15 Mei 2015

Tentang Masalah Kulit Saat Hamil

Orang bilang salah satu cara menebak jenis kelamin kandungan dengan melihat pancaran wajah ibunya, kalau ibunya terlihat jelek dari biasanya maka dia kemungkinan besar mengandung anak perempuan, sedangkan ibu-ibu yang mengandung anak laki-laki akan terlihat lebih cantik dari biasanya.
 
Mungkin ini kebetulan saja, waktu mengandung Naylah, diriku terlihat jelek-sejelek-jeleknya. Sedangkan waktu mengandung Adek Rayyan, saya setingkat lebih cantik :p
 
Waktu menikah dipertengahan Juni 2009, saya lagi datang bulan hari ke-3. Kata orang-orang, menikah saat haid biasanya cepat hamil. Dan memang benar, saya tidak merasakan namanya haid selama 9 bulan kedepan. Dan dimulailah cerita kehamilanku ini dengan perubahan dari cantik sedang (ingat semua wanita cantik! cuma kadarnya saja yang berbeda; ada yang cantik luar biasa, cantik optimal, cantik sedang, dan agak kurang cantik) menjadi agak kurang cantik.
 
Pertama, muncul jerawat. Ini bukan jerawat biasa, tapi jerawat yang besar-besar dan sangat bandel. Berhubung sedang hamil, saya tidak boleh menggunakan macam-macam obat untuk mengobatinya. Sakit kepala, flu, atau demam saja, saya tidak pernah minum obat, apalagi hanya karena jerawat. Sudahlah pikirku, mungkin karena hormon, biarlah jerawat ini muncul, nanti akan pergi juga kalau bosan. Ternyata para jerawat ini tidak bosan selama 9 bulan kedepan, mereka malah memanggil teman-temannya yang lain.hiks. Selain berjerawat, wajah juga berminyak.

Sebenarnya hormon tidak bisa disalahkan menjadi satu-satunya pemicu sumber jerawat dan minyaknya muncul, salah satu faktor pemicu juga karena waktu hamil itu bawaannya malas. Malas memasak karena tidak bisa cium minyak goreng selama ngidam, dan malas bersih-bersih, termasuk malas bersihkan muka. Makanya bersatupadulah hormon dan kemalasan memunculkan jerawat beranak pinak.
 
Kedua, beberapa bagian tubuh jadi menghitam. Awalnya saya cuma perhatikan bagian ketiak saja, kupikir ini terjadi gara-gara pemakaian deodoran, jadi pemakaian deodoran kuhentikan. Untungnya kehamilan tidak terlalu berpengaruh dibau badan, jadi pede-pede saja tidak pakai deodoran. Ternyata semakin hari, ketiak semakin menghitam dan melebar kearea sekitarnya sampai kepayudara. Bukan diketiak saja, area-area lain seperti bawah lutut, selangkangan, dan leher juga menghitam.
 
Ketiga, gendut!!
Lengkaplah sudah upik abunya. Wanita hamil memang pasti gendut ya. Tidak apa-apa sih, saya termasuk bersyukur karena berat badan saya cuma naik 10 kg sampai melahirkan dari berat badan normal, jadi gendutnya tidak terlalu masalah buatku. Yang jadi masalah hidung yang memang type minimalis ini ikutan jadi gendut. Pernah lihat hidung badut? nah persis itu, cuma tidak berwarna merah saja.
 
Jadi bisa dibayangkan betapa jeleknya diriku. Berjerawat, berminyak, menghitam, dan gendut. Komplit sudah. Untungnya dapat suami yang ternyata memang cinta (tulis ini baru semakin sadar). Ini masih suasana bulan madu, tapi istrinya sudah berubah 180 derajat penampakannya dibandingkan ketika dilamar. Dan dia masih cinta. Pap Nay rajin mengurusku. Waktu masih ngidam, ngidamnya luar biasa, saya hampir tidak bisa makan sama sekali, sampai Pap Nay kadang-kadang harus menyuap saya supaya mau makan. Setiap saat saya ditanya mau makan apa. Kata Pap Nay akan dia cari kemanapun, sejauh apapun akan diusahakan, yang penting istrinya mau makan. Setelah bulan keempat, ngidamnya berlalu, saya tidak perlu ditanya mau makan apa, saya menjadi pemakan segala, kalap karena sudah mengalami kelaparan 3 bulan sebelumnya.
 
Pap Nay juga sering baca Al-Quran didepan perutku, saya disuruh tidur tiduran, Pap Nay menghabiskan Surah Al Kahfi yang panjang itu. Sampai saya kadang terlelap dan tidak ingat kapan dia selesai ngaji. Ketika mendekati hari H melahirkan, bacaan Al Qurannya lebih sering diperdengarkan lagi.
 
Kembali kepembahasan masalah kulit tadi, setelah mencari tahu, ternyata penyebab beberapa bagian kulit menghitam itu disebabkan oleh hormon yang bernama MSH (Melanocyte Stimulate Hormone). Hormon ini merangsang terjadinya pigmentasi pada kulit. Sedangkan penyebab munculnya jerawat itu disebabkan 2 hal, yaitu hormon androgen dan perubahan hidrasi (kandungan cairan di dalam tubuh). Menurut dr. Vinia Ardiani Permata, Sp.KK, dokter spesialis kulit dan kelamin Brawijaya Women and Children Hospital Jakarta, masalah jerawat dalam kehamilan memang dapat saja disebabkan pengaruh Peningkatan hormon androgen, yaitu progesteron selama kehamilan menyebabkan kelenjar sebasea di kulit menjadi lebih besar sehingga produksi kelenjar tersebut (materi berminyak=sebum) meningkat. Sebum yang berlebihan ini bercampur dengan sel kulit mati yang terkelupas di saluran folikel rambut dan menyebabkan sumbatan dipori kulit. Lingkungan seperti ini menyebabkan bakteri penyebab jerawat bermultiplikasi (berkembangbiak) dengan cepat. Semua ini selanjutnya mengakibatkan terjadinya peradangan di kulit sehingga timbul jerawat. Selain itu, kandungan air di kulit dapat membantu keluarnya sebum melalui pori kulit. Selama kehamilan, hidrasi tubuh berkurang. Hal ini menyebabkan sebum semakin kental dan semakin sulit dikeluarkan melalui pori kulit. Jerawat selama kehamilan dapat ringan, sedang maupun berat, dan dapat terjadi kapanpun selama masa kehamilan. Selain di wajah, jerawat juga timbul di badan. (sumber)
 
Tepat tgl 30 Maret 2010, setelah merasakan proses melahirkan yang lama dan sulit. Lahirlah Naylah Mahmudah kedunia ini.
 
Mungkin setiap ibu didunia ini subyektif ya, menganggap anak paling lucu, paling manis, paling cute, paling cantik. Anggaplah saya memang subyektif. Karena ngefans sama anak sendiri, koleksi foto-foto Naylah luar biasa banyak. Berikut beberapa foto-foto Naylah yang terpilih dari ratusan foto yang ada dilaptop , dia manis kan? Gak papa deh emaknya waktu hamil jadi upik abu, yang penting anaknya terlahir princess :p
 

 
 
Bisa dibilang mengandung dan melahirkan anak pertama saya kurang persiapan; ngidam berat, berjerawat, dan saya mengalami baby blues syndrome. Mungkin karena sebelum menikah tidak pernah terpikirkan untuk mencari tahu, saya dan calon suami hanya disibukkan dengan kesibukan mempersiapkan pernikahan. Setelah menikah langsung dipercayai Allah dengan kehamilan yang cepat.
 
Tapi hal-hal yang saya ceritakan diatas tidak terjadi dikehamilan yang kedua. Saya betul-betul mempersiapkan segalanya; saya tidak ngidam, kulit relatif lebih bersih, saya belajar tehnik pernafasan melahirkan, dan mempersiapkan diri untuk memberikan ASI exclusive. Segala keperluan bayi sudah saya siapkan lebih awal sebelum melahirkan. Mulai dari baju-baju, alat pompa asi beserta botol-botol penampungnya juga sudah saya siapkan.
 
Alhamdulillah pada pertengahan Juni 2013, lahirlah Muhammad Rayyan Fawwaz. Ini foto adek Ayyan waktu bayi.


 
 
Demikianlah pengalaman saya saat hamil anak pertama dan kedua. Semoga bermanfaat.
 
Nur Islah

 
Tulisan ini diikutsertakan di Pregnancy Story Writing Competition yang diadakan oleh NUK Baby Indonesia.

6 komentar:

  1. waahh senangnya jadi ibu... walopun banyak ujian di kulit yg penting baby sehat ya, mbak.. semoag saya cepet nyusul puny baby :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. amin, oh iya pengantin baru ya, selamat menempuh hidup baru ya mba, semoga cpt dapat momongan

      Hapus
  2. thanks for the sharing mak ;)

    BalasHapus
  3. Subhanallah, luar biasa pengalamanT silo', pengalaman yg tak mungkin ku-alami...

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih sudah mampir silo

      Hapus

Ada palekko ada kanse
Disantap dengan sambal cobek tumis
Leave any comment please
Yang penting tidak bikin penulis meringis