Pages

6 Mei 2015

Akhirnya Adek Memanggilku Mama

Kedekatanku dengan anak laki-lakiku terasa luar biasa, kami sangat dekat, lengket seperti perangko. Aku sangat suka mencium bau nafasnya, suka mencium mulutnya. Suka mengulum hidungnya yang imut minimalis xixixixi. Betapa sedihnya aku, ketika suatu hari, kata pertama yang dia ucapkan adalah "Papa". Betapa cemburunya aku pada suamiku, walaupun tak kurang-kurang bantuannya membantu mengasuh anak-anak, tapi ibarat kata, akulah lemnya, adek perangkonya. Bukan dia.
 
Kukira hanya kata pertama saja. Well, kata kedua pasti adek menyebut “ Mama”. Tapi akhirnya aku harus kecewa lagi, yang disebut lancar setelahnya adalah “Kakak”. Kuurut-urut dadaku, kustimulasi terus menerus “Mama…Mama…Mama” Adek mengulanginya “Papa..Papa..Papa” dengan mimik menggoda. Sepertinya Adek tahu kalau seharusnya Mama dipanggil Mama, entah kenapa dia tidak pernah mau memanggilku Mama. Waktu terus berjalan, adek bertambah pintar saja. Bisa lari, bisa main sembunyi-sembunyi dengan kakaknya. Adek sudah memiliki banyak kosa kata, bisa dengan lancar menyebut kata “jatuh” ketika melihat kakaknya jatuh atau barangnya jatuh, bahkan melihat tokoh kartun di TV jatuh, diapun berteriak “jatuh!”. Dia bisa menyebut “cucu” untuk susu, “cici” untuk kucing, “ Minta” jika minta sesuatu. Tapi sedihnya, dia tetap memanggilku “Papa”. Jika kucoba mengoreksi kata Papa menjadi Mama, dia marah. Dan kembali menyebut Papa dengan kesal. Akhirnya aku yang jadi terbiasa, sudahlah kalau memang itu yang membuatnya nyaman. Toh itu tidak mengurangi kedekatan kami. Kalau masih didalam rumah sih tidak apa-apa dipanggil Papa. Yang jadi masalah kalau tiba giliran harus berada diluar, seperti di posyandu misalnya. Anakku berteriak menangis memanggil-manggil Papa. Aduh malunya, kalau bidannya bilang, “Anak bapak juga ya Bu?”. Mungkin Bu bidannya mikir, inilah contoh salah satu ibu yang malas ngurus anak. Hanya Tuhan dan kami yang tahu kalau yang adek panggil adalah mamanya.
 
Sekitar 3 bulan yang lalu, disatu sore yang cerah, ciieee…..
Iya, aku ingat betul hari itu, ini pertama kalinya Adek memanggilku "Mama". Masya Allah, suaranya seperti bisikan malaikat (lebay). “ Mama”. Karena tidak percaya kuminta dia mengulangnya, dan dia mau, bahkan berulang-ulang. Menurutku itu suara termerdu yang pernah kudengar, kalah dah suara penyanyi-penyanyi cilik di TV. Aku memeluknya erat, tubuh imut, empuk, hangat. Wangi bibirnya kombinasi antara wangi susu dan harumnya surga, ditambah kata Mama berkali-kali….melayang rasanya, hati membuncah diliputi cinta (Lebay edisi kedua). Impas dah semua keletihan-keletihan berbulan-bulan sebelumnya. I love you my boy “Muhammad Rayyan Fawwaz”.

Tulisan ini ditulis tgl 14 Maret 2015 dan pernah diikutsertakan dicontest #MOMAZING yang diadakan Scott's Indonesia yang pengumumannya tanggal 5 Mei 2015 kemarin, dan Alhamdulillah tidak menang.

Nur Islah

2 komentar:

  1. Daku jg ikut kontes momazing..n alhamdulillah...menaaaanngggg...dlm mimpiiiiii...wkwkwkwk..
    Bener2 rasanya amazing memang y mak saat si kecil bs mengucapkn bbrpa kata, slh satunya mama...:)

    BalasHapus
  2. hahaha sama ya kita

    BalasHapus

Ada palekko ada kanse
Disantap dengan sambal cobek tumis
Leave any comment please
Yang penting tidak bikin penulis meringis