Pages

12 Nov 2015

Kiat Sukses Ala Joe Girard (Bagian 2)

Kiat Sukses Ala Joe Girard
 
Artikel ini adalah sambungan dari tulisan saya sebelumnya. Cukup lama rentang waktu sambungannya baru bisa saya tulis (baca Kiat Sukses Ala Joe Girard (Bagian 1)) . Yang terjadi adalah saya tidak tahu mau menuliskan apa. Bolak-balik saya baca poin-poin penting buku si Joe Girard ini, tidak ketemu juga ide mau menuliskannya bagaimana. Jadi pelajaran berharga bagi saya…jangan pernah mencoba membuat artikel bersambung tanpa perencanaan. Berutang postingan rasanya juga tidak enak, saban hari cuma memikirkan utang itu. Tapi setelah menimbang-nimbang, kenapa juga saya harus memikirkan banyak hal, anggap saja saya menuliskan tips ini kepada diri sendiri, supaya menjadi penyemangat. Kalau ternyata kemudian ada juga orang lain yang merasa bermanfaat, Alhamdulillah.
 
***
 
Berani mengambil resiko
 
Menyeberang di tengah lalu lintas padat Jakarta dengan mata tertutup, adalah berani mengambil resiko.
Menyeberang lewat jembatan penyeberangan di tempat yang sama, adalah berani mengambil resiko.
 
Sama-sama resiko, tapi yang pertama adalah resiko yang bodoh, yang kedua adalah resiko yang diperhitungkan. Kira-kira begitulah yang ingin disampaikan Joe Girard dalam bukunya Mastering your way to the top, beranilah mengambil resiko tapi pastikan resiko yang diambil adalah resiko yang diperhitungkan.
 
Seseorang keluar dari pekerjaan yang bergaji tinggi ke pekerjaan yang bergaji rendah tapi berprospek cerah adalah mengambil resiko yang diperhitungkan. Walaupun bisa jadi kemudian hari ada penyesalan, tapi faktanya adalah dia tidak akan pernah tahu dia berhasil atau tidak jika tidak mengambil resiko.
 
Memutuskan menikah juga termasuk mengambil resiko yang diperhitungkan. Kita tidak pernah tahu akan bahagia atau tidak kalau tidak menjalaninya (*yang bujang, CATAT!)
 
Meningkatkan percaya diri
 
Joe Girard pernah bangkrut ketika gagal berbisnis pembangunan rumah. Dia lalu bangkit dan memutuskan menjadi penjual mobil, ketika itu dia berumur 35 tahun. Tiga tahun kemudian, berarti di usia yang ke 38 dia berhasil menjadi penjual terbesar dunia. Rahasianya apa? Dia selalu melakukan 10 hal ini untuk menjaga kepercayaan dirinya:
 
1. Keinginan untuk menjadi yang terbaik pada apa pun yang ingin Anda lakukan
2. Gunakan energy dan ambisi Anda untuk bekerja dengan cerdik
3. Katakan “Saya bisa, saya bisa, saya bisa” Tidak seorang pun akan sampai di suatu tempat dengan hanya jalan di tempat dan mengatakan “saya tidak bisa”
4. Impikan impian yang tidak mungkin, lalu bangunlah dan wujudkan impian itu
5. Jadilah tuan bagi nasib Anda sendiri dan kapten Jiwa Anda sendiri
6. Percayalah pada orang lain sehingga mereka pun akan percaya kepada Anda
7. Berhubunganlah dengan orang-orang yang penuh rasa percaya diri; hindari orang-orang yang suka menggerutu dan mengeluh
8. Anda harus tahu bahwa boleh-boleh saja membuat kesalahan tetapi belajarlah dari kesalahan-kesalahan itu.
9. Pahamilah bahwa gagal bukan hal yang memalukan. Mulailah lagi untuk berusaha.
10. Jadikan keyakinan pada diri sendiri sebagai proritas utama.
 
Ah Joe, andai saja mempraktekkan semudah menuliskannya, semua orang pasti bisa jadi nomer satu.
 
Parepare, 12 11 2015
Nur Islah

6 komentar:

  1. untuk menjadi catatan *khususnya untk diri sendiri*
    kiat sukses: berani mengambil resiko (yang sudah diperhitungkan) & selalu meningkatkan rasa percaya diri..

    TFS mbak :)

    BalasHapus
  2. langsung catet ah, makasih ya mak ats share ilmunya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mak, Alhamdulillah kl bisa bermanfaat

      Hapus
  3. Hm ... untungnya saya berani mengambil risiko untuk menyeriusi dunia blog dan tulis-menulis. Risikonya hanya kelelahan dan kelabakan mengatur waktu ...

    Eh tentang "berutang postingan", kita sama lho ... saya juga suka kepikiran kalo berencana membuat tulisan bersambung .. setiap hari dihantui terus hahaha.

    BalasHapus
  4. sama kak, belajar menulis lewat blog : resikonya mengurangi waktu tidur

    BalasHapus

Ada palekko ada kanse
Disantap dengan sambal cobek tumis
Leave any comment please
Yang penting tidak bikin penulis meringis