Pages

20 Des 2012

Pagi Lelah


Pagi gerah
Pagi panas
Pagi lelah
Pagi letih
Pagi hampa

Lelah melihatmu masih tengkurap nyantai setiap pagi
padahal matahari sudah hampir diatas ubun
lelah
letih
capek merasa jengkel dipagi hari
membangunkan yang tak mau bangun
mengerutkan jidat yang memang sudah berkerut

lelah betul pagi ini
pagi kemarin
pagi esok
pagi lusa
pagi bulan depan
pagi tahun depan
selama kau masih tengkurap setiap pagi
disaat ayam kampung sudah menjelajah mematuk ulat
kambing sudah memporakda kebun kankungku disamping rumah
kau masih terlelap lena dikasur apek penuh bekas leler

aku lelah melihatmu anak muda!


18 Des 2012

Jangan Lupa Bersyukur

Hmmm alangkah seringnya kami lupa bersyukur.
Seorang laki-laki, memakai kemeja kotak- hijau, masuk diruangan kantor, duduk depan meja temanku. Dia baru diterima kerja jadi sopir. Dia terlihat sangat ingin bekerja, wajahnya penuh pengharapan, seperti masa depannya pasti lebih cerah sejak hari ini. Entah dia kerja apa sebelumnya, mungkin serabutan, mungkin sopir angkot, atau mungkin pula pengangguran. Tapi dia kelihatan sangat bersemangat, membuatku ikut tersenyum melihat harapan yang membuncah dan terlihat jelas diwajahnya yang penuh senyum.

Rutinitas aku kekantor, 6 hari selama selama 6 tahun lebih. Pekerjaan menoton yang itu-itu juga setiap hari, seringkali membuatku eneg dan tidak berselera. Jika saat-saat itu datang, rasanya ingin berhenti kerja dan membiarkan diriku menikmati hidup. Tapi otak cepat tersentil, bagaimana menikmati hidup jika setiap tanggal 25 rekening tetap kosong melompong. Kukuburlah dalam-dalam keinginan berhenti kerja.

Kuhibur diri dengan menyenangkan diri setiap weekend, menonton film, membaca novel, bermain bersama naylah, membuat masakan favorit, dll. Cukuplah menghilangkan jenuh.

Melihat bapak berkemeja kotak-kotak ini, yang berusaha berpenampilan rapi dihari pertamanya, yang duduk malu-malu dengan wajah ceria penuh harapan, yang mungkin 6 tahun kedepan mengerjakan itu-itu saja, menjadi sopir diluar kota, meinggalkan anak istri, aku merasa lebih beruntung… sangat lebih beruntung.

Ahhh.. biasalah manusia, yang selalu lupa bersyukur

19 Feb 2012

Cara Mudah Jika Lupa Password Blackberry

Berikut cara mudah jika lupa password blackberry, atau menemukan blackberry tak bertuan J
Masukkan password yang salah sebanyak 10 kali. Blacberry akan tereset dengan sendirinya ke factory setting. Masukkan password dengan kata kunci “ blackberry”. Sekarang blackberry sudah bisa dipakai. Tapi cara ini akan menghilangkan semua data di kartu sim. Selamat mencoba.

4 Feb 2012

Buah Asam Penurun Panas

Bulan ramadhan kemarin, kami sempat berpuasa dan taraweh dirumah sakit, Naylah harus dirawat dirumah sakit karena diare yang disertai panas demam yang tinggi. Sepanjang hari dan malam saya menjaga suhu badannya tidak tinggi karena sempat step sebanyak 3 kali, padahal suhu hanya berkisar 38-38,5. Diolesi alkohol berkali-kali panas tidak turun-turun juga. Untungnya ada temannya suami yang menyarankan supaya seluruh tubuhnya diolesi dengan asam jawa. Setelah dibaluri dengan asam jawa, Alhamdulillah suhu badan sedikit-demi sedikit kembali normal.

Kemarin, Fitri, remaja putus sekolah yang biasanya menjaga Naylah berhenti kerja karena mau melanjutkan sekolah. Karena belum mendapatkan penjaga pengganti terpaksa Naylah dititipkan di Tempat penitipan anak, mungkin karena cuaca buruk saat itu, pulang-pulang Naylah demam, panasnya naik turun mencapai suhu 38.2, alhamdulillah 3 kali tubuhnya saya olesi dengan asam jawa dan minum parasetamol, suhu tubuh kembali normal.

Caranya, ambil segenggam asam jawa, campur dengan sedikit air, remas-remas sampai asam jawa hancur, kemudian balurkan ke seluruh tubuh anak, ulang sampai 2-3 kali sampai suhu badan turun, Insya Allah suhu badan akan kembali normal, terus jangan lupa berdoa kepada Allah ya, karena Allah Swt lah yang menyembuhkan, selainnya adalah perantara saja.

25 Jan 2012

Ramah itu Mutlak

Tadi malam saya ke Pasar Senggol, semacam pasar malam yang buka dari jam 17.00 sampai 22.00. Kami selalu ke pasar ini untuk membeli keperluan dapur, kami sibuk kerja dipagi hari, jadi bisanya cuma ke pasar dimalam hari.

Ada seorang ibu penjual aneka sayur-mayur, selain menjual sayur mayur, ibu ini juga menjual pisang.  Badannya gemuk, wajahnya judes, suaranya apalagi. Selama saya pilih-pilih pisangnya (pisangnya banyak yang sudah bonyok) dia ngomel-ngomel terus, menyindir- nyindir pelanggan yang memilihnya kelamaan. Dan bertanya kepada saya mau beli yang mana dengan nada suara yang keras. Dapat kurasakan mukaku memerah menahan rasa tersinggung. Kok ada ya penjual yang memperlakukan pelanggannya tidak ramah begini. Kutahan marahku. Kuputuskan segera membeli pisang yang hampir bonyok itu dengan perasaan marah.

Dihari lain, saya juga pergi ke pasar yang sama dengan suami. Ada penjual sayur mayur yang jualannya bisa dibilang komplit. Kebetulan kami punya kesepakatan tidak tertulis, saya memilih sayur-mayurnya, sedangkan suami memilih ikannya (trauma pernah milih ikan busuk J). Kuperhatikan ibu penjual sayur ini selalu ditemani oleh anak- anaknya berjualan. Kalau bukan anak perempuannya, pasti ditemani anak laki-lakinya yang tambun, umurnya kurang lebih seumuran anak SMU. Setiap kali mereka berbicara, entah itu anak kepada ibunya, atau ibu kepada anaknya, perkataan mereka sangat lembut. “ Mama, kembaliannya 1000 ya” , tidak pakai acara lempar uang karena sibuk, uangnya diletakkan saja ditempat yang dijangkau mamanya. “ Ambilkan bawang Bombay nak”  tidak ada wajah jengkel karena repot mengurusi pembeli yang ramai. Saya betah mengamati ibu anak ini menjual sambil menunggu suami selesai memilih ikan.

Dilain hari dan tempat, saya masuk toko pakaian anak. Niat sudah beli baju buat Naylah sudah bulat, habis gajian dan uangnya baru saja ditarik dari atm. Saya milih-milih baju sambil bertanya ke ibu penjaga toko yang sepertinya pemilik toko tersebut, dia menjawab kurang ramah dan jawabannya pendek-pendek, tanpa pikir panjang saya melangkah ke toko lain. Selama berbulan-bulan kemudian setiap kali menoleh ke toko itu, saya melihat toko pakaian anak itu selalu sepi pengunjung padahal lokasi dipusat kota dan sangat strategis.

Saya punya toko langganan pakaian anak. Dulu, pada awal-awal buka toko, sebelum toko itu seramai sekarang, pengunjungnya juga sepi. Karena waktu itu masih bujang, saya kesana hanya setiap kali mau membeli gift untuk customer kantor. Nanti setelah Naylah lahir, saya selalu membeli baju disana, bahkan ranjang bayipun kubeli disana. Suami-istri pemilik toko ramah, percakapan kami panjang-panjang, bukan hanya seputar tanya harga dan dia jawab harganya. Bahkan baju boleh dibawa pulang untuk dicoba Naylah, dan boleh ditukar kalau tidak cocok. Sekarang, boleh dibilang itulah toko penjual perlengakapan anak paling ramai di kotaku.

Saya juga punya penjahit langganan, kerjanya rapi, dan pakaian yang dia jahit nyaman dipakai, ongkos jahit juga murah. Kekurangannya hanya satu, mungkin karena sudah tua dan banyak orderan, jahitan lama sekali baru bisa diambil, kecuali wanti-wanti akan dipakai segera baru dia dahulukan menjahitnya. Tapi bagaimanapun, saya tidak pernah berpindah hati ke penjahit lain. Suami-istri itu kebetulan asalnya dari daerah yang sama denganku. Kami akrab sekali. Rasanya seperti keluarga sendiri.

Dari pengalaman-pengalaman itu, saya jadi tahu keramahtamahan mutlak diperlukan jika kita membuka usaha, usaha apapun itu, mau jual nasi goreng dipinggir jalan, jualan baju, jualan kopi, penjahit, salon ataupun menjual dimall besar. Pembeli akan loyal jika penjualnya ramah, apalagi jika didukung oleh produk yang bermutu. Insya Allah apapun usahaku kelak akan kulayani pembeliku dengan ramah.