah di sini?
  • Mengapa?
  • Bagaimana saya membuktikannya?
  • Bagaimana saya menyannggahnya ?
  • Apa yang saya pikirkan tentang hal itu ?
  • Pemikiran seperti apa yang menyebabkan saya meraih kesimpulan itu?
  • Apabila saya terus berpikir seperti itu, apa yang akan terjadi?
  • Permasalahan lain apakah yang pernah saya alami sebelumnya?
  • Apakah ada penyelesaian yang bisa saya pinjam dari berbagai permasalahan di masa lalu yang bisa diterapkan pada permasalahan yang saya hadapi sekarang?
  • Apakah hal ini mengingatkan saya pada suatu hal?
  • Bagaimana skenario terbaiknya?
  • Bagaimana skenario terburuknya ?
  • Bagaimana saya bisa keluar dari jalur ini?
  • Bagaimana seorang penilai yang netral akan menilai hal ini?
Daftar pertanyaan di atas bisa ditambah dengan pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri yang relevan dengan tulisan yang sedang dibuat.
Tips menulis dari Mark Levy ini cocok untuk penulis yang permasalahan utamanya adalah kehabisan ide saat menulis. Pemikiran yang melompat-lompat dan harus ditulis cepat serta tidak terlalu mengindahkan kaidah penulisan yang baku, akan memberikan tulisan akhir yang sarat dengan ide tapi perlu usaha yang lebih besar untuk mengeditnya.

Semoga Bermanfaat
Nur Islah