27 Sep 2011

Mimpi Bertemu Ibu

"Tatamu sekarat, cepat kesini!" begitulah  telpon tengah malam yang kuterima dari tanteku. Aku menangis tersedu "Please tante, tunggu sampai aku datang, jangan sampai dia meninggal tanpaku", detik itu aku lupa, Tuhanlah yang menetukan kematian.

Aku berlari setengah terbang, langkah kakiku terasa tidak berpijak ditanah. Aku berlari, beradu dengan waktu, jangan sampai aku melewatkan moment perpisahan dengan ibuku. Tidak lagi. Aku tidak mau berpisah  tanpa kata perpisahan darinya.

Aku menaiki anak tangga, walaupun tadi aku berlari setengah terbang, sekarang aku naik tangga dengan perlahan, takut menerima kenyataan ibuku sudah pergi. Aku dianak tangga terakhir kini, rumah panggung ini sekarang terasa lapang, padahal dulu sangat kecil dan sempit karena dihuni kedua orang tuaku dan kelima anaknya. semua perabot sepertinya sudah disingkirkan bahkan dinding pembatas antar ruanganpun hilang. Susana lapang dan muram. Aku melihat ibuku berbaring, menatapku dengan tatapan sendu merobek hatiku. Oh thanks god! Engkau belum mengambil nyawanya. Aku ingin merengkuhnya, memeluknya, tetapi itu tidak terjadi, entah apa yang menghalangi. aku hanya berkuat, berusaha keras dalam hatiku, agar ibuku tidak mati. Aku menatapnya lama, menatapnya dengan perasaan sayang yang tak terukur. Ibu hanya memandangku, tak berkata apa-apa, tidak memberikan kalimat perpisahan buat pedoman hidupku. Aku ingin kalimat perpisahan darinya, aku ingin petuah darinya, aku ingin bersujud  meminta maaf dikakinya, dan aku ingin mendengarnya berkata "Nak, kumaafkan segala kesalahanmu". Tapi itu semua tidak terjadi.

Dari wajah ibuku, memang terlihat dia akan pergi. Aku berlari-lari panik, aku panik dan ingin mengugat Tuhan, aku harus mencegah kematian ibuku! Aku masih berlari panik setengah terbang tak tentu arah ketika adzan subuh membangunkanku dari mimpi panjang bertemu ibu. Aku hampir tidak bisa bangkit dari ranjang karena sedih tak terkira. 6 tahun yang lalu ibu meninggal dunia tanpa aku disisinya. Sekarang, bahkan dalam mimpipun, ibu tidak berucap kata pisah sedikitpun. Kemudian kuambil air wudhu, sholat subuh, dan berusaha membaca Al-Fatihah dengan benar, kukirimkan buat ibu. Keberdoa pada Tuhan, agar Dia mengasihi ibuku, menghamparkan pemandangan sorga dikuburannya, menjauhkan neraka dari pandangannya. I love you Tata!!

1 komentar:

  1. Barakallah. Semoga do'a anaknya diijabah Allah SWT

    BalasHapus

Ada palekko ada kanse
Disantap dengan sambal cobek tumis
Leave any comment please
Yang penting tidak bikin penulis meringis